main-logo
header-image-11876
author-avatar-11876

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 29 Jun 2021

share-icon

258


Janin tidak berkembang disebut blighted ovum. Hal ini berbeda dengan komplikasi kehamilan atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR).





Apa yang membedakan dua kondisi gangguan kehamilan tersebut? Dan bagaimana cara mengatasi janin tidak berkembang? Simak penjelasannya di bawah ini.





Definisi Janin Tidak Berkembang





janin tidak berkembang




Janin tidak berkembang atau yang juga dikenal dengan janin kosong adalah kondisi saat zigot atau sel telur yang telah dibuahi tidak dapat berkembang menjadi embrio.





Meski embrio tidak terbentuk, kantung kehamilan di rahim tetap terbentuk dan hormon yang diproduksi ibu, yaitu hormon kehamilan atau hCG ( human chorionic gonadotropin ) juga tetap diproduksi.





Oleh karena itu, Bunda yang mengalami janin yang tidak berkembang sering tidak menyadari kalau dirinya tidak hamil lagi. Karena Bunda masih mengalami gejala-gejala awal  kehamilan. Namun, selanjutnya, Bunda baru akan merasakan gejala keguguran.





Gejala keguguran akibat blighted ovum biasanya muncul pada tiga bulan pertama kehamilan (trimester pertama) atau antara minggu ke-8 dan ke-13 kehamilan. Pada beberapa kasus, kondisi ini terjadi pada masa awal kehamilan, Akibatnya, keguguran dapat terjadi sebelum penderita menyadari bahwa dirinya sedang hamil.





Kelainan kromosom bisa menjadi faktor terjadinya janin tidak berkembang. Kelainan ini terjadi karena kualitas yang tidak bagus antara sperma dan sel telur. 





Selain itu, janin tidak berkembang bisa juga terjadi karena gangguan saat proses pembelahan embrio.





Di sisi lain, Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah saat ibu yang mengandung mengalami perlambatan pertumbuhan janin dari usia kehamilan yang sesungguhnya. 





Tanda-tanda Janin Tidak Berkembang





janin tidak berkembang




Layaknya ibu yang sedang mengandung, ibu yang mengalami janin tidak berkembang tetap akan mendapati hasil tes kehamilan positif. Ibu juga tetap akan merasakan tanda kehamilan di awal seperti nyeri pada payudara, tidak menstruasi,.





Namun kemudian, Ibu akan merasakan fase janin tidak berkembang kedua yaitu fase keguguran.





Di fase ini, ibu mulai mendapati gejala adanya flek, perut kram, tidak adanya pergerakan janin pada trimester kedua, ukuran janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan. 





Mengatasi Janin Tidak Berkembang









Saat dokter menemukan gejala hamil kosong, ia akan menyarankan untuk menunggu proses keguguran yang alami. Tanda-tandanya adalah Ibu akan mengalami menstruasi namun dengan frekuensi yang lebih intens.





Kemungkinan lain yang disarankan dokter adalah melakukan kuretase. Kuretase (kuret) dilakukan dengan membuka serviks kemudian mengangkat kantong kehamilan yang kosong dari dalam rahim. 





Obat-obatan, seperti misoprostol, juga dapat digunakan sebagai pilihan pengobatan.





Misoprostol adalah obat yang digunakan untuk memicu kehamilan, melakukan aborsi, mencegah dan menangani ulkus peptikum, dan juga untuk menangani perdarahan postpartum akibat kontraksi uterus yang buruk. 





Baik kuret ataupun obat-obatan dapat menimbulkan efek samping berupa nyeri atau kram perut. Jika dibandingkan dengan kuret, penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan perdarahan yang lebih berat pada pasien.





Kehamilan Selanjutnya









Mengalami keguguran karena janin tidak berkembang memang menyedihkan, dan juga mengkhawatirkan. Banyak ibu khawatir kehamilan selanjutnya akan mengalami hal yang sama. 





Namun Ibu tidak perlu khawatir. Keguguran pada dasarnya adalah kejadian alami yang bisa terjadi pada siapa saja pada saat hamil. Ibu yang mengalami keguguran, akan dapat hamil kembali, bahkan sering kali tidak membutuhkan waktu lama setelah keguguran janin tidak berkembang.





Meski begitu, dari segi kesehatan, Bunda yang mengalami keguguran disarankan untuk menunggu setidaknya 1—3 siklus menstruasi rutin sebelum mencoba hamil lagi.





Ada beberapa faktor yang terkait dengan keguguran jenis ini yang harus didiskusikan dengan dokter, seperti faktor genetik, kualitas telur, dan kualitas sperma.





Oleh karenanya, mengetahui riwayat kesehatan dan kondisinya dapat membantu secara medis untuk melakukan keputusan tepat terkait kehamilan yang akan datang.





Pengujian genetik adalah satu hal yang bisa dilakukan pasangan yang sedang dalam program hamil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko serta tindakan-tindakan pencegahan untuk segala jenis kehamilan berisiko. 









Sumber:





Halodoc. 2018. Perlu Diketahui Fakta tentang Blighted Ovum untuk Pasangan yang sedang Program Hamil.





Birth Injury Help Center. Blighted Ovum Miscarriage.





Sehatq. 2020. Ciri-Ciri Janin Tidak Berkembang yang Perlu Dikenali Bumil.





Web MD. 2021. Blighted Ovum.





Alodokter. 2020. Blighted Ovum.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010