main-logo
header-image-13545
author-avatar-13545

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 18 Jul 2022

share-icon

1465


Ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan dengan optimal karena masalah kesehatan yang diderita dapat berpengaruh ke kondisi janin. Salah satu masalah kesehatan ini adalah infeksi, termasuk infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menjadi penyebab penyakit gonore. 





Jika tidak segera ditangani, maka tak hanya dapat menyebabkan komplikasi kehamilan tapi juga Bunda dapat menularkan gonore pada bayi. 





Dampak Penyakit Gonore ke Kehamilan









Gonore atau kencing nanah adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae





Tak hanya menginfeksi saluran kemih, bakteri ini juga dapat menginfeksi anus, serviks, rahim, mata, tenggorokan, dan dapat menyebabkan komplikasi ke saluran reproduksi lainnya. 





Penyakit ini sangat menular dan penularannya terjadi lewat hubungan seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi bakteri ini.





Gejala-gejala penyakit gonore pada perempuan di antaranya adalah:





  • rasa nyeri saat buang air kecil
  • cairan yang keluar dari vagina bertambah jumlahnya
  • adanya darah yang keluar dari vagina
  • rasa gatal di anus
  • rasa nyeri saat buang air besar




Kebanyakan ibu hamil yang menderita gonore tak menyadarinya karena tidak muncul gejala. 





Karena itu, Bunda disarankan untuk melakukan pemeriksaan penyakit gonore pada pemeriksaan kehamilan pertama kali di dokter kandungan serta pada trimester tiga jika Bunda berisiko tinggi menderita gonore.





Jika ibu hamil menderita gonore, maka harus segera dilakukan pemeriksaan dan penanganan. Jika tidak segera ditangani, maka ibu hamil berpotensi mengalami komplikasi kehamilan yaitu:





  • keguguran
  • bayi lahir prematur
  • berat badan lahir rendah
  • infeksi air ketuban 
  • ketuban pecah dini




Selain itu, Bunda juga dapat menularkan bakteri penyebab gonore pada bayi dan menimbulkan masalah kesehatan pada bayi di kemudian hari.  





Penyakit Gonore pada Bayi dan Penanganannya









Infeksi gonore pada bayi baru lahir dapat terjadi karena bayi tertular dari ibunya saat ia melewati jalur lahir dalam proses melahirkan per vaginam. 





Gejala-gejala bayi yang terinfeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae biasanya akan muncul beberapa hari setelah bayi lahir, terutama infeksi mata, sedangkan infeksi lainnya yang indolen (lambat) bisa muncul sampai beberapa minggu kemudian.  





Bayi baru lahir yang terinfeksi gonore dari ibunya berisiko menderita infeksi mata yang serius, yaitu konjungtivitis gonore pada bayi. Karena itu, segera setelah lahir, bayi akan mendapat tindakan pencegahan konjungtivitis gonore berupa pemberian salep erythromycin ophthalmic yang kemudian dilakukan secara rutin. 





Jika konjungtivitis gonore tidak segera ditangani, maka bayi berpotensi menderita ulkus kornea dan kebutaan. 





Selain itu, infeksi bakteri gonore pada bayi baru lahir juga membuatnya mungkin menderita beberapa kondisi, yakni:





  • infeksi kulit kepala
  • infeksi saluran pernapasan atas
  • artritis septik
  • uretritis
  • vaginitis. 
  • sepsis, komplikasi berbahaya akibat infeksi. Bakteri Neisseria gonorrhoeae juga dapat masuk ke aliran darah bayi dan menyebabkan sepsis, terutama jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini yang dibiarkan terlalu lama. 




Jika kemudian bayi terdeteksi menderita gonore, maka ia akan mendapatkan pengobatan injeksi antibiotik. Injeksi ini dapat mengatasi infeksi bakteri, dengan kadar dan lama pengobatan tergantung dari jenis infeksi yang diderita oleh bayi. 





Setelahnya, baik ibu dan bayi baru lahir akan dipantau dengan cermat untuk memastikan bahwa infeksi gonore telah berhasil diatasi. 





Sampai saat ini, cara yang paling efektif untuk mengatasi gonore pada bayi adalah dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil sehingga bisa langsung diambil tindakan untuk pengobatannya. 





Dengan demikian, risiko bayi menderita infeksi saat ia baru lahir akan berkurang. Karena itu, jangan ragu dan malu ya, Bun, untuk meminta pemeriksaan penyakit gonore kepada dokter kandungan dan bidan.  









Sumber:





CDC. 2021. STDs during Pregnancy - CDC Fact Sheet (Detailed).





Hammerschlag, M. R. 2011. Chlamydial and Gonococcal Infections in Infants and Children. Clinical Infectious Diseases, Volume 53, Issue suppl_3, 15 December 2011, Pages S99–S102.





Healthline. 2016. Gonorrhea in Pregnancy.





GlowM. 2021. Gonorrhea and Syphilis in Pregnancy.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010