main-logo

Anak Sesak Napas, Haruskah Segera ke Dokter?

header-image-17281
author-avatar-17281

Ditinjau oleh

dr. Arnold Soetarso, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 9 Des 2021

share-icon

1000


Alih-alih memberikan pertolongan pertama, reaksi pertama yang dilakukan orangtua saat anak sesak napas adalah panik. Sesak napas pada anak memang dapat terjadi sewaktu-waktu dan karena berbagai penyebab. Lalu, kondisi seperti apa yang mengharuskan anak dibawa ke dokter saat ia mengalami sesak napas?





Penyebab Sesak Napas









Sesak napas bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Penyebab sesak napas juga beragam. Beberapa sesak napas termasuk kategori ringan, dan Bunda dapat melakukan pertolongan pertama untuk membuat SI Kecil merasa nyaman. Beberapa penyebab lainnya, merupakan hal yang serius, sehingga Bunda memerlukan perawatan dari dokter untuk mengatasinya.





Beberapa penyebab kesulitan bernapas yang dialami anak meliputi:





  • Anafilaksis 




Anafilaksis adalah reaksi alergi yang berat. Gejala dari anafilaksis ini berupa kesulitan bernapas dan gatal-gatal yang meluas. Sengatan lebah atau alergi makanan seperti kacang dapat menjadi penyebab alergi pada anak.





  • Asma




Anak bisa kesulitan bernapas karena mengalami asma. Gejala serangan asma adalah mengi, batuk, dan kesulitan bernapas.





  • Bronkiolitis




Infeksi virus pada saluran udara terkecil di paru-paru. Mengi selama 2 tahun pertama kehidupan sering disebabkan oleh bronkiolitis. Gejala utamanya adalah napas cepat dan mengi.





  • Stridor




Stridor adalah suara kasar atau serak bernada tinggi atau rendah, yang muncul setiap tarikan atau hembusan napas.  Suara ini terjadi akibat penyempitan sebagian saluran pernapasan bagian atas.





  • Tersedak 




Tersedak ditandai dengan adanya batuk secara tiba-tiba dengan riwayat tersedak makanan atau suatu benda asing. Bunda harus mengetahui bentuk pertolongan pertama untuk kondisi ini, karena tersedak dapat berakibat fatal.





  • Influensa




Gejala utamanya adalah demam dengan pilek, sakit tenggorokan, dan batuk. Hidung tersumbat pada anak dapat menyebabkan sesak napas.





  • Radang paru-paru




Radang paru-paru adalah infeksi pada bagian paru-paru yang memasok oksigen ke darah. Mengalami pneumonia dapat menurunkan kadar oksigen darah dan menyebabkan kesulitan bernapas.





Gejala Sesak Napas Anak









Kondisi sesak napas masih tidak berbahaya saat anak masih bisa berbicara, dan memberitahu Bunda bahwa Si Kecil mengalami kondisi tersebut. Namun ada kalanya sesak dapat membuat Si Kecil tidak dapat lagi meminta pertolongan. 





Oleh karena itu, Bunda harus bisa mengenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Si Kecil mengalami kesulitan bernapas dengan memperhatikan gejala berikut ini:





  • Tingkat pernapasan.
    • Peningkatan laju pernapasan merupakan gejala pertama dari kesulitan bernapas. Hitung jumlah napas Si Kecil dalam satu menit. Laju pernapasan terlalu cepat jika lebih dari:
    • 60 napas per menit untuk bayi usia 0-5 bulan.
    • 50 napas per menit untuk bayi usia 6-12 bulan.
    • 40 napas per menit untuk anak usia 1-5 tahun.
    • 20-30 napas per menit untuk anak usia sekolah. 




  • Pembesaran lubang hidung. 




Lubang hidung melebar saat bernapas menunjukkan diperlukan usaha untuk bernapas.





  • Warna




Kulit tampak pucat atau berwarna kebiruan juga bibir dan lidah. Perubahan fisik ini berarti Si Kecil tidak mendapatkan cukup oksigen dari pernapasan.





