Bagaimana Menjadi Ibu Bekerja yang Bahagia
Diterbitkan 30 Jun 2021
2666
Tantangan yang dialami oleh ibu bekerja tidaklah mudah. Ia harus mampu untuk menjalani tuntutan sebagai seorang ibu maupun tuntutan pekerjaan dengan baik.
Tugas kantor yang menumpuk, belum lagi urusan rumah tangga yang tak boleh disingkirkan, sering kali menjadi hal-hal yang rentan menimbulkan burn-out , yaitu kondisi kelelahan secara emosional.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi hal tersebut? Berikut yang bisa Bunda lakukan:
Salah satu prioritas utama untuk ibu bekerja adalah menemukan orang yang dapat dipercaya untuk mengasuh anak. Dengan demikian, Anda tidak akan selalu dibayangi oleh kecemasan saat meninggalkan anak di rumah.
Sebagai perangkat keamanan, tidak ada salahnya juga memasang beberapa cctv di rumah, sehingga Anda tetap bisa memantau keadaan di rumah setiap saat.
Buatlah kesepakatan dengan atasan Anda mengenai waktu kerja Anda. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk ibu yang pekerjaannya mengharuskan melakukan travelling .
Jika memang demikian, mintalah jadwal secepat mungkin, sehingga Anda bisa menyesuaikan jadwalnya dengan kepentingan keluarga Anda.
Ketika Anda berada di rumah, fokuskan seluruh perhatian Anda pada anak maupun pasangan. Hindari interupsi dari telepon, email, maupun dari hal-hal lainnya.
Buatlah beberapa kebiasaan positif saat Anda berada di rumah, seperti misalnya membaca buku bersama, bermain lego, atau bahkan menyiapkan makan malam bersama.
Setiap hari adalah proses belajar untuk seorang ibu dan tidak ada satu ibupun yang dapat lepas dari kesalahan. Tugas kita adalah untuk mengasihi anak dan pasangan sebisa mungkin dan berusaha lebih baik setiap hari.
Beberapa kesalahan wajar untuk dilakukan, dan yang terpenting apakah kita mau belajar dari kesalahan tersebut.
Berhenti membandingkan diri dengan ibu lain. Setiap ibu memiliki perjuangan dan pilihannya masing-masing, baik itu bekerja atau berada di rumah. Menjadi ibu bukan kompetisi, dan kondisi setiap keluarga tidak sama.
Kadang tampilan di media sosial dengan berbagai gambar atau cerita yang tampak sempurna, membuat kita menjadi merasa kurang. Padahal, sebenarnya kita juga tidak tahu apa yang terjadi dalam prosesnya.
Jadikan suami sebagai partner dalam berbagai aspek. Buatlah kompromi dalam beberapa hal, misalnya Anda mungkin tidak akan bisa memasak di hari-hari tertentu, atau suami tidak bisa membantu menidurkan anak ketika harus lembur.
Jadikan pasangan sebagai teman bercerita, baik hal-hal positif maupun hal-hal negatif yang terjadi di satu hari.
Sebelum menjadi ibu, Anda sudah memiliki kehidupan sosial Anda sendiri. Walaupun mungkin tidak sefleksibel dulu, menyempatkan diri berkomunikasi dengan teman bisa menjadi sarana untuk Anda berbagi dan mendapat dukungan saat Anda mengalami stres.
Milikilah me time versi Anda. Setiap ibu memiliki versi me time sendiri. Ada yang perlu pergi ke salon, ngopi , atau menghabiskan waktu sendiri membaca buku.
Jangan lupakan kebahagiaan Anda, karena ibu yang bahagia akan membesarkan anak dengan bahagia juga.
Ditulis oleh: Rumah Dandelion
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010