main-logo

5 Jenis Penyakit Bawaan pada Bayi dan Cara Mencegahnya

header-image-19734

Diterbitkan 21 Nov 2022

share-icon

394


Penyakit bawaan atau yang dalam istilah medis disebut kelainan kongenital merupakan kelainan yang dimiliki sejak bayi lahir. Kondisi ini disebabkan karena adanya gangguan selama masa tumbuh kembang janin di dalam kandungan sehingga menyebabkan bayi lahir cacat. Kelainan ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi bayi secara fisik maupun mental.





Menurut data WHO, terdapat lebih dari 8 juta bayi di seluruh dunia yang lahir dengan kelainan bawaan setiap tahunnya. Dari data tersebut, diperkirakan ada 303.000 bayi baru lahir yang meninggal dalam waktu 4 minggu setelah dilahirkan karena kelainan bawaan.





Kelainan bawaan pada bayi umumnya dapat disebabkan oleh faktor genetik dan nongenetik. Pada faktor non-genetik, kondisi ini dapat dipengaruhi oleh infeksi saat hamil, pengaruh lingkungan, serta kekurangan gizi. Walaupun sebagian bayi dengan penyakit bawaan dapat bertahan hidup, namun penyakit bawaan dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang sehingga dapat berdampak pada masa depan Si Kecil kelak.





Jenis Penyakit Bawaan pada Bayi









Umumnya, kelainan bawaan pada bayi terlihat saat mereka lahir. Namun dalam beberapa kasus, kelainan ini terkadang baru muncul setelah beberapa lama bayi lahir. Kelainan bawaan pada bayi memiliki beberapa jenis dengan gejala yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, berikut ini 5 jenis penyakit bawaan yang sering ditemui pada bayi:





1.          Spina bifida





Spina bifida adalah jenis kelainan bawaan yang terjadi karena gangguan pembentukan tabung saraf selama bayi di dalam kandungan. Kondisi ini menyebabkan munculnya ruas atau celah pada tulang belakang sehingga dapat memengaruhi kerja saraf bayi.





Spina bifida tingkat ringan umumnya tidak menyebabkan komplikasi atau hanya menyebabkan cacat fisik ringan. Namun, spina bifida yang cukup berat dan tidak segera diatasi dapat menimbulkan risiko komplikasi lain seperti kelumpuhan, cacat tulang, gangguan pada usus, penumpukan cairan di otak (hidrosefalus), meningitis, serta keterlambatan belajar.





Beberapa faktor yang meningkatkan risiko bayi mengalami spina bifida yaitu kekurangan asam folat saat hamil, memiliki riwayat spina bifida, menderita diabetes atau obesitas, memiliki riwayat konsumsi obat-obatan anti-kejang dan mengalami hipertermia di awal kehamilan.





2.          Bibir sumbing





Bibir sumbing adalah kelainan bawaan pada bayi yang ditandai dengan adanya celah pada bibir. Celah ini dapat muncul di tengah, kanan, atau kiri bibir. Kelainan bawaan ini juga sering disertai dengan munculnya celah di langit-langit mulut atau yang disebut langit-langit sumbing.





Kelainan bibir sumbing terjadi ketika jaringan yang membentuk bibir janin tidak menyatu secara sempurna. Walaupun penyebabnya belum diketahui secara pasti, kelainan bawaan ini diduga memiliki kaitan erat dengan faktor genetik dan juga lingkungan.





3.          Gastroschisis





Kelainan bawaan pada bayi yang sering ditemui selanjutnya adalah gastroschisis. Kondisi ini merupakan kelainan yang mengakibatkan bayi lahir dengan usus atau organ pencernaan lain yang berada di area luar tubuh. Umumnya kelainan bawaan ini dapat terdeteksi sejak masa kehamilan. Namun dalam beberapa kasus, kelainan ini juga ditemui setelah bayi dilahirkan.





Sampai saat ini, penyebab gastroschisis belum diketahui secara pasti. Tetapi kondisi ini diketahui muncul karena terjadinya perubahan kromosom atau gen yang menyebabkan gangguan aliran darah ke saluran cerna bayi saat dalam kandungan. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gastroschisis pada bayi yaitu hamil di usia muda atau sebelum 20 tahun, malnutrisi selama kehamilan, kebiasaan merokok dan minum alkohol saat hamil, serta mengonsumsi obat pereda nyeri saat hamil.





4.          Penyakit jantung bawaan





Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang timbul sejak lahir. Kelainan bawaan pada bayi ini merupakan penyebab cacat lahir yang paling sering terjadi dengan jenis dan tingkat keparahan yang beragam.





Kelainan jantung bawaan dapat terjadi akibat gangguan di katup, dinding penyekat di antara ruang jantung, atau pembuluh darah dari dan menuju jantung. Biasanya, kelainan jantung ini dipengaruhi oleh faktor genetik, diabetes ibu hamil yang tidak terkontrol, konsumsi obat-obatan, serta infeksi virus.





5.          Kelainan fungsi indra





Kelainan fungsi indera merupakan gangguan yang terjadi pada panca indra sejak lahir seperti buta (katarak) dan tuli. Katarak bawaan menyebabkan lensa mata pada bayi baru lahir tampak keruh. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan pada bayi.





Sedangkan tuli sejak lahir merupakan cacat lahir ketika salah satu bagian telinga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Sampai saat ini belum diketahui apa penyebab gangguan fungsi indra bawaan. Namun, kemungkinan penyebabnya dapat meliputi faktor genetik, kelahiran prematur, berat badan rendah, diabetes gestasional, dan konsumsi obat-obatan serta alkohol saat hamil.





Cara Mencegah Bayi Terlahir dengan Penyakit Bawaan





bayi menangis saat dilahirkan




Setiap orang tua tentu menginginkan buah hatinya dapat lahir dengan sehat dan sempurna. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada masalah yang dapat timbul selama kehamilan sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada janin atau bahkan meningkatkan risiko kelainan bawaan. Untuk itu, sebaiknya Bunda mencegahnya dengan meminimalisir risiko penyakit bawaan pada bayi melalui beberapa cara:





  • Mencukupi kebutuhan asam folat
  • Mengonsumsi asupan bernutrisi
  • Hindari kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol saat hamil
  • Menjaga berat badan ideal selama kehamilan
  • Kelola stres selama kehamilan
  • Pelajari riwayat kesehatan keluarga
  • Hindari mengonsumsi obat-obatan yang membahayakan kehamilan




klik gambar




Selain hal di atas, Bunda juga bisa mempersiapkan asuransi kehamilan seperti Bekal Proteksi Bunda , Bunda bisa mendapat perlindungan jiwa dan risiko yang terjadi baik dalam periode masa kehamilan atau setelah kelahiran selama maksimum 30 hari setelah kelahiran! Bekal Proteksi Bunda bisa memberikan perlindungan terhadap Bunda yang mengalami komplikasi kehamilan dan juga bayi yang mengalami penyakit bawaan.





Sumber:





Pregnancy Birth Baby (2021). What Is Congenital Disorder?





Healthline (2017). Birth Defects





Mediline Plus (2019). Birth Defects


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010