12 Infeksi Kehamilan yang Bisa Membahayakan Janin
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 21 Jul 2022
1464
Perubahan hormon dan imun tubuh yang menurun saat hamil, memudahkan virus dan bakteri masuk ke tubuh Bunda dengan lebih mudah. Akibatnya, risiko Bunda mengalami infeksi kehamilan juga semakin tinggi. Sebelum terjadi, kenali berbagai infeksi kehamilan dan cara pencegahannya ya, Bun.
Perubahan fisik Bunda saat hamil sangat memengaruhi mudah atau tidaknya Bunda mengalami infeksi kehamilan. Walau Bunda memiliki kekebalan tubuh alami, saat hamil imun tubuh Bunda menjadi bekerja lebih keras karena harus melindungi Bunda dan Si Kecil. Tidak heran bila akhirnya, bakteri dan virus lebih mudah menyerang saat hamil.
Perubahan sistem tubuh saat hamil juga mempengaruhi ketahanan tubuh Bunda. Faktor hormon progesteron misalnya, membuat urine tertahan di kandung kemih menjadi lebih lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi kandung kemih pada Bunda.
Pada kehamilan, terjadinya infeksi dapat dikategorikan menjadi infeksi akibat kegiatan seksual dan infeksi akibat kegiatan non-seksual.
Vaginosis bakterialis (VB) atau Bacterial vaginosis (BV) adalah infeksi bakteri yang menyerang vagina. Vaginosis bakterialis saat hamil terjadi dipengaruhi oleh gejolak hormon kehamilan.
Jika tidak diobati, Vaginosis bakterialis dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.
Infeksi Streptococcus grup B adalah infeksi bakteri yang sering menyerang vagina wanita hamil atau anus. Streptococcus grup B sendiri sebenarnya merupakan jenis bakteri yang umum bermukim dalam tubuh.
Pada kasus serius, infeksi Streptococcus grup B pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran, meningitis, sepsis, pneumonia, hingga bayi lahir mati. Namun hal ini sangat jarang terjadi.
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Rubella bisa menyebabkan berbagai masalah pada bayi, terutama katarak, cacat lahir kelainan jantung, gangguan pendengaran, dan perkembangan tertunda.
Listeriosis merupakan salah satu jenis keracunan makanan yang sangat serius, terutama jika terjadi pada wanita hamil.
Infeksi ini sering terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi makanan setengah matang atau bahkan mentah, seperti telur, sushi, sashimi, steak, mayones, maupun susu yang tidak melalui proses pasteurisasi.
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Pada orang yang sehat dan tidak sedang hamil, infeksi parasit akibat memelihara kucing ini umumnya tidak membahayakan karena sistem kekebalan tubuh dapat mengendalikannya.
Namun, pada ibu hamil atau orang yang memiliki imunitas rendah hal ini bisa membahayakan. Toksoplasmosis dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, dan cacat lahir yang serius.
Ada dua jenis virus yang dapat menyebabkan herpes, yaitu virus herpes simpleks (HSV) 1 yang menyebabkan luka di sekitar mulut, dan virus herpes simpleks (HSV) 2 yang menyebabkan luka di alat kelamin.
Kedua infeksi ini bisa membahayakan kehamilan dan janin, terutama jika terjadi di trimester satu dan dua yang bisa menyebabkan keguguran.
Ada beberapa jenis virus hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Jika tidak segera ditangani dengan baik, hepatitis bisa mengakibatkan kerusakan hati atau bahkan menyebabkan kematian. Janin yang terinfeksi hepatitis dapat mengalami berat lahir rendah dan kelahiran prematur.
Klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom. Infeksi ini dapat menyebabkan persalinan prematur dan peradangan mata (konjungtivitis) pada bayi baru lahir.
Gonore atau disebut juga kencing nanah, dapat menyebabkan konjungtivitis pada bayi baru lahir dan kemungkinan kebutaan pada bayi.
Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Sifilis dapat ditularkan dari ibu ke janin melalui plasenta, dan jika tertular risikonya bayi akan lahir prematur bahkan mengalami kecacatan.
HIV dapat ditularkan kepada janin pada sekitar 25 persen dari kehamilan jika tidak diobati. Para ahli merekomendasikan perempuan yang terinfeksi HIV agar menjalani terapi obat antiretroviral selama kehamilan.
Zika adalah infeksi yang dibawa oleh nyamuk. Infeksi Zika bersifat ringan, namun tetap dapat menyebabkan keguguran dan cacat lahir pada janin.
Infeksi kehamilan dapat dihindari dengan melakukan hal-hal sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri. Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi kehamilan, yakni:
Infeksi sering terjadi pada ibu hamil. Sebelum terjadi, yang Bunda dapat lakukan untuk menghindari infeksi kehamilan adalah terus melakukan tindakan pencegahan seperti yang telah disebutkan di atas.
Bunda juga disarankan untuk terus menjaga asupan nutrisi agar tubuh Bunda dan janin tetap kuat. Bila Bunda terlanjur mengalami infeksi, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan dan terhindar dari risiko yang bisa membahayakan diri dan janin.
Sumber:
Mother and Baby. 2021. 5 Jenis Infeksi saat Hamil yang Mengancam Keselamatan Janin.
Orami. 2018. 2 Jenis Infeksi Kehamilan yang Bahayakan Janin dan Cara Mencegahnya.
Medical News Today. 2018. Common Infections during Pregnancy.
Healthline. 2016. Infections in Pregnancy.
Gwinnett Obgyn. The 4 Most Common Prenatal Infections.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010