main-logo

Amankah Memberikan Yoghurt untuk Bayi?

header-image-17892
author-avatar-17892

Ditinjau oleh

dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 27 Des 2021

share-icon

659


Saat si Kecil mulai mengonsumsi MPASI, Bunda tentu bersemangat untuk merancang menu makanannya. Namun ada Bunda yang ragu mengenai memberikan yoghurt untuk bayi sebagai bagian dari MPASI. Apakah boleh diberikan atau harus menunggu usianya satu tahun, ya?





Yoghurt yang Kaya Manfaat









Yoghurt adalah salah satu produk turunan susu yang bisa dikonsumsi langsung atau dijadikan saus untuk buah-buahan dan makanan ringan. Untuk memproduksi yoghurt, ditambahkan bakteri hidup ke dalam susu. Karena itulah, yoghurt memiliki kandungan bakteri yang baik untuk pencernaan dan dapat berfungsi sebagai probiotik. 





Di dalam 100 gram yoghurt tawar dan terbuat dari susu murni, terdapat kandungan nutrisi sebagai berikut:





  • Kalori: 61 kcal
  • Air: 81,9 gr
  • Protein: 3,47 gr
  • Karbohidrat: 4,66 gr
  • Lemak: 3,25 gr
  • Gula: 4,66 gr
  • Kalsium: 121 mg
  • Fosfor: 95 mg
  • Potasium: 155 mg




Selain dari kandungan nutrisinya, kandungan probiotik pada yoghurt juga memberi banyak manfaat. Umumnya bakteri yang digunakan pada yoghurt adalah bakteri asam laktat dan bakteri bifido. Untuk mendapatkan manfaat probiotik, pilih yoghurt yang belum dipasteurisasi karena proses tersebut malah membunuh bakteri-bakteri ini.





Beberapa manfaat yang diberikan oleh kandungan probiotik ini adalah:





  • Meningkatkan sistem imun
  • Menurunkan kolesterol
  • Membantu sintesis vitamin
  • Menjaga kesehatan sistem pencernaan
  • Mencegah atau mengurangi konstipasi
  • Mengurangi risiko terjadinya intoleransi laktosa




Kapan Bayi Bisa Diberikan Yoghurt?









Karena merupakan produk turunan susu sapi, maka mungkin Bunda menyangka bahwa pemberian yoghurt untuk bayi bisa dilakukan setelah usianya 12 bulan. Padahal yoghurt dan keju dapat diberikan kepada bayi saat ia sudah mulai mengonsumsi MPASI. 





Pemberian yoghurt untuk bayi dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:





  • Yoghurt telah melewati proses fermentasi yang memecah protein susu. Ini membuat protein susu di yoghurt lebih mudah dicerna oleh bayi.
  • Yoghurt ditujukan sebagai MPASI, sehingga merupakan tambahan bagi ASI. Sementara pemberian susu sapi sebelum usia bayi 12 bulan dikhawatirkan akan membuat susu sapi dijadikan minuman yang membuat konsumsi ASI malah menurun. Padahal nutrisi yang terkandung dalam susu sapi tak sebanding dengan ASI. 




Sebenarnya yoghurt dapat diberikan kepada bayi sejak ia mengonsumsi MPASI pada usia enam bulan, tapi beberapa dokter anak ada yang menyarankan yoghurt diberikan kepada bayi pada usia 9-10 bulan. Apalagi jika di keluarga ada riwayat intoleransi laktosa atau alergi protein susu sapi.





Ada baiknya Bunda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter anak sebelum memberikan bayi yoghurt sebagai MPASI, apalagi jika memang ada riwayat intoleransi atau alergi di keluarga.





Perhatikan Ini saat Memberikan Yoghurt untuk Bayi









Jika Bunda sudah diperbolehkan oleh dokter anak untuk memberikan yoghurt untuk bayi, maka yang harus Bunda lakukan selanjutnya adalah memilih yoghurt yang sesuai. Pastikan yoghurt yang Bunda berikan merupakan yoghurt tawar, terbuat dari susu murni, dan tidak diberi tambahan gula, madu, atau perasa apa pun.





Walaupun ada produk-produk yoghurt yang diklaim ditujukan untuk bayi dan anak-anak, tapi Bunda tetap harus teliti saat membaca daftar bahan-bahan yang terkandung di dalam yoghurt tersebut, ya.





Jika ingin memberikan variasi rasa dan tekstur, maka Bunda dapat menambahkan potongan buah atau buah yang dilumat/dihancurkan ke dalam yoghurt. Ini jauh lebih baik dibandingkan Bunda membeli yoghurt yang sudah diberi rasa buah. 





Selain itu, saat memberikan yoghurt, coba dulu Bunda berikan selama minimal tiga hari. Ini untuk melihat apakah ada reaksi alergi yang muncul pada bayi. Hentikan pemberian yoghurt jika ia menunjukkan gejala-gejala alergi berupa muntah, diare, ruam kulit, serta pembengkakan di sekitar mulut dan mata. 





Jika bayi menunjukkan gejala alergi atau intoleransi laktosa saat mengonsumsi yoghurt, maka Bunda sebaiknya berkonsultasi ke dokter anak untuk tindakan yang harus dilakukan. Bisa jadi dokter anak akan meminta Bunda untuk mencoba kembali memberikan yoghurt saat usia anak sudah lebih besar.





Sumber:





Healthline Nutrition. 2019. Yogurt 101: Nutrition Facts and Health Benefits





Grown by Web MD. 2021. When Can a Baby Have Yogurt?





Verywell Family. 2020. When Can Babies Eat Yogurt?


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010