Begini Cara Menyimpan ASI di Botol
Ditinjau oleh
dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor LaktasiBegini Cara Menyimpan ASI di Botol
Diterbitkan 9 Sep 2021
2114
Menyusui Si Kecil sekaligus bekerja, tentu bukan pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, memompa ASI adalah solusi terbaik bagi Bunda untuk dapat memiliki stok ASI yang cukup. Namun bagaimana cara menyimpan ASI di dalam botol yang benar agar tetap aman bagi Si Kecil?
Bagi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, ASI merupakan satu-satunya asupan di 6 bulan awal kehidupannya. Jadi, perkembangan dan pertumbuhan bayi, sangat tergantung dari makanannya ini.
Di sisi lain, Bunda memiliki kegiatan lain yang perlu dilakukan. Sehingga tidak setiap saat dapat menyusui Si kecil, yang dalam sehari bisa dilakukan 8-12 kali sehari.
Memompa ASI adalah salah satu solusi bagi Bunda untuk selalu memastikan bayi tidak kekurangan asupan ASI yang dibutuhkan saat Bunda tidak bersama Si Kecil.
Manfaat memompa ASI lainnya yang dapat Bunda dapatkan adalah:
Bunda dapat memompa ASI menggunakan dengan pompa ASI manual atau listrik. Bunda yang bekerja, tentu akan sangat tertolong bila menggunakan pompa ASI listrik.
Pompa ASI listrik menggunakan tenaga listrik yang kecil untuk membantu Bunda memompa ASI dari payudara. Sehingga Bunda juga terhindar dari tangan yang pegal.
Secara waktu, pompa ASI listrik sangat efektif bagi ibu pekerja. Pastikan saja agar Bunda mengatur kuat tidaknya kekuatan pompa listrik agar tidak terlalu membuat payudara sakit.
Pompa ASI manual di sisi lain, membuat Bunda menyisihkan waktu dan tenaga yang lebih daripada pompa listrik. Pompa ASI manual lebih cocok untuk ibu yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.
Memompa ASI pada dasarnya bermanfaat sangat banyak baik bagi Bunda maupun bayi. Ketika telah memiliki banyak sekali cadangan ASI, apa yang sebaiknya Bunda lakukan dengan cadangan ASI tersebut agar bertahan lama? Iya, memasukkannya ke dalam tempat penyimpanan.
Saat Bunda memutuskan untuk sering memompa untuk memiliki cadangan ASI, pertama-tama Bunda perlu memutuskan jenis kemasan ASI seperti apa yang cocok untuk Bunda.
Agar Bunda dapat memutuskan kemasan ASI yang paling cocok dengan situasi dan kebutuhan Bunda, berikut penjelasan dari masing-masing kemasan:
Pilih botol yang bebas dari BPA (bisphenol-A). BPA merupakan jenis bahan kimia yang biasanya digunakan dalam pembuatan berbagai produk, seperti wadah makanan atau minuman maupun produk kebersihan.
Bunda juga bisa menggunakan botol plastik dengan nomor daur ulang “5”, karena terbuat dari polipropilen (PP atau polypropylene ). Label PP atau nomor daur ulang 5 yang terletak di bagian bawah botol merupakan pilihan bahan plastik yang baik.
Berbeda dengan botol plastik, Bunda tidak perlu khawatir apakah botol kaca termasuk bebas BPA atau tidak. Namun, menggunakan botol kaca tentu lebih berisiko cepat pecah dibanding menggunakan botol plastik.
Selain disimpan di dalam botol, ASI perah juga bisa ditampung di dalam kantong. Kantong ASI yang dijual sudah steril jadi tidak perlu disterilkan atau dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kantong ASI juga tidak memerlukan ruang penyimpanan yang lebih dari botol.
Adalah berkah saat Bunda memiliki produksi ASI yang cukup, dan masih dapat menyimpan cadangan ASI perah. Karena tidak sedikit ibu yang kesulitan dalam memproduksi ASI.
Agar cadangan ASI yang disimpan tetap terjaga kualitasnya, Bunda disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut:
Apakah Bunda dapat mencampur ASI perah segar dengan ASI perah yang disimpan sebelumnya? Jawabannya boleh, Bun. Namun, dengan beberapa ketentuan tertentu.
Lakukan pedoman mencampur ASI yang baru dengan stok ASI di dalam penyimpanan yang benar dan aman berikut ini :
Bunda boleh langsung mencampur ASI perah segar ke dalam botol ASI suhu ruangan. Dengan catatan, ASI yang di simpan pada suhu kamar tersebut belum basi dan masih dalam kurun waktu 24 jam.
Bunda tidak dianjurkan untuk menggabungkan ASI perah segar dan ASI dari kulkas secara langsung. ASI yang baru saja diperah harus didinginkan terlebih dahulu di dalam kulkas, artinya ASI harus berada pada suhu yang sama sebelum digabungkan.
ASI yang baru saja diperah tidak boleh dicampur langsung ke dalam ASI yang telah dibekukan pada freezer . Suhu yang berbeda dikhawatirkan justru dapat merusak komposisi alami ASI.
Sebagai solusinya, masukkan ASI segar yang baru diperah ke dalam lemari pendingin. Ketika sudah dalam kondisi dingin, Bunda baru boleh menambahkannya ke dalam botol susu berisi ASI beku yang dipompa pada hari yang sama. Proses ini disebut dengan “ layering ”.
Perlu diketahui bahwa ASI beku yang telah dicairkan, sebaiknya tidak disimpan kembali ke dalam kulkas ataupun freezer . ASI tersebut harus segera diberikan pada bayi, dan tidak boleh dibekukan atau disimpan kembali.
Cara menyimpan ASI perah di wadahnya dengan benar adalah hal krusial karena ASI dapat dengan mudah rusak bila tidak disimpan dengan benar. ASI yang rusak dan tidak layak dikonsumsi termasuk ASI yang sudah tidak steril, hilang nutrisinya, dan juga basi.
Perhatikan ciri-ciri ASI basi berikut untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan:
Menyimpan ASI perah juga tidak boleh sembarangan. ASI hanya baik dikonsumsi bila tetap steril dan disimpan dengan baik sehingga nutrisinya tidak hilang.
Perlu Bunda ketahui, semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan maupun dibekukan, akan menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI.
Berikut lama penyimpanan ASI perah pada beberapa tempat penyimpanan yang berbeda:
ASI perah yang baik adalah ASI yang kebersihan dan nutrisinya terjaga seperti ASI yang baru keluar dari payudara.
Akan sangat ideal bila bayi dapat mengonsumsi ASI yang baru. Namun tidak dilarang juga untuk mengonsumsi ASI yang telah disimpan dalam kemasan, selama disimpan dengan benar.
Berikut adalah pedoman menyajikan dan cara menyimpan ASI di dalam botol atau kemasan lainnya agar ASI yang dikonsumsi Si kecil tetap aman:
Saat Bunda tahu bagaimana cara menyimpan ASI di dalam botol dot dan kemasan lainnya yang baik dan benar, asupan Si Kecil akan lebih terjamin dengan nutrisi yang tetap terjaga di ASI. Dengan demikian, tumbuh kembang baik juga tidak akan terhambat.
Sumber:
Medela. How to Store, Freeze and Thaw Breast Milk.
Mayoclinic. Breast Milk Storage: Do's and Don'ts.
Alodokter. 2018. Cara Penyimpanan ASI yang Benar.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010