main-logo
header-image-13104
author-avatar-13104

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 9 Agt 2022

share-icon

9642


Bunda tentu sering mendengar istilah posisi bayi sungsang. Saat bayi sungsang, biasanya para ibu segera merasa khawatir tidak dapat melahirkan secara normal. 





Sebenarnya apa ciri-ciri bayi sungsang? Apakah berbahaya? Bagaimana cara mengubah posisi bayi? Berikut penjelasannya.





Definisi Bayi Sungsang





posisi bayi sungsang




Sungsang atau breech baby merupakan kondisi ketika posisi bayi justru dalam keadaan terbalik, di mana kepala bayi dalam rahim masih berada di atas, sedangkan bokong/kaki berada di bawah.





Padahal normalnya, posisi bayi menjelang persalinan (setelah mencapai usia 35 minggu) adalah kepala bayi sudah mulai masuk ke jalan lahir. 





Untunglah, posisi bayi sungsang bisa diketahui oleh dokter atau bidan melalui USG. Itu sebabnya penting untuk Bunda lebih rutin memeriksakan kehamilan pada trimester ketiga untuk mengetahui kondisi si Kecil. 





Ciri-ciri Bayi Sungsang









Bunda sebenarnya bisa merasakan bila bayi berada dalam posisi sungsang. Ciri-ciri bayi sungsang di antaranya:





  • Timbul rasa tidak nyaman pada bagian panggul hingga tulang rusuk.
  • Bila si Kecil berada pada posisi duduk bersila, tendangannya cenderung lebih rendah, biasanya terasa pada bagian bawah pusar.
  • Ada benjolan keras dan membulat di bawah tulang rusuk, yang menandakan itu adalah bagian kepala dari si Kecil. 
  • Bunda merasa lebih sesak atau berat, terutama pada area rusuk.




Posisi bayi yang terbalik alias kepalanya berada di atas menyebabkan adanya beberapa risiko yang membahayakan saat persalinan, misalnya:





  • Terjadi robekan pada jalan lahir yang menyebabkan perdarahan hebat.
  • Bayi kekurangan oksigen.
  • Berisiko cedera pada otot panggul.
  • Memunculkan risiko infeksi yang bisa berakibat fatal.
  • Ada risiko perdarahan pasca persalinan.




Penyebab Bayi Sungsang









American Pregnancy Association bersepakat bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan bayi sungsang, di antaranya:





1. Posisi plasenta





Bila plasenta berada di bawah dan menutupi serviks atau terletak berdekatan dengan bagian atas uterus namun menutupi daerah di sekitar kepala bayi, ada kemungkinan si Kecil akan kesulitan untuk dapat mencapai posisi jalan lahir.





2. Bentuk uterus yang tidak normal





Bentuk uterus yang tidak normal, baik yang terjadi secara genetik maupun yang diakibatkan oleh adanya jaringan parut pada uterus (misalnya pernah dibedah atau dioperasi Caesar), mengalami infeksi atau terdapat fibroid, biasanya menyebabkan bayi tidak memiliki ruang yang cukup untuk bergerak. Akibatnya, posisi kepala bayi tidak bisa memutar ke jalan lahir.





3. Kehamilan kembar





Bila Bunda hamil kembar dua atau lebih, salah satu atau beberapa bayi kemungkinan tidak akan dapat mengambil posisi yang benar, karena ruang di dalam rahim yang cukup sempit. 





4. Volume air ketuban





Cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit juga dapat mempertinggi risiko kelahiran sungsang. Bila air ketuban sedikit, maka si Kecil akan sulit untuk bergerak di dalamnya.





Namun bila air ketuban terlalu banyak, ruang yang tersedia terlalu luas, sehingga si Kecil bisa terus memutar. 





5. Memiliki riwayat sungsang





Bila Bunda pernah mengalami kelahiran sungsang sebelumnya, maka kemungkinan terjadinya posisi sungsang lagi cukup besar. 





6. Kelahiran prematur





Pada kelahiran prematur atau sebelum waktunya, posisi bayi biasanya belum masuk ke jalan lahir, sehingga kemungkinannya adalah sungsang. 





7. Satu atau kedua orang tua lahir dalam keadaan sungsang





Berdasarkan beberapa penelitian, dikatakan bahwa riwayat kedua orang tua saat dilahirkan dengan keadaan sungsang bisa mempertinggi kemungkinan bayi juga akan mengalami kelahiran sungsang.





