Berbahayakah Muntah Darah Saat Hamil?
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp. OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 10 Agt 2022
736
Muntah dan mual merupakan kondisi yang dialami oleh banyak ibu hamil. Namun, muntah darah adalah perkara lain. Muntah darah pada level tertentu menjadi tanda adanya gangguan dalam tubuh.
Morning sickness seperti mual dan muntah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi sebagian besar ibu hamil. Morning sickness disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan.
Namun, muntah darah berbeda dengan muntah akibat morning sickness . Muntah darah—tidak hanya saat hamil—menjadi pertanda ada yang salah dalam tubuh.
Muntah darah dalam bahasa medis disebut hematemesis. Muntah darah mengandung darah berwarna merah terang dengan tekstur seperti bubuk kopi.
Seringnya mengalami muntah akibat morning sickness dapat menyebabkan luka pada kerongkongan. Faktor lukanya kerongkongan adalah gejala yang sering terjadi dan tidak berbahaya dari muntah darah saat hamil.
Luka pada kerongkongan berarti pembuluh darah kecil di kerongkongan melebar dan rentan pecah hingga menyebabkan pendarahan. Bila ditangani dengan baik, luka pada kerongkongan tidak akan berdampak buruk pada kehamilan.
Selain luka pada kerongkongan yang telah disebutkan di atas, muntah darah saat hamil bisa jadi disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Kondisi medis yang erat kaitannya dengan muntah darah saat hamil adalah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) akibat peningkatan asam lambung. Gejala penyakit asam lambung adalah nyeri ulu hati atau perih di dada.
Tukak lambung adalah kondisi ketika terdapat luka pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung.
Tukak lambung sering kali akan menimbulkan keluhan nyeri atau perih pada perut. Pada kondisi yang parah, tukak lambung dapat menyebabkan muntah darah.
Peradangan dinding lambung atau gastritis pada masa kehamilan juga dapat menyebabkan muntah darah. Gastritis dapat terjadi dalam waktu yang lama dan jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa berpotensi memicu kanker lambung.
Sebagian ibu hamil, mengalami gusi bengkak, sakit, dan berdarah saat hamil yang disebut dengan gingivitis. Gingivitis adalah suatu inflamasi atau peradangan yang mengenai jaringan lunak di sekitar gigi atau jaringan gingiva.
Darah dari gusi ini mungkin keluar bersamaan saat Bunda muntah.
Kehamilan meningkatkan aliran darah yang deras dalam tubuh, termasuk dapat membuat pembuluh darah dalam hidung membengkak. Darah dari dalam hidung, bisa saja mengalir ke kerongkongan dan keluar dari mulut berbarengan saat muntah.
Muntah, baik muntah darah atau bukan, akan menghilangkan banyak cairan dalam tubuh. Sisa darah atau muntahan lainnya yang dirasakan juga menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
Berikut cara meredakan ketidaknyamanan setelah muntah terjadi:
Hilangnya cairan saat muntah dapat digantikan dengan cairan intravena yang mengandung banyak elektrolit. Air garam adalah bantuan pertama yang dapat Bunda minum sebelum mendapatkan perawatan selanjutnya.
Agar lekas pulih dari dampak muntah dan tidak terkena dehidrasi, minum air putih yang banyak.
Setelah muntah, Bunda mungkin merasa mual. Makan biskuit atau roti tawar untuk menghilangkan mual dan memberikan energi. Selanjutnya Bunda juga disarankan untuk tetap menjaga nutrisi.
Makanan berlemak cenderung mendorong munculnya rasa mual. Pilih makanan yang direbus untuk mengurangi rasa mual.
Makan dengan jumlah yang sedikit lebih baik daripada makan langsung dalam jumlah banyak.
Muntah menyebabkan stres, kurang tidur, dan kelelahan. Obat paling manjur untuk gejala ini adalah istirahat yang cukup.
Minum jahe sebanyak 250 mg sebanyak 4 kali sehari, dapat meringankan gejala mual dan muntah.
Muntah darah, tidak seperti muntah akibat morning sickness perlu diperiksakan segera ke dokter, seminim apa pun darah yang keluar dari dalam tubuh.
Tanda-tanda muntah darah yang perlu Bunda segera periksakan ke dokter ditandai dengan munculnya gejala lain berupa:
Penanganan muntah darah akan berbeda pada setiap kasus, tergantung dari seberapa parah pendarahan terjadi.
Bila pendarahan yang terjadi hanya sedikit, dokter biasanya akan memberikan resep obat untuk diminum.
Bila pendarahan yang terjadi cukup parah, maka dokter bisa saja melakukan transfusi darah.
Bunda bisa saja disarankan untuk melakukan endoskopi guna memperbaiki kerusakan organ dalam tubuh melalui tindakan operasi.
Apa pun yang disarankan dokter berguna untuk mengetahui penyebab terjadinya muntah darah saat hamil. Yang pasti, Bunda tidak perlu panik, dan justru menghindari stres dengan cukup beristirahat sementara menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Sumber:
Mom Junction. 2021. Vomiting Blood During Pregnancy: What Is Normal And When To See A Doctor.
First Cry Parenting. 2019. Vomiting Blood During Pregnancy.
Healthline. 2020. What Does Vomiting Blood During Pregnancy Mean — and What Should You Do?
Alodokter. 2020. Penyebab Muntah Darah saat Hamil yang Harus Diwaspadai.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010