main-logo
header-image-10173
author-avatar-10173

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 11 Agt 2022

share-icon

775


Anemia, atau yang dikenal umum dengan istilah “kurang darah” cukup lazim dialami para Bunda saat hamil. Kenali gejala, penyebab dan cara mencegah anemia saat hamil, agar masa kehamilan Bunda dapat dilalui dengan lancar hingga masa persalinan nanti. 





Apakah Anemia Saat Hamil Berbahaya?









Anemia adalah sebuah kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi sel-sel darah merah yang cukup. Padahal, sel darah merah bertugas membawa oksigen yang akan dialirkan ke seluruh tubuh. 





Karena oksigen di dalam darah berkurang, akibatnya Bunda akan merasa mudah letih, lesu, kurang bertenaga, walaupun sudah cukup beristirahat. Anemia saat hamil cukup lazim terjadi, terutama pada trimester kedua dan ketiga. 





Meski cara untuk mengatasinya tidak terlalu sulit, namun bila tidak ditangani, anemia dapat memicu berbagai komplikasi. Di antaranya terjadinya berbagai infeksi, timbul gangguan pada pertumbuhan janin, bayi lahir dengan berat badan rendah, persalinan prematur, juga kemungkinan Bunda membutuhkan transfusi darah saat persalinan. 





Apa Penyebab Anemia Saat Hamil?









Kondisi anemia saat hamil biasanya disebabkan rendahnya kadar zat besi di dalam darah. Terutama pada saat kehamilan sudah mencapai usia 24 minggu, jumlah darah di dalam tubuh akan meningkat hingga 45%, untuk mensuplai kebutuhan Bunda dan si Kecil di dalam kandungan. 





Seperti yang sudah dijelaskan di atas, di dalam sel-sel darah merah terkandung hemoglobin atau protein kaya zat besi yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. 





Saat kehamilan semakin besar, hemoglobin yang dibutuhkan tubuh pun semakin besar, bahkan hingga dua kali lipat. Jika hemoglobin dan zat besi kurang, maka produksi sel-sel darah merah pun melambat, sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh menjadi berkurang. 





Apakah Semua Ibu Hamil akan Mengalami Anemia?





anemia saat hamil




Tidak semua ibu hamil akan mengalami anemia, namun menurut Standford’s Children Health, ada beberapa faktor yang memperbesar risiko terjadinya anemia saat hamil, di antaranya:





  • Pelaku gaya hidup vegetarian atau vegan yang ketat. Hal ini karena biasanya para vegetarian atau vegan mengalami kekurangan vitamin B12.
  • Pengidap celiac disease atau Crohn’s disease , atau yang telah menjalani pembedahan besar untuk penurunan berat badan (gastrektomi).
  • Hamil dengan jarak yang berdekatan.
  • Kehamilan kembar.
  • Mengalami mual muntah yang berlebihan ( hyperemesis ).
  • Mengalami kekurangan mineral dan vitamin.
  • Sebelum hamil sering mengalami haid dengan perdarahan yang berlebihan.




Apa Saja Gejala Anemia saat Hamil?





anemia saat hamil




Bunda perlu mewaspadai terjadinya anemia saat hamil, bila ada satu atau beberapa gejala berikut ini:





  • Kelelahan atau lemah yang berlebihan
  • Sakit kepala
  • Napas pendek-pendek
  • Detak jantung tidak beraturan atau berdebar kencang
  • Tangan dan kaki terasa kebas atau dingin
  • Suhu tubuh rendah
  • Kulit terlihat pucat, terutama pada wajah, bibir, juga kuku
  • Nyeri pada bagian dada
  • Sulit berkonsentrasi dan merasa gelisah




Bagaimana Cara Mengatasi Anemia Saat Hamil?









Karena anemia saat hamil disebabkan oleh kurangnya zat besi, maka cara mengatasinya adalah dengan mencukupi kebutuhan zat besi. Dokter akan meresepkan kepada Bunda suplemen vitamin dan mineral, atau suplemen zat besi agar kadar zat besi di dalam darah segera meningkat. 





Bunda, perlu diketahui bahwa suplemen zat besi terkadang menyebabkan mual maupun konstipasi. Karena itu, Bunda bisa mencoba meminum suplemen zat besi menjelang tidur, juga mencukupi kebutuhan serat makanan agar BAB lancar. 





Bila Bunda ingin mencukupi kebutuhan zat besi tanpa menggunakan suplemen, pastikan Bunda mengonsumsi makanan-makanan kaya zat besi. Cobalah cara berikut:





  • Minum jus yang kaya vitamin C seperti jeruk  dan tomat (namun hindari jus jeruk yang berjenis calcium-fortified karena dapat mengurangi penyerapan zat besi di dalam tubuh).
  • Makan lebih banyak daging unggas, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, juga daging merah, hati, dark chocolate , juga kentang panggang.








Sumber:





What to Expect. 2021. How to Prevent and Treat Anemia in Pregnancy.





Stanford’s Children Health. 2020. Anemia in Pregnancy.





Hematology. 2020. Anemia and Pregnancy.





Healthline. 2021. 3 Ways to Prevent Anemia in Pregnancy.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010