Apakah Posisi Bayi Sungsang Tetap Bisa Melahirkan secara Normal?





posisi bayi sungsang




Biasanya dokter tidak merekomendasikan Bunda untuk melahirkan secara normal bila diketahui posisi bayi sungsang.





Bila persalinan normal tetap dilakukan, dikhawatirkan akan terjadi cedera yang berisiko pada bayi dan juga Bunda, terjadi perdarahan hebat atau komplikasi, bahkan berakibat fatal. 





Biasanya dokter sudah mengetahui adanya kemungkinan bayi sungsang dari beberapa minggu menjelang kelahiran.





Untuk itu akan dilakukan upaya-upaya tertentu agar bayi dapat berputar kembali dan bisa masuk ke jalan lahir seperti seharusnya. Bila posisi si Kecil berhasil diubah, Bunda bisa melahirkan secara normal. 





Apa yang Bisa Dilakukan agar Bayi Berubah Posisinya?





posisi bayi sungsang




Karena posisi bayi sungsang sudah dapat diketahui sejak awal, dokter kemungkinan akan melakukan upaya untuk membantu si Kecil berubah posisi, sehingga bisa menempati jalan lahir. Upaya itu disebut dengan metode ECV ( External Cephalic Version ).





ECV biasanya dilakukan saat kehamilan berusia antara 35-38 minggu, setelah metode lain tidak berhasil mengubah posisi bayi yang sungsang.





Metode ini akan membantu bayi berputar dan masuk ke jalan lahir, namun saat si Kecil masih berada di dalam uterus. Tindakan intervensi ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dengan bantuan mesin ultrasound.





Dokter akan memberi tekanan tertentu pada perut Bunda sambil memutar bayi dari luar. Sebelumnya Dokter akan memeriksa detak jantung bayi, untuk memastikan bahwa si Kecil dalam kondisi sehat. Setelah itu, dokter akan memberi Bunda obat untuk membantu relaksasi otot pada uterus. 





Setelah dokter mengetahui letak kepala bayi, maka perlahan-lahan dokter akan mencoba memutar posisi bayi dengan menggunakan tangan di atas perut Bunda. Tingkat keberhasilan metode ini cukup besar, yakni sekitar 50 persen. 





Prosedur ini biasanya hanya berlangsung beberapa menit, tapi bisa sangat membuat ibu hamil tidak nyaman. Meski cukup menimbulkan rasa sakit, tapi sakitnya tidak seperti ketika pulih dari operasi Caesar. 





Cara Alami Mengubah Posisi Bayi Sungsang









Bunda yang diketahui mengalami bayi sungsang, setidaknya pada usia kehamilan 35-37 minggu memiliki kesempatan untuk membantu mengubah posisi bayi secara alami, yaitu dengan beberapa cara berikut:





  • Bersujud dengan posisi pantat dan lutut lebih tinggi dari bagian perut Bunda. Topang kepala Bunda dengan tangan, sehingga bisa mencium tanah. Cobalah cara ini setiap pagi secara teratur.
  • Beberapa orang tua menyarankan Bunda yang bayinya sungsang untuk mengepel lantai dengan tangan, sehingga memosisikan tubuh merangkak.
  • Lakukan yoga untuk ibu hamil, berenang, atau senam hamil dengan gerakan-gerakan yang melatih bagian panggul. 
  • Cobalah untuk memiringkan atau mengangkat panggul secara perlahan, untuk membantu bayi berputar ke posisi yang seharusnya. 
  • Berikan kompres dingin di perut bagian atas dan kompres hangat di perut bagian bawah.
  • Mendengarkan musik ke perut. Teorinya adalah dengan memasang musik langsung ke bagian bawah perut akan bisa membujuk bayi untuk mengubah posisinya sehingga kepala berada di bawah, lebih dekat jalan lahir. Sebenarnya belum ada bukti ilmiah yang mendukung metode ini, tapi sepertinya tidak ada salahnya untuk mencobanya, Bun.








Sumber:





Royal College of Obstetrician & Gynecology. 2017. Breech Baby At the End of Pregnancy.





Today’s Parent. 2018. 7 Ways to Turn A Breech Baby.





What to Expect. 2021. Breech Position: What It Means if Your Baby Is Breech.





Alodokter. 2020. 5 Hal yang Perlu Bumil Tahu tentang Hamil Sungsang





Pop Mama. 2019. Ungkap 5 Risiko Melahirkan Bayi Sungsang Secara Normal.





Hamil. 7 Ciri Bayi Sungsang Dalam Kandungan Paling Mudah Dikenali.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010