main-logo
header-image-17996
author-avatar-17996

Ditinjau oleh

dr. Andri Welly, Sp. OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 9 Agt 2022

share-icon

973


Hari Perkiraan Lahir (HPL) sudah sangat dekat nih, Bunda. Apa Bunda sudah memiliki rencana siapa yang akan menemani Bunda selama persalinan? Apakah Ayah akan menemani Bunda selama persalinan berlangsung? Kalau iya, penting untuk diketahui kalau peran Ayah sangat penting selama persalinan berlangsung.





Hanya saja, Ayah kadang seringkali bingung nih, Bunda, kira-kira apa saja ya yang bisa dilakukan Ayah untuk membantu Bunda melewati proses persalinan? Share artikel ini ke Ayah, ya Bunda!





Hal Penting Pertama: Ketahui Tahapan Persalinan 









Tak hanya Bunda, Ayah juga perlu tau, kalau tahap persalinan normalnya itu terdiri dari 4 fase—fase 1, fase 2, fase 3, dan fase 4. Fase 1 atau fase tenang, ditandai dengan tidak adanya kontraksi/ mulas, hingga terjadi pelunakan serviks (mulut rahim). Fase 2 ditandai dengan rahim siap untuk proses persalinan, diikuti adanya kontraksi dan pematangan mulut rahim. 





Fase 3 dimulai dengan adanya kontraksi pada rahim, pembukaan serviks yang bertambah, hingga pembukaan lengkap serta lahir bayi dan plasenta (ari-ari). Fase 4 yaitu fase pemulihan dan pemantauan, yaitu mulai kembali mengecilnya kembali rahim ke keadaan semula serta ditandai dengan mulainya proses menyusui.





Sedangkan untuk tahapan persalinan, dibagi menjadi tiga yaitu:





Persalinan Kala 1





Tahap pertama persalinan kala 1 sebenarnya terdiri dari dua bagian yaitu:





  • Fase awal (fase laten). Fase ini biasanya berlangsung hingga 8-12 jam, meskipun biasanya lebih pendek untuk bayi kedua dan berikutnya. Tahap fase awal untuk setiap Bunda bisa berbeda-beda. Seringkali fase awal ini bisa berlangsung sampai 1 atau 2 hari. Ketika saat persalinan memasuki fase aktif, pembukaan bertambah, maka kontraksi menjadi lebih lama dan lebih kuat.




  • Fase aktif. Dimulai dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap. Fase ini berlangsung hingga 6 jam, meskipun bisa jauh lebih singkat pada kehamilan kedua atau berikutnya. Ayah harus sudah berada di fasilitas kesehatan atau sedang dalam perjalanan menuju tempat bersalin. Karena, kontraksi Bunda akan jauh lebih intens, berlangsung sekitar 40 hingga 60 detik, dan berjarak 3-5 menit. 




Persalinan Kala 2





Tahap kedua termasuk dalam proses meneran dan melahirkan, dan dapat berlangsung dari hitungan menit hingga jam—untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan akan mengalami proses tahap persalinan kala 2 ini akan lebih lama, terlebih jika Bunda diberikan pembiusan epidural. Tahap ini berakhir dengan momen yang biasanya melegakan sekaligus menakjubkan: kelahiran bayi Ayah dan Bunda. Di tahap ini juga, Ayah mungkin bisa berbicara dengan bidan untuk memotong tali pusar si Kecil.





Persalinan Kala 3





Tahap ini dimulai segera setelah bayi Ayah-Bunda lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta, dapat terjadi dalam hitungan menit atau maksimal sampai 30 menit. Jika Bunda kesulitan melahirkan ari-ari, maka dokter akan melakukan beberapa manuver tindakan untuk mengeluarkan ari-ari secara manual, serta dapat juga diberikan obat-obatan untuk membantu mempercepat pelepasan ari-ari. 





Jika Bunda mungkin mengalami kedinginan pasca persalinan atau merasa sangat gemetar selama tahap ini, merupakan suatu hal yang wajar, biasanya disebabkan oleh karena efek obat yang diberikan oleh dokter. Bersiaplah Ayah untuk menawarkan selimut hangat dan menggendong si Kecil yang baru lahir sementara Bunda mendapatkan kembali kekuatannya. 





