Bayi Menangis Setiap Pipis? Kenali Gejala ISK
Ditinjau oleh
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 15 Sep 2021
2413
Bayi menangis setiap kali buang air kecil? Waspada terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Si Kecil, Bun! Walau normal terjadi pada bayi, ISK akan berdampak pada ginjal bila tidak segera ditangani.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak selain infeksi saluran napas atas dan diare.
Sekitar 8 persen anak perempuan dan 2 persen anak laki-laki akan mengalami setidaknya satu kali infeksi saluran kemih saat kecil.
Saluran kemih yang dimaksud meliputi:
Infeksi saluran kemih bisa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
ISK paling sering disebabkan kuman Escherichia coli (E. coli). Dalam keadaan normal, urine dapat melewati saluran kencing tanpa hambatan.
Namun jika bakteri yang berasal dari kulit di sekitar area genital, anus, atau aliran darah masuk ke urine, dapat menyebabkan infeksi dan peradangan.
Dibandingkan bayi laki-laki, bayi perempuan lebih rentan mengalami ISK. Hal ini karena perempuan memiliki saluran kencing yang lebih pendek daripada laki-laki. Akibatnya, bakteri akan lebih mudah masuk ke kandung kemih.
Kebiasaan mengelap yang salah dari anus ke alat kelamin Si Kecil (belakang ke depan) bisa menjadi penyebab terjadinya infeksi.
Begitu juga penggunaan sabun dengan busa yang tidak baik bagi bayi karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
Kondisi Vesicoureteral Reflux (VUR) , yaitu saat urine dari kandung kemih kembali ke ginjal bisa menjadi faktor penyebab penyumbatan saluran kemih pada bayi yang serius.
Penyebab terjadinya ISK pada bayi termasuk penggunaan popok yang terlalu ketat serta jarang diganti (sebaiknya diganti tiap 3 jam atau setiap BAB).
ISK pada bayi umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih, namun jika tidak segera diobati infeksi dapat naik ke ureter dan ginjal yang berarti kondisi ISK sudah lebih serius.
Pada sebagian anak, ISK tidak menunjukkan gejala. Terutama pada bayi baru lahir, gejala ISK sering tidak terdeteksi. Namun Bunda perlu waspada, jika bayi baru lahir menunjukkan gejala-gejala berikut:
Sementara pada bayi usia satu bulan sampai satu tahun, gejala ISK dapat berupa:
Pada anak lebih besar, gejala ISK lebih terlihat saat memperlihatkan gejala:
Jika Si Kecil dicurigai menderita infeksi saluran kemih, dokter akan memeriksa urine dan mengidentifikasi bakteri dengan melakukan tes yang disebut kultur urine.
Tes ini penting bagi dokter untuk menentukan apakah bayi mengalami infeksi dan mengetahui bakteri penyebab sehingga dapat meresepkan antibiotik yang tepat.
Hal lain yang mungkin dilakukan dokter adalah menggunakan kateter untuk mendapatkan sampel urine.
Dokter akan membersihkan alat vital bayi dengan larutan steril, lalu ia memasangkan kateter urine menuju uretra untuk mendapatkan urine langsung dari kandung kemih.
Pilihan lain yang lebih jarang dikerjakkan adalah mengumpulkan urine langsung dari kandung kemih dengan memasukkan sebuah jarum ke bagian bawah perut.
Jika diduga terdapat komplikasi pada ginjal, pemeriksaan ISK pada bayi biasanya diikuti dengan pemeriksaan pada ginjal bayi.
Dokter akan meminta pemeriksaan penunjang lebih lanjut tentang kondisi ginjal dengan melakukan tes seperti USG untuk pemeriksaan ginjal dan kandung kemih, Voiding Cystourethrogram (VCUG), scan radionuklida ginjal (DMSA), CT scan atau MRI ginjal dan kandung kemih.
Tidak perlu panik bila bayi mengalami ISK. Seperti yang telah disebutkan, ISK pada bayi normal terjadi. Yang penting, Bunda mengerti bagaimana mengatasi ISK pada bayi saat hal tersebut terjadi.
Dan tentunya, mengubah pola yang salah untuk mengurangi risiko terulangnya infeksi, dengan cara melakukan beberapa hal berikut:
Cairan dapat mencegah konstipasi, yang membuat infeksi saluran kemih lebih mungkin terjadi. Banyak minum juga membuat bayi pipis lebih sering, sehingga saluran kencingnya menjadi bersih.
Penelitian telah menunjukkan bahwa memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya bisa mencegah bayi terkena infeksi saluran kemih.
Dan efek positif ini tetap akan ia miliki bahkan setelah proses penyapihan saat anak berusia dua tahun.
Walau sabun dengan busa menjadi hiburan bagi Si Kecil, hindari penggunaannya. Karena sabun dengan busa, terutama bagi bayi perempuan, memperbesar risiko terjadinya ISK.
Jika bayi sudah mulai mengonsumsi makanan padat, berikan banyak buah dan sayur yang bisa membantu mencegah konstipasi.
ISK pada bayi biasanya memerlukan perawatan dengan antibiotik yang diresepkan dokter.
Mulai kebiasaan baru yang mengurangi risiko terjadinya ISK pada bayi dengan mengelap alat kelamin Si Kecil dari depan ke belakang, bukan dari anus ke depan setiap kali membersihkannya. Dan segera ganti popok bayi bila sudah penuh.
ISK pada bayi akan hilang dalam waktu beberapa hari, bila segera mendapatkan penanganannya. Untuk mencegah hal yang sama terulang, akan lebih baik bila Bunda lebih menjaga kebersihan kelamin Si Kecil.
Sumber:
IDAI. 2015. Infeksi Saluran Kemih pada Anak.
Alodokter.2020. Bayi Mengalami ISK? Ini Gejala dan Cara Mengatasinya.
Web MD. 2021. If Your Child Gets a UTI.
Healthline. 2018. Urinary Tract Infection in Children.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010