Cek Warna Ketuban: Apakah Normal?
Ditinjau oleh
dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 22 Des 2021
3443
Bagian yang tak kalah pentingnya pada kehamilan adalah air ketuban. Bagaimana warna air ketuban yang normal? Bagaimana bila warnanya tidak normal? Cek penjelasan berikut ini.
Air ketuban adalah cairan yang melindungi janin di dalam kandungan. Cairan ini terdiri atas air, elektrolit, protein, lemak, mineral, hasil ekskresi janin, dan sel-sel janin.
Cairan ketuban dibungkus membran atau kantong yang disebut selaput ketuban, di mana bayi berada di dalamnya. Di dalamnya, si Kecil akan bergerak bebas, terlindung dari benturan dan infeksi.
Menurut penelitian, diketahui bahwa pada sekitar 12 hari setelah pembuahan, tubuh akan bersiap memproduksi cairan ketuban. Volume air ketuban akan terus bertambah seiring usia kehamilan.
Setelah mencapai usia 34 minggu, volume air ketuban kira-kira adalah 800 ml. Selanjutnya, produksi air ketuban secara alami akan berkurang sedikit demi sedikit. Ini adalah proses persiapan si Kecil bernapas menggunakan paru-parunya saat lahir.
Secara umum, warna air ketuban yang normal adalah jernih atau agak kekuningan. Dalam beberapa kasus, ada air ketuban yang warnanya kemerahan karena bercampur darah yang terjadi saat serviks (mulut rahim) mulai membuka. Kondisi ini termasuk normal, sehingga tidak perlu Bunda khawatirkan.
Dalam kondisi yang tidak normal, air ketuban juga dapat memiliki berbagai warna, misalnya:
Normalnya, air ketuban tidak berbau dan tidak kental. Namun ada juga air ketuban yang beraroma mirip kaporit atau beraroma manis. Ini juga normal Bun, bukan merupakan indikasi masalah kesehatan.
Bunda perlu waspada bila terjadi hal-hal berikut:
Bila terjadi kondisi air ketuban yang tidak normal, segera periksakan diri ke dokter. Penundaan pemeriksaan akan memperbesar risiko komplikasi dan infeksi yang lebih berat pada si Kecil. Selama selaput ketuban tidak bocor, maka tidak ada acara untuk mengetahui kondisi air ketuban kecuali melalui USG.
Seiring dengan usia kandungan, cairan ketuban akan semakin banyak. Saat tanggal perkiraan lahir makin dekat, Bunda perlu sering mengecek adanya kebocoran ketuban.
Cairan ketuban yang merembes ditandai dengan keluarnya air dari vagina, namun bukan seperti BAK. Cairan ini terus menetes tanpa bisa ditahan. Bila ini terjadi, segera cek warna dari ketuban Bunda.
Saat periksa kehamilan, dokter akan mengecek kondisi air ketuban Bunda melalui USG. Ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa terdeteksi melalui pemeriksaan ini.
Dokter juga akan mengecek kondisi ketuban melalui tes AFI ( amniotic fluid index ) dan/atau MPV ( maximum vertical pocket ). Bila semuanya normal, berarti si Kecil dalam keadaan baik dan sehat.
Bila Bunda merasakan adanya cairan yang keluar dari vagina tanpa terasa baik sedikit-sedikit ataupun banyak, ini menandakan kantong ketuban sudah pecah. Normalnya ketuban akan pecah ketika Bunda sudah berada dalam proses persalinan. Idealnya persalinan dan pecah ketuban terjadi di atas usia kehamilan 37 minggu.
Ketuban yang pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini (KPD). Dokter perlu segera memeriksa Bunda untuk merekomendasikan tindakan selanjutnya.
Penyebab ketuban pecah dini di antaranya:
Bila 24 jam setelah pecah ketuban Bunda tidak mengalami tanda-tanda persalinan seperti kontraksi dan keluarnya lendir darah, dokter akan menyarankan pemberian induksi untuk merangsang persalinan.
Bun, tak perlu merasa risau. Sebagian besar kehamilan yang sehat bisa dilalui tanpa kelainan pada ketuban. Bila ada masalah, dokter siap menangani untuk memastikan keselamatan Bunda dan si Kecil.
Sumber:
Sehat Q. 2020. Warna Air Ketuban yang Normal dan Kondisinya yang Memengaruhi Kehamilan.
Very Well Family. 2021. What is Amniotic Fluid?
March of Dimes. 2020. Amniotic Fluid.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010