Berbagai Cara Alami Mengubah Posisi Bayi Sungsang
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 9 Agt 2022
9344
Bunda tentu sering mendengar istilah posisi bayi sungsang. Saat bayi sungsang, biasanya para ibu segera merasa khawatir tidak dapat melahirkan secara normal.
Sebenarnya apa ciri-ciri bayi sungsang? Apakah berbahaya? Bagaimana cara mengubah posisi bayi? Berikut penjelasannya.
Sungsang atau breech baby merupakan kondisi ketika posisi bayi justru dalam keadaan terbalik, di mana kepala bayi dalam rahim masih berada di atas, sedangkan bokong/kaki berada di bawah.
Padahal normalnya, posisi bayi menjelang persalinan (setelah mencapai usia 35 minggu) adalah kepala bayi sudah mulai masuk ke jalan lahir.
Untunglah, posisi bayi sungsang bisa diketahui oleh dokter atau bidan melalui USG. Itu sebabnya penting untuk Bunda lebih rutin memeriksakan kehamilan pada trimester ketiga untuk mengetahui kondisi si Kecil.
Bunda sebenarnya bisa merasakan bila bayi berada dalam posisi sungsang. Ciri-ciri bayi sungsang di antaranya:
Posisi bayi yang terbalik alias kepalanya berada di atas menyebabkan adanya beberapa risiko yang membahayakan saat persalinan, misalnya:
American Pregnancy Association bersepakat bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan bayi sungsang, di antaranya:
Bila plasenta berada di bawah dan menutupi serviks atau terletak berdekatan dengan bagian atas uterus namun menutupi daerah di sekitar kepala bayi, ada kemungkinan si Kecil akan kesulitan untuk dapat mencapai posisi jalan lahir.
Bentuk uterus yang tidak normal, baik yang terjadi secara genetik maupun yang diakibatkan oleh adanya jaringan parut pada uterus (misalnya pernah dibedah atau dioperasi Caesar), mengalami infeksi atau terdapat fibroid, biasanya menyebabkan bayi tidak memiliki ruang yang cukup untuk bergerak. Akibatnya, posisi kepala bayi tidak bisa memutar ke jalan lahir.
Bila Bunda hamil kembar dua atau lebih, salah satu atau beberapa bayi kemungkinan tidak akan dapat mengambil posisi yang benar, karena ruang di dalam rahim yang cukup sempit.
Cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit juga dapat mempertinggi risiko kelahiran sungsang. Bila air ketuban sedikit, maka si Kecil akan sulit untuk bergerak di dalamnya.
Namun bila air ketuban terlalu banyak, ruang yang tersedia terlalu luas, sehingga si Kecil bisa terus memutar.
Bila Bunda pernah mengalami kelahiran sungsang sebelumnya, maka kemungkinan terjadinya posisi sungsang lagi cukup besar.
Pada kelahiran prematur atau sebelum waktunya, posisi bayi biasanya belum masuk ke jalan lahir, sehingga kemungkinannya adalah sungsang.
Berdasarkan beberapa penelitian, dikatakan bahwa riwayat kedua orang tua saat dilahirkan dengan keadaan sungsang bisa mempertinggi kemungkinan bayi juga akan mengalami kelahiran sungsang.
Biasanya dokter tidak merekomendasikan Bunda untuk melahirkan secara normal bila diketahui posisi bayi sungsang.
Bila persalinan normal tetap dilakukan, dikhawatirkan akan terjadi cedera yang berisiko pada bayi dan juga Bunda, terjadi perdarahan hebat atau komplikasi, bahkan berakibat fatal.
Biasanya dokter sudah mengetahui adanya kemungkinan bayi sungsang dari beberapa minggu menjelang kelahiran.
Untuk itu akan dilakukan upaya-upaya tertentu agar bayi dapat berputar kembali dan bisa masuk ke jalan lahir seperti seharusnya. Bila posisi si Kecil berhasil diubah, Bunda bisa melahirkan secara normal.
Karena posisi bayi sungsang sudah dapat diketahui sejak awal, dokter kemungkinan akan melakukan upaya untuk membantu si Kecil berubah posisi, sehingga bisa menempati jalan lahir. Upaya itu disebut dengan metode ECV ( External Cephalic Version ).
ECV biasanya dilakukan saat kehamilan berusia antara 35-38 minggu, setelah metode lain tidak berhasil mengubah posisi bayi yang sungsang.
Metode ini akan membantu bayi berputar dan masuk ke jalan lahir, namun saat si Kecil masih berada di dalam uterus. Tindakan intervensi ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dengan bantuan mesin ultrasound.
Dokter akan memberi tekanan tertentu pada perut Bunda sambil memutar bayi dari luar. Sebelumnya Dokter akan memeriksa detak jantung bayi, untuk memastikan bahwa si Kecil dalam kondisi sehat. Setelah itu, dokter akan memberi Bunda obat untuk membantu relaksasi otot pada uterus.
Setelah dokter mengetahui letak kepala bayi, maka perlahan-lahan dokter akan mencoba memutar posisi bayi dengan menggunakan tangan di atas perut Bunda. Tingkat keberhasilan metode ini cukup besar, yakni sekitar 50 persen.
Prosedur ini biasanya hanya berlangsung beberapa menit, tapi bisa sangat membuat ibu hamil tidak nyaman. Meski cukup menimbulkan rasa sakit, tapi sakitnya tidak seperti ketika pulih dari operasi Caesar.
Bunda yang diketahui mengalami bayi sungsang, setidaknya pada usia kehamilan 35-37 minggu memiliki kesempatan untuk membantu mengubah posisi bayi secara alami, yaitu dengan beberapa cara berikut:
Sumber:
Royal College of Obstetrician & Gynecology. 2017. Breech Baby At the End of Pregnancy.
Today’s Parent. 2018. 7 Ways to Turn A Breech Baby.
What to Expect. 2021. Breech Position: What It Means if Your Baby Is Breech.
Alodokter. 2020. 5 Hal yang Perlu Bumil Tahu tentang Hamil Sungsang
Pop Mama. 2019. Ungkap 5 Risiko Melahirkan Bayi Sungsang Secara Normal.
Hamil. 7 Ciri Bayi Sungsang Dalam Kandungan Paling Mudah Dikenali.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010