Anak Keringat Berlebihan, Apakah Berbahaya?
Ditinjau oleh
dr. Ari Prayogo, Sp.A, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 18 Jul 2022
2348
Biasanya orang akan berkeringat setelah aktif bergerak atau berada di cuaca yang panas. Namun, ada situasi keringat berlebih yang dialami penderita hiperhidrosis yang jumlahnya jauh melebihi keringat normal.
Hiperhidrosis bisa terjadi pada siapapun, termasuk Si Kecil. Apa yang menyebabkan anak keringat berlebihan atau hiperhidrosis, dan bagaimana cara mengatasinya? Temukan jawabannya di bawah ini.
Berkeringat adalah mekanisme tubuh untuk mendinginkan diri. Sistem saraf tubuh secara otomatis memicu kelenjar keringat ketika suhu tubuh naik.
Hiperhidrosis di sisi lain adalah keluarnya keringat berlebihan yang tidak normal yang tidak selalu disebabkan karena cuaca panas atau beraktivitas.
BlHiperhidrosis dapat dialami oleh siapa saja. Namun, sebagian besar penderita hiperhidrosis mulai mengalami kondisi ini di usia anak-anak atau remaja.
Bentuk paling umum dari hiperhidrosis disebut hiperhidrosis primer. Pada tipe ini, saraf yang berfungsi memberi sinyal pada kelenjar keringat menjadi terlalu aktif, meskipun tidak dipicu oleh aktivitas fisik atau kenaikan suhu. Apalagi bila anak dalam kondisi stres atau gugup, keadaannya akan menjadi lebih buruk
Penyebab hiperhidrosis belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinan karena faktor keturunan. Sedangkan hiperhidrosis sekunder terjadi ketika keringat berlebih disebabkan oleh kondisi medis. Kondisi ini adalah tipe yang kurang umum.
Gejala hiperhidrosis dapat sangat bervariasi tergantung tingkat keparahan. Beberapa tanda keringat abnormal pada anak adalah:
Anak-anak dengan hiperhidrosis sering mengalami telapak tangan, kaki, ketiak berkeringat dan wajah berlebihan. Penyebab keringat berlebih pada anak tersebut terjadi karena beberapa hal berikut:
Semua jenis infeksi baik ringan atau serius dapat menyebabkan keringat berlebih. Infeksi tingkat rendah atau parah seperti tuberkulosis kadang ditandai dengan berkeringat sebagai gejala.
Keringat berlebihan bisa menjadi gejala diabetes. Seorang anak dengan diabetes mungkin juga mengalami peningkatan rasa haus, peningkatan buang air kecil, dan penurunan berat badan. Keringat mereka mungkin membawa bau yang berbau seperti aseton (penghilang cat kuku).
Tekanan darah tinggi pada anak-anak karena kelainan yang tidak biasa seperti pheochromocytoma (tumor kelenjar adrenal) dan neuroblastoma (tumor otak) muncul dengan gejala keringat berlebih.
Anak dengan gagal jantung kongestif biasanya memiliki gejala lain selain keringat berlebih. Mereka mungkin mudah lelah, memiliki tingkat pernapasan yang cepat, sering batuk, dan berat badan yang buruk.
Tidak hanya menjadi gejala penyakit tertentu, keringat berlebihan juga dapat menyebabkan:
Mengubah rutinitas anak seperti seperti mandi lebih sering atau mengenakan kain yang dapat menyerap keringat, dapat memperbaiki gejala hiperhidrosis ringan. Namun bila upaya ini tidak berhasil, Bunda dapat minta rekomendasi pengobatan dari dokter.
Obat hiperhidrosis yang biasa direkomendasikan dokter meliputi:
Antiperspiran biasa mungkin tidak bekerja untuk mengatasi hiperhidrosis pada anak. Antiperspiran dengan aluminium klorida lebih efektif daripada antiperspiran biasa karena menyumbat kelenjar keringat dan mencegah produksi keringat.
Merupakan terapi arus listrik ringan melalui air yang diaplikasikan pada tangan atau kaki anak. Perawatan ini cukup efektif, terutama untuk palmoplantar hyperhidrosis (kaki dan tangan).
Iontophoresis hampir tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya berlangsung 20 sampai 30 menit. Namun, Si Kecil mungkin perlu menjalani beberapa sesi untuk membawa keringat ke tingkat normal. Efek samping yang umum adalah kulit mengelupas dan kering.
Obat antikolinergik oral sangat efektif mengurangi keringat karena mengeringkan tubuh. Namun, obat ini memang memiliki beberapa efek samping, yang meliputi penglihatan kabur, mulut kering, dan retensi urin.
Jika Si Kecil mengonsumsi obat ini, Bunda harus menjaganya agar tetap terhidrasi setiap saat dan waspada terhadap gejala kepanasan.
Suntik botox dapat menghambat saraf yang menyebabkan keringat berlebih untuk sementara. Efek suntik botox dapat bertahan hingga 12 bulan dan harus diulang. Namun, terapi ini dapat menyebabkan lemah otot sementara pada bagian tubuh yang disuntik.
Dalam beberapa kasus, keringat berlebihan mungkin disebabkan oleh masalah yang parah dan mengancam jiwa. Temui dokter jika anak pernah mengalami nyeri dada atau merasa mual atau pusing bersamaan dengan gejala berkeringat.
Sumber:
Verywell Family. 2021. Hyperhidrosis in Young Children.
Cleveland Clinic. 2020. Hyperhidrosis.
Pediatrix MD. 2019. Excessive Sweating in Children – A Parent’s Guide.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010