Kenali Perbedaan Operasi Caesar Biasa dengan ERACS
Ditinjau oleh
dr. Andri Welly, Sp. OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 1 Mar 2022
6035
Ketika kehamilan sudah mendekati HPL (Hari Perkiraan Lahir), Bunda pasti sudah mulai mencari tahu tentang metode lahiran yang ada. Setiap wanita tentu menginginkan lahiran secara normal. Namun, ada beberapa wanita mungkin memiliki kondisi yang tidak memungkinkan untuk lahiran secara normal sehingga harus melahirkan dengan operasi caesar atau sectio caesarea (SC).
Ilmu teknologi kini makin maju dan berkembang dalam menunjang kebutuhan persalinan ibu hamil. Lahiran caesar pun sekarang memiliki opsi lain, yaitu metode ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean Surgery).
Metode ERACS akhir-akhir ini cukup menjadi perbincangan ibu hamil di Indonesia. Padahal, sebenarnya metode ERACS sendiri sudah ada dan banyak digunakan di negara lain. Namun, ERACS baru populer di Indonesia sejak artis Nagita Slavina memilih metode ini untuk proses kelahiran putra keduanya.
ERACS adalah metode persalinan dengan cara caesar, tetapi proses pemulihannya lebih cepat. Di Amerika Serikat, metode persalinan ini banyak dipilih ibu hamil untuk melahirkan.
Pada dasarnya metode ERACS sama saja dengan metode sectio caesar konvensional. Namun, langkah-langkah yang dilakukan dan teknologi yang makin berkembang berhasil membuat proses pemulihan pasien lebih cepat dibandingkan metode caesar konvensional.
BACA: Ini Penyebab Bunda Disarankan Melahirkan Secara Caesar
Jika Bunda penasaran, Bunda bisa melihat beberapa perbandingan sectio caesar konvensional dan ERACS di bawah ini sebagai informasi tambahan.
● Masa pemulihan pasien
Pada metode sectio caesar konvensional, pasien harus dirawat dua hingga tiga hari di rumah sakit setelah tindakan. Selain itu, pasien umumnya membutuhkan waktu untuk dapat berdiri dan berjalan sendiri pasca operasi. Namun, pada caesar ERACS, pasien diharapkan dalam delapan jam setelah operasi sudah dapat belajar untuk berjalan mandiri.
BACA: Tips Pemulihan Operasi Caesar yang Perlu Bunda Lakukan
● Berpuasa
Pada sectio caesar konvensional, pasien diwajibkan berpuasa minimal 6 jam sebelum operasi. Namun, pada caesar ERACS pasien diperbolehkan makan dan minum, mulai dari dua hingga enam jam sebelum tindakan. Bahkan, dalam dua jam sebelum operasi, pasien diberikan minuman cair dengan tambahan gula atau makanan cair atau jus. Untuk makanan padat/ berat, disarankan 6 jam sebelum operasi. Kemudian, segera setelah operasi, pasien mulai diajarkan untuk konsumsi minuman cair.
● Rasa mual pasca melahirkan
Kebanyakan pasien dengan metode sectio caesar konvensional mengeluhkan rasa mual dan muntah empat jam setelah melahirkan. Pada caesar ERACS, pasien diberikan suntikan obat penghambat rasa mual dan muntah saat sebelum operasi dan saat setelah operasi, sehingga dapat mengurangi rasa tidak nyaman akibat mual dan muntah. Penggunaan obat anti nyeri pilihan pada metode ERACS adalah anti nyeri yang tidak menimbulkan efek samping mual muntah hebat. Jadi dipilih obat yang tidak menimbulkan mual muntah.
● Rasa sensasi rasa untuk bergerak pasca melahirkan
Kebanyakan pasien dengan metode sectio caesar konvensional mengeluhkan rasa nyeri yang lebih pada saat setelah melahirkan serta membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat menggerakan kaki. Pada caesar ERACS, pasien diberikan suntikan obat anestesi yang lebih sedikit dibandingkan sectio caesar konvensional, dengan tujuan proses penyembuhan pasien dapat lebih cepat. Fungsi gerak dari bagian yang dibius, akan lebih cepat pulih kembali karena dosis yang digunakan tidak dalam dosis besar.
● Biaya
Tentunya caesar ERACS biayanya lebih besar dibandingkan sectio caesar konvensional. Untuk persalinan dengan caesar ERACS, umumnya Bunda perlu menyiapkan dana sekitar Rp 12 juta hingga Rp 40 juta. Sedangkan, biaya persalinan caesar konvensional umumnya berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta. Namun, semua biaya ini dapat berubah tergantung RS, pemilihan kelas dan fasilitas, serta lama masa rawat.
BACA: Berapa Biaya Persalinan Caesar?
Tidak semua ibu hamil dapat menjalani metode caesar ERACS akibat kondisi tubuh dan riwayat kesehatan pasien. Beberapa kondisi pasien yang tidak dianjurkan mengambil metode ERACS antara lain:
● Pasien dengan kecurigaan operasi sulit misalnya ari-ari lengket (plasenta akreta)
● Pasien dengan riwayat operasi atau perlengketan pada saat operasi sebelumnya
● Pasien dengan keadaan hipertensi dan diabetes selama kehamilan
● Pasien dengan keadaan penyakit jantung
● Kejang atau eklamsia pada kehamilan
Caesar ERACS menjadi terkenal tak hanya karena dipilih oleh Nagita Slavina. Namun, metode ini memang memiliki beberapa keuntungan, khususnya untuk Bunda yang melahirkan.
● Proses pemulihan dan penyembuhan yang cepat membantu Bunda dapat segera mengurus bayi
● Rasa nyeri lebih cepat pulih sehingga membuat pasien lebih nyaman dan tidak stres. Jika Bunda tidak mengalami stres, produksi hormon oksitoksin tidak berkurang, sehingga produksi ASI cukup dan dapat mengalir dengan lancar.
● Proses yang lebih nyaman dan efek yang tidak menakutkan bagi pasien.
Saat hendak melakukan caesar ERACS, Bunda perlu menghubungi dokter kandungan untuk mendapatkan edukasi dan screening kesehatan terlebih dahulu. Jika dirasa kehamilan dan fisik Bunda dalam keadaan sehat dan normal, maka caesar ERACS bisa menjadi pilihan Bunda sebagai metode persalinan.
BACA: Berapa Lama Operasi Caesar Berlangsung?
Sumber:
UC San Diego Health. Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) Program.
Contemporary OB/GYN. Enhanced Recovery After Cesarean Section
Pub Med Gov. 2018. A Review of Enhanced Recovery After Surgery Principles Used for Scheduled Caesarean Delivery. 2019.
Guidelines for Antenatal and Preoperative care in Cesarean Delivery. 2018. Enhanced Recovery After Surgery Society Recommendations (Part 1) Guidelines for Antenatal and Preoperative care in Cesarean Delivery: Enhanced Recovery After Surgery Society Recommendations. 2018.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010