Begitulah normalnya tahapan persalinan berjalan, namun perlu Ayah ketahui juga, kalau tak selamanya rencana kelahiran sesuai dengan apa yang direncanakan. Ada kondisi-kondisi tertentu juga yang membuat Bunda tak bisa melanjutkan persalinan secara spontan dan dapat dirujuk untuk melakukan tindakan operasi caesar





Tips untuk Ayah Selama Persalinan









Bantu komunikasikan kebutuhan Bunda





Saat persalinan sedang berlangsung, Bunda kadang tidak memiliki kondisi yang baik untuk membuat keputusan. Sebagai pasangannya, pastikan Ayah harus siap untuk turun tangan jika ada situasi penting berlangsung. 





Misalkan, satu kondisi tertentu perlu ada tindakan anestesi atau induksi. Bantu komunikasikan apa yang diinginkan Bunda dan keputusan tenaga medis jadi satu hal yang penting harus Ayah lakukan. 





Dokter atau bidan dan perawat memang ada di sana untuk memastikan pasangan dan bayi Anda baik-baik saja selama persalinan dan kelahiran. Tetapi Ayah tetap memiliki peran besar dalam membantu Bunda merasa nyaman dan dalam mengomunikasikan keinginannya.





Tetap dukung Bunda apa pun pilihan yang terjadi walaupun memang akan sedikit berubah dari perencanaan awalnya.





Buat Bunda rileks dan santai





Sebagian besar Bunda merasakan sakit yang luar biasa saat mengalami kontraksi. Peran ayah di sini bisa bantu dengan hal-hal kecil seperti:





  • Memijat punggung atau bahu Bunda 
  • Bantu Bunda mengubah posisi apabila merasa kesulitan bergerak
  • Memberikan segelas air untuk membuat Bunda merasa lebih tenang
  • Membantu mengingatkan Bunda bagaimana menggunakan teknik relaksasi dan pernafasan.




Menyiapkan perlengkapan sendiri





Sebagian besar ibu hamil menyiapkan tas darurat jauh sebelum tanggal persalinan. Tapi perlu Ayah ingat kalau Ayah juga akan menghabiskan malam di rumah sakit, jadi jangan lupa untuk mengemas beberapa barang untuk diri sendiri, ya. 





Tak perlu lagi buat repot Bunda untuk menyiapkannya. Jangan sampai, malah banyak barang tertinggal dan jadi harus meninggalkan Bunda di saat dibutuhkan. Berikut beberapa perlengkapan yang sebaiknya Ayah bawa sendiri:





  • Satu atau dua baju ganti
  • Alas kaki yang nyaman
  • Sikat dan pasta gigi, sabun jika perlu
  • Charger handphone atau powerbank




Distraksi boleh tapi jangan berlebihan





Menghibur Bunda saat persalinan berlangsung bisa jadi hal yang baik namun tetap jangan berlebihan ya, Ayah. Apalagi ketika Bunda sedang mengalami kesakitan yang luar biasa, di saat ini membuat humor atau lelucon bukanlah hal yang tepat. Karena sakit saat melahirkan benar-benar terjadi, Ayah bisa bantu Bunda untuk tetap fokus dan memberikan kekuatan.





Beri kabar kepada keluarga seperlunya





Biasanya di saat-saat seperti ini, keluarga atau kerabat pasti menghujani Bunda dengan pertanyaan-pertanyaan lewat ponsel. Peran ayah bisa memberikan kabar mengenai perkembangan proses persalinan, karena Bunda sudah pasti tidak bisa fokus dengan handphone -nya. Jangan lupa untuk meminta doa dari kerabat keluarga agar persalinan lancar, Bunda dan si Kecil tetap sehat-sehat.





Namun perlu diingat agar Ayah memberi kabar kepada keluarga seperlunya saja. Ingat, fokus Ayah adalah tetap mendukung Bunda saat persalinan.





Dokumentasikan momen





Momen setiap persalinan bisa jadi berbeda-beda. Walaupun ini anak pertama atau Ayah-Bunda akan berencana untuk mempunyai dua anak, cerita setiap persalinan akan berbeda-beda. Mendokumentasikan momen selama bersalin bisa Ayah lakukan, namun tetap dalam izin fasilitas kesehatan, ya. Apalagi kalau Bunda sedang berada di ruang operasi, izinlah terlebih dahulu untuk melakukan pengambilan gambar.





Sumber:





NHS. 2020. Tips for your Birth Partner





Baby Center. 2021. How to Support a woman in labor: A childbirth cheat sheet for partners





William Obstetric Textbook 25th ed


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010