Cara Mengatasi Anak Sesak Napas









Saat anak sesak napas, satu hal yang perlu Bunda lakukan adalah mencoba untuk tidak panik agar anak tetap nyaman. Lakukan beberapa hal berikut:





  • Cari tempat yang aman dan Longgarkan Pakaian




Berada di tempat yang sepi dan nyaman membantunya menenangkan diri sehingga ia dapat beristirahat dengan nyaman. Jangan lupa untuk melonggarkan kancing pakaian anak atau berikan anak baju yang tidak ketat.





  • Duduk bersandar




Dudukkan Si Kecil di bangku yang memiliki sandaran. Supaya lebih nyaman, Bunda bisa menyisipkan bantal yang tidak terlalu empuk di punggungnya. Longgarkan baju Si Kecil, agar ia tidak merasa gerah dan semakin sesak.





  • Rebahkan di kasur




Bila duduk bersandar tidak cukup, rebahkan Si Kecil di kasur. Sangga kepalanya dengan bantal yang agak tinggi supaya posisi kepala lebih tinggi dari jantung. Kemudian, sisipkan bantal atau guling tebal di bawah lututnya.





  • Beri minum




Dehidrasi bisa semakin memperburuk kondisi anak. Maka dari itu, setelah sesak napasnya agak mereda, beri anak segelas air putih atau teh manis hangat. 





  • Menghirup uap 




Sesak napas si kecil bisa disebabkan oleh hidungnya yang tersumbat ingus. Untuk meredakan kondisi tersebut, Bunda bisa memintanya untuk menghirup uap hangat.





Kapan Bawa Anak ke Dokter?









Penanganan di atas dapat dilakukan sebagai bentuk penanganan pertama saat anak sesak napas. Namun, beberapa kejadian memerlukan pemeriksaan dokter agar dapat diberikan penanganan yang sesuai dengan penyebabnya.





Segera bawa anak ke dokter bila mengalami kondisi berikut:





  • Anak semakin tidak sehat.
  • Gejala yang dialaminya tidak kunjung hilang. 
  • Memiliki masalah makan dan minum.
  • Memiliki tanda-tanda kulit menjadi sangat kering (dehidrasi) seperti lidah sangat kering.
  • Batuk mengeluarkan lendir yang berwarna cokelat tua atau berdarah.
  • Napas bertambah sesak.
  • Sudah terdiagnosis kondisi paru-paru seperti asma.
  • Memiliki kondisi apa pun yang mengurangi pertahanannya terhadap infeksi, seperti sistem kekebalan tubuh yang lemah.




Tips Mencegah Terjadinya Sesak Napas









Namun Bunda tidak perlu khawatir. Selama Bunda menjaga kesehatan anak dengan baik, sesak napas akan dapat dihindari. Bunda juga dapat menghindari kambuhnya sesak napas anak dengan melakukan hal berikut:





  • Ciptakan lingkungan yang sehat untuk pernapasan Si Kecil, terutama di dalam rumah. Bunda harus menjaga sirkulasi udara yang baik. Pastikan seluruh ruangan bebas dari debu, kotoran, polusi, dan asap rokok.
  • Berikan pengobatan sesuai anjuran dokter dan bawa anak untuk kontrol ke dokter secara berkala.
  • Kurangi aktivitas anak di luar rumah saat udara sedang panas atau sedang dingin.
  • Catat makanan atau obat yang dapat memicu sesak napas pada anak, dan sebisa mungkin hindari.
  • Ajak anak berolahraga secara rutin untuk meningkatkan kondisi fisiknya, terutama pernapasannya. 
  • Jika memungkinkan, sesekali bawa anak ke alam dengan kondisi udara yang baik seperti pegunungan atau pantai.




Pastikan Bunda selalu dalam keadaan tenang saat menghadapi anak sesak napas agar dapat mencari solusi dengan tepat.





Sumber:





Patient. Children with Breathing Difficulties





Seattlechildrens. Trouble Breathing





Alodokter. 2020. Sesak Napas pada Anak Bisa Jadi Pertanda Penyakit Serius


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010