Cara Mencegah Anensefali, Bayi Lahir Tanpa Otak Lengkap
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 7 Okt 2021
5374
Anensefali adalah kondisi cacat lahir serius di mana otak, tempurung, dan tengkorak bayi tidak terbentuk sempurna saat hamil.
Anensefali memang masih jarang terjadi, tapi kondisi bayi tanpa tempurung kepala ini selalu berujung kematian bayi. Oleh karena itu ada baiknya bagi Bunda untuk mengetahui cara mencegah terjadinya anensefali pada anak.
Anensefali biasa disebut juga cacat tabung saraf. Mengapa? Karena Anensefali terjadi saat ada gangguan pada pembentukan tabung saraf.
Pada kondisi normal, tabung saraf semestinya terbentuk dan menutup. Tabung saraf berfungsi membantu membentuk otak dan tengkorak bayi (bagian atas tabung saraf), sumsum tulang belakang, dan tulang belakang (bagian bawah tabung saraf).
Anensefali terjadi saat bagian atas tabung saraf tidak terbentuk sempurna pada kehamilan minggu pertama, yang menyebabkan kelahiran bayi tanpa tempurung kepala dan otak. Bayi akan lahir dengan bagian depan kepala terbuka tanpa kulit dan tempurung kepala.
Saat tabung saraf pada janin tidak terbentuk, maka otak dan tulang belakang yang masih dalam proses pembentukan, akan terpapar air ketuban. Paparan ini menyebabkan jaringan sistem saraf rusak.
Akibatnya bayi akan kehilangan banyak bagian otak yang bernama cerebrum atau cerebellum. Tidak terbentuknya cerebrum atau cerebellum ini akan mengakibatkan bayi kehilangan kemampuan melihat, mendengar, berpikir, emosi, dan kemampuan koordinasi pada otak.
Penyebab anensefali pada anak masih belum diketahui. Namun, ada dugaan anensefali dapat terjadi pada anak tertentu karena dipengaruhi gen atau kromosom.
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa anensefali adalah penyakit turunan, jadi anensefali bisa terjadi pada siapa saja. Namun Bunda yang pernah memiliki anak dengan kondisi serupa, berisiko besar akan memiliki anak dengan kondisi yang sama.
Selain itu, anensefali juga lebih banyak terjadi pada bayi perempuan dibanding bayi laki-laki.
Walau hanya 1 penderita dari 1000 kelahiran mengalami anensefali, kondisi ini tetap mengkhawatirkan. Pasalnya, mayoritas bayi yang mengalami anensefali dikatakan hanya dapat bertahan hidup selama beberapa jam saja sejak dilahirkan atau meninggal dalam kandungan.
Meski penyebabnya belum diketahui, menurut ahli ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko bayi mengalami anensefali, di antaranya:
Itualh sebabnya bagi Bunda yang sedang merencanakan hamil, disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebelum terjadinya pembuahan. Saat mengandung, Bunda tetap harus mengonsumsi asam folat.
Asupan asam folat yang direkomendasikan untuk ibu yang berencana mengandung dan sedang hamil adalah 400 mcg sehari.
Kadar gula yang tinggi saat hamil beresiko tinggi mengakibatkan bayi mengalami anensefali.
Bunda yang mengalami demam atau sering berendam di sauna atau bathtub dengan air panas pada awal kehamilan dikatakan bayi berisiko lahir dengan anensefali.
Bunda yang sering mengonsumsi obat akan memberikan dampak buruk pada janin, dan memungkinkan terjadinya anensefali.
Hati-hati bagi Bunda yang mengalami kelebihan berat badan selama hamil karena bayi berisiko mengalami anensefali.
Penggunaan obat-obatan terlarang tentunya akan berdampak buruk pada janin dan akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada bayi, termasuk terjadinya anensefali.
Pemeriksaan selama kehamilan untuk mengetahui anensefali bisa dilakukan antara usia kehamilan minggu ke-14 dan minggu ke-18.
Pemeriksaan kehamilan untuk mencegah anensefali:
Kadar protein alfa-fetoprotein hati yang tinggi bisa menunjukkan adanya anensefali.
Cairan ketuban akan diperiksa untuk mencari tahu kemungkinan adanya perkembangan tidak normal.
Gelombang suara frekuensi tinggi dari USG bisa membantu menunjukkan tanda-tanda fisik anensefali.
Pemeriksaan MRI fetal akan menunjukkan gambar yang lebih rinci ketimbang USG mengenai kondisi janin di dalam kandungan.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat mengatasi kondisi bayi tanpa tempurung kepala ini. Tindakan pencegahan seperti pemeriksaan rutin dan menjaga nutrisi tubuh selama hamil adalah upaya terbaik Bunda mencegah anensefali.
Bila Bunda menemukan gejala anensefali, atau memiliki riwayat penyakit ini, konsultasikan pada dokter bila berencana hamil.
Sumber:
Hello Sehat. 2021. Anencephaly.
Cleveland Clinic. 2020. Anencephaly.
Medicinenet. Anencephaly
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010