Bisakah Menjalani Persalinan Tanpa Rasa Sakit?
Ditinjau oleh
dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 9 Agt 2022
322
Para Bunda yang bersiap melahirkan, pasti dilanda kegalauan. Terutama soal rasa sakit yang menyertai persalinan. Mungkin Bunda bertanya-tanya apakah bisa menjalani persalinan tanpa rasa sakit? Adakah kebiasaan untuk mengurangi sakit persalinan? Jawabannya ada di sini, Bun.
Persalinan adalah proses kelahiran bayi yang sudah cukup umur dalam kandungan. Biasanya persalinan terjadi di antara minggu ke-37 sampai ke-42.
Proses yang dilalui para Bunda saat bersalin secara umum ada dua:
Persalinan ini disebut juga persalinan normal. Bayi akan keluar melalui jalan lahir atau vagina. Proses ini meliputi terjadinya kontraksi atau pembukaan jalan lahir. Setelah pembukaan lengkap, yaitu 10 cm, Bunda perlu mengejan untuk melahirkan bayi.
Persalinan ini dilakukan karena terjadi hambatan atau ada penyulit pada persalinan normal. Hambatan yang kerap terjadi misalnya:
Bila terjadi hambatan, maka tindakan bedah harus segera dilakukan. Tujuannya adalah menyelamatkan bayi dan juga Bunda.
Umumnya, persalinan melalui bedah Caesar tidak memberi rasa sakit sebesar rasa sakit persalinan normal. Karena pada tindakan ini Bunda segera diberi obat bius/anestesi spinal.
Anestesi spinal adalah pembiusan lokal yang dilakukan pada area sumsum tulang belakang. Segera setelah pembiusan dilakukan, Bunda akan mati rasa dari pinggang ke bawah.
Berbeda dengan persalinan Caesar, persalinan normal/vaginal terasa menyakitkan. Rasa sakit ini disebabkan adanya kontraksi otot rahim dan tekanan pada leher rahim.
Cara mengurangi nyeri persalinan saat ini adalah dengan penggunaan suntikan epidural. Suntikan epidural diberikan melalui tulang belakang. Hasilnya, kontraksi masih akan tetap ada, namun rasa nyeri akibat kontraksi bisa berkurang secara signifikan. Suntikan epidural juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Bunda bisa berdiskusi dengan dokter kandungan Bunda bila menginginkan suntikan epidural ketika persalinan ya..
Rasa sakit saat proses persalinan normal berjalan gradual. Maksudnya adalah terjadi peningkatan rasa sakit seiring pembukaan yang terjadi pada rahim.
Menurut American Pregnancy Association (APA), nyeri saat melahirkan normal terjadi dalam tiga tahapan:
Bagian yang terasa nyeri saat melahirkan terutama pada bagian perut bawah, punggung, dan pangkal paha. Meski demikian, tidak semua Bunda merasakan nyeri yang sama. Semua bergantung pada ambang rasa sakit dari masing-masing Bunda.
Bila Bunda sudah memutuskan untuk bersalin normal, berarti sudah siap dengan nyerinya. Bunda perlu mempersiapkan fisik dan mental sebelum saat bersalin tiba.
Persalinan tanpa rasa sakit sepertinya mustahil, Bun. Tetapi Bunda dapat menerapkan labor pain management . Artinya Bunda dapat mengendalikan rasa sakit tersebut.
Beberapa kebiasaan baik untuk membantu meringankan nyeri persalinan:
Terutama menjelang bersalin, Bunda diharapkan banyak berjalan dan bergerak. Tiap pagi dan sore, lakukan jalan santai.
Tujuannya adalah membantu memperkuat otot panggul, sekaligus merangsang kontraksi. Lakukan kira-kira selama 30 menit secara teratur.
Di kelas senam hamil, biasanya Bunda akan diajarkan untuk mengatur pernapasan. Pernapasan yang baik diyakini dapat membantu meredakan nyeri saat kontraksi.
Selain itu, pengaturan napas dan relaksasi juga dapat menjaga agar energi Bunda tidak cepat habis. Pasalnya, proses persalinan bisa berjalan lama dan perlahan.
Pernapasan yang baik adalah menarik napas dalam-dalam melalui hidung. Lalu keluarkan napas perlahan melalui mulut. Lakukan berulang-ulang sampai Bunda merasa tenang. Lakukan ini setiap kali kontraksi terjadi.
Pijatan pada punggung bawah, telapak kaki, juga bahu dapat merangsang hormon endorfin. Hormon ini membantu mengurangi nyeri dan membuat tubuh nyaman.
Air hangat bisa membantu Bunda merasa lebih nyaman. Peredaran darah menjadi lebih lancar dan tidak terlalu terasa nyeri. Bunda bisa mandi dengan berendam maupun dengan pancuran.
Sementara itu, beberapa perilaku dapat memperparah nyeri persalinan. Kebiasaan itu di antaranya:
Stres dapat menyebabkan rasa sakit semakin parah. Apalagi ditambah Bunda yang diserang kepanikan.
Oleh karena itu, hindari pemicu stres dengan menenangkan diri atau mendengarkan musik.
Saat perut sudah semakin besar, posisi berbaring bisa menambah nyeri. Lebih baik Bunda mencari posisi yang lebih nyaman. Beri tambahan beberapa bantal atau gunakan guling khusus ibu hamil.
Ketakutan yang berlebihan bisa menyebabkan Bunda merasa lebih sakit. Agar lebih siap, cobalah banyak membaca informasi dan edukasi persalinan.
Begitu juga berkumpul dengan teman-teman seperjuangan. Solidaritas para Bunda bisa membantu mengatasi rasa takut.
Kekurangan cairan bisa menyebabkan nyeri semakin parah, Bun. Apalagi saat kontraksi, dehidrasi bisa menyebabkan uterus tidak berkontraksi maksimal. Bunda juga berisiko kehabisan energi dan sulit berkonsentrasi.
Karena itu, cukupi kebutuhan hidrasi Bunda dengan banyak minum air. Selalu sediakan air minum di dekat Bunda, sehingga terjangkau kapan saja.
Persiapan kondisi menjelang persalinan sebaik-baiknya, Bun. Agar proses persalinan lancar dan semua sehat.
Sumber:
Sehat Q. 2020. Seperti Apa Rasa Sakit Melahirkan? Ini Penjelasannya.
Parents. 2015. 8 Ways to Manage Labor Pain.
Belly Belly. 2021. 8 Things That Can Make Labor Pain WORSE.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010