Alasan Bayi Suka Mengempeng Puting dan Cara Mengatasinya
Ditinjau oleh
dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi
Diterbitkan 22 Okt 2021
29038
Si Kecil yang sedang masa menyusu punya kebiasaan baru: mengempeng puting. Alasannya kenapa ya, Bun? dan apakah bayi mengempeng puting perlu dihentikan?
Mengempeng puting adalah kebiasaan yang dilakukan bayi untuk mencari kenyamanan. Saat melakukan, biasanya si Kecil tidak mau segera melepas puting Bunda setelah menyusu. Ia terus saja mengisap puting Bunda sambil tidur.
Sebagian Bunda mencoba untuk menggantikan puting dengan empeng silikon ( pacifier ). Namun dalam banyak kejadian, bayi tetap lebih memilih puting Bunda yang dirasanya lebih nyaman.
Sebenarnya ada dua kegiatan yang dilakukan bayi saat mengisap puting Bunda, yakni:
Si Kecil mengempeng puting Bunda untuk minum ASI. Saat seluruh bagian areola payudara Bunda masuk ke dalam mulutnya, bayi akan aktif menyedot ASI. Idealnya setelah kenyang, bayi akan melepaskan puting Bunda dengan sendirinya.
Lamanya waktu yang dihabiskan bayi untuk menyusu biasanya antara 5 - 25 menit per payudara.
Setelah perutnya kenyang, bayi akan mengubah caranya mengisap puting Bunda. Cara ini membantunya memperlambat aliran ASI dan mengurangi banyaknya ASI yang ia minum.
Bunda sebenarnya bisa merasakan bedanya menyusu aktif dan pasif. Pada menyusu pasif, lidah bayi akan sekadar “menggelitik” puting dan tidak mengisap kuat. Bisa juga, si Kecil hanya menempelkan mulutnya pada puting Bunda.
Dari gestur tubuhnya pun bisa terlihat bedanya, Bun. Saat hanya mengempeng pasif, lengan dan badannya terlihat relaks.
Secara naluriah, bayi senang mengempeng karena berbagai alasan, yaitu:
Kebiasaan mengempeng ini juga tidak selalu hanya menggunakan puting, Bun. Sebagian bayi menggunakan jempol tangannya atau jari untuk membantunya tidur.
Manfaat dari bayi mengempang puting adalah meredakan ketegangan bayi atau mengurangi stres. Selain itu, saat bayi sedang tumbuh gigi, mengempeng puting bisa membuatnya lebih nyaman.
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bila ASI Bunda termasuk yang sangat deras dan banyak. Si Kecil bisa kesulitan untuk menahan aliran ASI, padahal ia sudah kenyang. Akibatnya ia akan minum terus menerus.
Efek lain yang bisa terjadi adalah:
Keputusan untuk membiarkan kebiasaan ini atau menghentikannya ada di tangan Bunda. Bila Bunda merasa nyaman, maka kebiasaan ini tidak perlu dihentikan, setidaknya sampai menyapih. Justru ini saatnya menikmati kedekatan dengan si Kecil.
Namun bila puting menjadi lecet atau mengalami vasospasm (nyeri pada puting), Bunda sebaiknya menghentikannya. Cobalah untuk melepas puting dari mulut si Kecil perlahan, saat ia sudah pulas. Lalu pindahkan ia ke tempat tidurnya.
Mungkin ia akan menolak, Bun. Jadi, untuk membantunya tidur kembali, Bunda bisa coba dengan menggendongnya dan mengayun tubuhnya sampai ia tertidur.
Ada baiknya Bunda membatasi kebiasaan ini agar tidak berkepanjangan. Kebiasaan mengempeng juga dapat mengganggu pertumbuhan geliginya, terutama bila mengempeng ibu jari.
Lakukan dengan sabar dan bertahap ya, Bun. Karena menghilangkan kebiasaan itu tidak selalu mudah dan butuh waktu.
Sumber:
Modern Milk. 2020. Is My Baby Drinking Milk or Using Me As A Pacifier?
Haibunda. 2018. Normalkah Bila Bayi Hobi Ngempeng Puting?
Alodokter. 2017. Bayi Ngempeng Puting Saat Malam Hari.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010