Cegah Gejala Autisme pada Bayi Sejak Hamil dengan 5 Cara Ini
Ditinjau oleh
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 14 Mar 2022
6207
Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme merupakan gangguan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi seseorang. Gangguan pada otak serta saraf ini rentan dialami oleh bayi dan balita. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab autisme. Namun para peneliti percaya bahwa gangguan ini erat kaitannya dengan faktor genetik.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), gejala autisme dapat muncul sebelum bayi berusia satu tahun. Pernyataan ini ini pun sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Uppsala University, Swedia yang menyatakan bahwa gejala autisme dapat dikenali sejak bayi berusia 10 bulan.
Autisme merupakan gangguan saraf yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi, interaksi, serta perilaku pengidapnya. Maka dari itu, autisme tidak dapat terdeteksi dari perkembangan fisik. Pada bayi, gejalanya pun cukup sulit untuk dikenali karena semua bayi belum memiliki kemampuan interaksi yang baik. Namun, berikut ini beberapa gejala autisme pada bayi yang patut Bunda waspadai:
1. Tidak melakukan kontak mata
Umumnya, bayi belum dapat melihat dengan jelas sampai ia berusia 4 bulan. Setelah ia berusia 4 bulan, biasanya bayi sudah dapat melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya. Namun, pada bayi yang mengidap autisme, ia tidak melakukan kontak mata saat diajak berinteraksi dan lebih sering terlihat dengan tatapan kosong.
2. Tidak mengoceh
Gejala autisme pada bayi selanjutnya adalah tidak mengoceh. Walaupun belum memiliki kemampuan berbicara, umumnya bayi akan mulai mengoceh pada usia 2 bulan. Namun, jika bayi tidak pernah mengoceh atau mengeluarkan suara hingga bayi usia 6 bulan, Bunda perlu mewaspadainya karena hal ini dapat menjadi salah satu ciri-ciri autisme.
3. Tidak merespon saat dipanggil
Di usia 6 bulan, biasanya bayi mulai dapat merespon saat namanya dipanggil atau ketika ia mendengar suara. Tetapi pada bayi yang mengidap autisme, ia tidak akan menunjukkan respon apapun atau menoleh saat namanya disebut.
4. Tidak menunjukkan ekspresi wajah
Biasanya, bayi mulai dapat tersenyum atau tertawa di usia 2 bulan. Namun jika Si Kecil tidak pernah tersenyum atau menunjukkan ekspresi bahagia pada saat usia 6 bulan, hal ini dapat menunjukkan salah satu gejala autisme.
5. Tidak menunjukkan ketertarikan dengan sekitarnya
Setiap bayi memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap apapun yang ada di sekitarnya. Bayi pun sering berusaha menggapai barang-barang ada di sekitarnya untuk ia mainkan. Namun, hal ini dapat berbeda dengan bayi yang memiliki autisme karena ia terlihat tidak memiliki minat dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, bayi dengan gejala autis juga cenderung tidak merespon saat diajak bermain.
BACA: Bagaimana Memiliki Bayi Cerdas sejak dari Kandungan
Sampai saat ini, gangguan autisme pada bayi mungkin belum dapat dicegah. Namun, kehamilan yang sehat dipercaya dapat mengurangi risiko autisme pada bayi setelah lahir. Berikut ini beberapa tips untuk mengurangi risiko autisme pada masa kehamilan:
Zat besi berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan hemoglobin yang dibutuhkan untuk memasok oksigen serta nutrisi ke tubuh ibu hamil dan janin. Dengan kebutuhan nutrisi dan oksigen yang tercukupi dengan baik, proses pembentukan organ serta saraf janin akan lebih optimal sehingga dapat mencegah risiko gangguan saraf pada bayi.
Ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat secara sembarangan. Hal ini disebabkan karena obat-obatan tertentu dapat berdampak negatif pada perkembangan janin dan meningkatkan risiko cacat lahir. Jangan lupa untuk selalu konsultasikan ke dokter kandungan terlebih dahulu sebelum Bunda mengonsumsi obat atau vitamin untuk memastikan keamanannya bagi kehamilan Bunda.
Asam folat merupakan salah satu nutrisi penting yang wajib dipenuhi selama kehamilan. Nutrisi ini bermanfaat dalam pembentukan tabung saraf pada janin serta dapat mencegah risiko terjadinya cacat lahir pada bayi. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebanyak 600 mcg per hari. Untuk mencukupinya, Bunda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti alpukat, pepaya, jeruk, brokoli, kacang-kacangan, dan hati sapi.
Agar janin dapat tumbuh dengan optimal, hindari kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kehamilan seperti mengonsumsi alkohol dan merokok. Dua kebiasaan ini sangat tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan serta menghambat perkembangan janin.
Selama kehamilan, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan untuk memantau perkembangan janin serta kesehatan Bunda. Pemeriksaan USG selama kehamilan juga dapat bermanfaat sebagai deteksi dini jika terdapat pertumbuhan abnormal pada janin.
Autisme merupakan salah satu kelainan perkembangan otak yang dapat menyebabkan gangguan perilaku sehingga membuat Si Kecil kesulitan dalam berkomunikasi, berinteraksi, serta mengekspresikan perasaannya. Jika Si Kecil memiliki gejala autisme yang telah disebutkan diatas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan serta terapi yang tepat.
Sumber:
Healthline. 2021. Signs of Autism in Babies: A Simple Guide to Developmental Differences
Parents. 2021. Early Signs of Autism in Babies
Medical News Today. 2021. What are the signs of autism in babies?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010