Apakah Benar Bayi Butuh Tambahan Suplemen Zat Besi?
Ditinjau oleh
dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik & Konsultan Laktasi
Diterbitkan 25 Sep 2023
3749
Tahukah Bunda? Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anemia defisiensi besi pada anak di Indonesia cukup tinggi, yaitu 48,1 % balita, berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001.
Makanan kaya zat besi sekalipun ternyata masih belum cukup memenuhi zat besi pada anak. Terkait hal itu, untuk mengatasi kekurangan zat besi pada bayi, IDAI menganjurkan agar balita mengonsumsi vitamin zat besi tambahan sejak bayi umur 4 bulan, tidak terkecuali bagi bayi yang menerima full ASI.
Kekurangan zat besi pada bayi masih menjadi salah satu permasalahan besar di Indonesia. Ada beberapa bahaya kurang zat besi pada bayi.
Sama halnya dengan orang dewasa, bayi juga akan mengalami anemia jika kekurangan sel darah merah. Anemia pada bayi sangat berbahaya karena bisa menurunkan produktivitas dan kualitas hidup mereka.
Efek lainnya adalah bayi terlihat lesu dan mudah lelah. Bayi yang seharusnya aktif, justru cenderung lebih diam dan sering tampak kelelahan. Bila seperti ini terus, kognitif serta perkembangan bayi akan terganggu.
Bayi yang kekurangan zat besi juga cenderung susah makan. Mereka tidak bernafsu pada makanan dan makan hanya sedikit. Bila mereka kekurangan asupan gizi, pertumbuhan mereka pun akan terganggu.
Dampak terparah dari kekurangan zat besi pada bayi atau balita adalah stunting. Stunting adalah keadaan di mana anak kekurangan asupan gizi dalam waktu lama. Pertumbuhan anak pun menjadi terganggu dan tinggi badannya menjadi kerdil atau lebih pendek dari standar usianya.
Bunda mungkin bertanya-tanya, siapa saja yang memerlukan zat besi? Apakah anakku juga membutuhkannya? Umur berapa anak perlu diberikan tambahan zat besi? Berikut adalah daftar anak-anak yang memerlukan tambahan zat besi.
ASI hanya memenuhi 0,3 mg zat besi per hari. Bayi yang diberi ASI eksklusif berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi zat besi setelah usia empat bulan. Maka dari itu, bayi yang diberi ASI eksklusif membutuhkan tambahan zat besi setelah umurnya empat bulan.
Bila bayi Anda minum campuran antara ASI dan susu formula, mereka tetap harus diberikan tambahan vitamin zat besi. Jika lebih dari separuh pemberian makanan harian adalah dari susu ibu dan anak tidak menerima makanan pendamping yang mengandung zat besi, maka anak mulai dari umur 4 bulan perlu diberikan vitamin zat besi tambahan.
Bila anak Anda mengonsumsi susu formula sejak awal kelahirannya, carilah susu formula yang diperkaya zat besi (mengandung 4 hingga 12 mg zat besi). Ukuran tersebut adalah ukuran yang disarankan untuk dikonsumsi bayi sejak lahir hingga sepanjang tahun pertama kehidupan. Bila susu formula tersebut sudah mengandung zat besi seperti yang tercantum, mereka tidak memerlukan tambahan vitamin zat besi lagi.
Bayi prematur memiliki lebih sedikit cadangan zat besi sehingga mereka sering membutuhkan zat besi tambahan di luar apa yang mereka terima dari ASI atau susu formula. Namun, kebutuhan zat besi tiap anak berbeda-beda tergantung dari riwayat kesehatannya. Untuk lebih jelas, pastikan ke dokter anak masing-masing.
Dilansir dari American Academy of Family Physicians, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi yang diberi ASI eksklusif juga diberikan vitamin zat besi pada usia empat bulan sampai mereka sudah mulai mengenal MPASI.
Bayi dan balita yang diberi susu formula seringkali menerima jumlah zat besi yang cukup (rata-rata susu formula mengandung 10 hingga 12 mg per L zat besi) sehingga jarang memerlukan tambahan zat besi lebih lanjut.
Dilansir dari idai.or.id, kebutuhan zat besi bayi usia 6-12 bulan adalah 11 mg. Sedangkan, kebutuhan zat besi harian untuk anak usia 1-3 tahun jauh lebih sedikit, yaitu 7 mg. Jumlah itu harus dipenuhi melalui konsumsi makanan kaya zat besi.
Meskipun vitamin zat besi dapat mencapai kebutuhan zat besi yang dibutuhkan anak, tapi sebenarnya anak-anak cenderung lebih mentoleransi makanan yang diperkaya zat besi dibandingkan vitamin.
Jadi, untuk mengatasi kekurangan zat besi pada bayi, setelah umur 1 tahun berikan makanan yang mengandung zat besi tinggi. Kalsium yang tinggi dalam susu sapi dipercaya dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Begitu pula dengan teh. Di dalam teh terdapat senyawa yang menghambat absorpsi zat besi. Maka dari itu, dianjurkan untuk tidak minum susu atau teh saat sedang makan makanan utama.
Nah, jadi perhatikan baik-baik ya Bunda. Jika si Kecil merupakan anak ASI eksklusif, pemberian vitamin zat besi ternyata sangat penting. Bicarakan dengan dokter anak terkait hal ini ya.
Sumber:
Healthy Children. 2016. Vitamin D & Iron Supllements for Babies: AAP Recommendations
Mayo Clinic. 2021. Iron Deficiency in Children: Prevention Tips for Parents
IDAI. 2017. Perlukah Suplementasi Vitamin dan Mineral pada Bayi dan Anak?
IDAI. 2017. Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi
AFP. 2016. Iron Deficiency and Other Types of Anemia in Infants and Children.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010