Ini yang Harus Bunda Lakukan Saat Air Ketuban Pecah
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 9 Agt 2022
1990
Saat hamil memang sepertinya Anda tidak memiliki kontrol atas saluran kantung kemih. Alhasil, sering kali ada cairan yang keluar tanpa sengaja. Pertanyaannya apakah itu air ketuban yang pecah atau urine biasa? Baca penjelasan di bawah ini mengetahui perbedaannya dan apa yang sebaiknya dilakukan saat air ketuban pecah.
Sekitar 12 hari masa kehamilan, sebuah kantung ketuban terbentuk di sekitar janin yang sedang berkembang. Air ketuban adalah cairan steril yang mengisi kantung ketuban tersebut, yang mengelilingi bayi selama berada di rahim. Ibarat kata, air ketuban adalah rumah hangat dan nyaman tempat bayi tumbuh dan berkembang selama lebih dari 40 minggu masa kehamilan.
Dalam 20 minggu pertama kehamilan, komposisi terbanyak cairan ini adalah air. Setelah itu, air ketuban juga mengandung hormon, sel-sel imun sistem, nutrisi, dan urine bayi. Pada level tertinggi, air ketuban bisa mencapai 1 liter di dalam perut.
Setelah 36 minggu masa kehamilan, level cairan mulai berkurang seiring tubuh mempersiapkan diri untuk melahirkan. Saat dokter melakukan tes ultrasound sebelum melahirkan, jumlah air ketuban akan dihitung. Dokter akan mengatakan bahwa amniotic fluid index (AFI) Anda rendah jika kurang dari 5 cm.
Air ketuban bukan sembarang cairan. Cairan ini memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
Kantung ketuban ibarat sebuah balon air. Ini artinya kantung ini bisa bocor, yang menyebabkan keluarnya semburan cairan kuat (dikenal dengan air ketuban pecah). Kantung ini juga bisa berlobang, yang menyebabkan air ketuban bocor secara perlahan.
Pada sebagian besar kasus, air ketuban pecah merupakan pertanda awal persalinan. Bagaimana Anda mengetahui bahwa yang sedang terjadi adalah air ketuban yang bocor atau pecah?
Ada beberapa cara mengetahuinya.
Air ketuban pecah bisa berbahaya untuk ibu dan bayi kapanpun saat hamil. Meski memang alami mengalami sedikit kebocoran, kehilangan terlalu banyak air ketuban bisa berbahaya.Ini komplikasi yang bisa terjadi jika air ketuban pecah saat trimester pertama dan/atau kedua:
Selama trimester ketiga, level air ketuban yang rendah bisa menyebabkan:
Ada beberapa tindakan untuk mengatasi air ketuban level rendah. Dalam hal ini, Dokter akan memberikan opsi yang terbaik.
Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi pecahnya kantung ketuban yang membuat air ketuban merembes, meskipun hari perkiraan lahir (HPL) belum tiba.
Ada dua jenis KPD , yakni premature rupture of membrane s (PROM) yakni air ketuban pecah setelah 37 minggu kehamilan tapi sebelum HPL, dan preterm premature rupture of membranes (PPROM) yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan. PROM dan PPROM bisa menyebabkan isu yang serius di antaranya, kelahiran dan persalinan dini, infeksi air ketuban, dan tekanan pada tali pusar jika kepala janin tidak melekat pada panggulmu.
Ketuban pecah dini bukanlah sesuatu yang lazim. PROM terjadi pada 8 hingga 15 persen kehamilan, sementara PPROM lebih jarang lagi, yakni terjadi pada kira-kira 3 persen kehamilan. Namun PPROM lebih serius karena bisa meningkatkan risiko kelahiran dan persalinan dini sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Risiko ketuban pecah dini (KPD) biasanya semakin meningkat pada seseorang yang:
Tidak ada cara untuk mencegah PROM atau PPROM. Namun Anda bisa menurunkan risiko mengalaminya dengan menghadiri semua sesi konsultasi dengan dokter sebelum melahirkan, mengonsumsi makanan yang sehat dan tidak merokok.
Jika Anda mencurigai air ketuban pecah kapanpun selama hamil (atau bahkan ketika Anda tidak yakin), jangan panik dan segera datangi dokter. Mereka akan membantumu untuk mengecek apakah air ketuban benar-benar pecah dan menyarankan langkah penanganan selanjutnya.
Selama masa pengecekan, ada baiknya tidak menggunakan tampon, berhubungan seks atau melakukan hal lain yang berpotensi memasukkan bakteri ke dalam vagina.
Untuk PROM dan PPROM, selama didiagnosa dan diobati dengan cepat, kemungkinan bayi dan kehamilan sehat semakin tinggi. Hal terpenting adalah mengetahui tanda-tandanya, dan segera menghubungi dokter agar situasi ini segera bisa ditindaklanjuti.
Sumber :
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010