main-logo

Anak Sering Muntah Setelah Makan? Ini Cara Mengatasinya

header-image-13510
author-avatar-13510

Ditinjau oleh

dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 29 Jul 2021

share-icon

4749


Bunda pasti bingung dan khawatir jika melihat si Kecil sering muntah setelah makan. Apalagi jika si Kecil masih belum lancar berbicara dan mengungkapkan apa yang dirasakannya. 





Pastinya, semakin sering Si Kecil muntah, kemungkinannya mengalami kekurangan gizi semakin tinggi. Jadi apakah yang harus dilakukan? Temukan jawabannya di bawah ini ya, Bunda. 





Penyebab Anak Muntah 









Muntah dikatakan adalah kondisi saat isi di dalam lambung kembali keluar melalui mulut secara paksa, biasanya terlihat kontraksi otot perut. Muntah biasanya diawali dengan rasa mual dan penuh pada perut dan dada. 





Menurut IDAI, muntah seringkali dianggap sebagai satu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan bahan toksik yang tertelan. Sementara itu, rasa mual dianggap sebagai suatu mekanisme proteksi untuk mencegah masuknya bahan tersebut lebih lanjut.





Anak dapat mengalami muntah setelah makan karena berbagai alasan, di antaranya: 





  • Anak dapat muntah karena gejala ringan seperti mabuk darat, atau karena terlalu kekenyangan. 
  • Infeksi. Ini adalah penyebab yang lebih serius dan ditandai dengan anak mengalami demam, sakit perut, atau diare. Pada keadaan ini, muntah akan berhenti dalam waktu 6-24 jam. 
  • Gastritis atau kelainan pada lambung. 
  • Keracunan makanan, yang biasanya terjadi 1-8 jam setelah mengonsumsi makanan tertentu dan ada orang lain yang juga memperlihatkan keluhan yang sama setelah mengonsumsi makanan yang sama. 
  • Anak memiliki kelainan atau sumbatan saluran cerna.




Waspada terhadap Gejala yang Serius





anak muntah setelah makan




Muntah memang biasa terjadi pada anak, namun bukan berarti dibiarkan karena bisa jadi penyebabnya adalah sesuatu yang serius. Bunda perlu awas dengan muntah yang menandakan kondisi serius dengan gejala-gejala seperti anak yang menangis tanpa henti, menolak makan, tampak lemas dan tidak responsif, perut membuncit, tidak buang air besar, dan berat badan sulit naik.   





Muntah anak yang perlu diwaspadai juga terlihat pada gejala:





Terdapat darah pada muntahan





Bila Bunda menemukan sedikit darah pada muntahan Si Kecil, Bunda tidak perlu panik. Namun, bila kandungan darah pada muntahan tergolong banyak dan berwarna hitam, langsung datangi dokter terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. 





Disertai sakit perut hebat





Muntah yang disertai sakit perut hebat bisa menjadi tanda anak mengalami usus buntu. Perhatikan juga apakah kulit anak berwarna kuning atau tidak. Karena bila iya, muntah yang disertai dengan kulit menguning bisa menjadi pertanda anak menderita penyakit kuning atau juga hepatitis. 





Muntah terus menerus





Muntah yang sulit berhenti menyebabkan risiko dehidrasi pada anak. Tanda si Kecil dehidrasi yaitu mata cekung, mulut kering, BAK berkurang, dan si Kecil terlihat lesu dan mengantuk.





Mengatasi Anak Muntah Setelah Makan









Bila gejala muntah tergolong ringan, Bunda dapat melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi anak muntah setelah makan:





  • Jaga posisi anak agar tetap tegak atau berbaring tengkurap atau miring agar muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan dan paru-paru.
  • Berikan anak cairan, seperti air putih, oralit, ASI, atau air madu, secara perlahan dan bertahap ketika perutnya sudah tenang selama sekitar setengah jam atau lebih.
  • Jangan memaksa anak untuk minum apa pun ketika ia masih muntah setiap 5–10 menit. 
  • Berikan anak minuman pereda mual dan muntah, seperti teh atau jahe yang hangat. Hindari minuman berkarbonasi atau minuman yang tinggi gula.
  • Berikan anak minum yang banyak dan makanan padat yang sehat, seperti roti, sereal, nasi, sup kaldu, buah-buahan, dan sayuran saat kondisinya sudah normal dan nafsu makannya kembali.
  • Hindari makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak.
  • Tarik napas dalam-dalam. Penelitian menunjukkan bahwa mengambil napas dalam-dalam yang terkontrol dari diafragma mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Hal ini membantu menjaga respons biologis yang menyebabkan mabuk perjalanan. Bernapas dalam-dalam juga membantu menenangkan kecemasan yang mungkin terjadi saat anak merasa sakit.








Sumber:





Alodokter. 2021. Mengatasi Muntah pada Anak dengan Bijaksana.





Today's Parent. 2019. Ultimate Guide to Kid Vomit: Causes and Treatment.





IDAI. 2015. Apa yang Perlu Dilakukan Bila Anak Muntah?










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010