Kenali Plasenta Akreta yang Bisa Bikin Wanita Sulit Hamil Lagi
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 4 Agt 2021
2268
Di antara komplikasi kehamilan, ada kalanya terjadi kondisi yang dinamakan plasenta akreta. Yuk Bun, ketahui lebih jauh soal plasenta akreta dan penanganannya.
Plasenta atau yang secara awam dikenal dengan istilah “ari-ari” adalah merupakan organ yang fungsinya sangat penting di dalam kandungan, karena bertugas memasok oksigen dan nutrisi untuk janin.
Selain itu, plasenta juga berfungsi membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin.
Plasenta terbentuk dan menempel pada dinding rahim sejak awal kehamilan atau sekitar bulan pertama dan kedua kehamilan.
Dalam kehamilan, ada kalanya letak plasenta menempel terlalu dalam di dalam dinding rahim sehingga sulit untuk lepas dengan sendirinya setelah proses persalinan. Inilah yang disebut plasenta akreta, yang merupakan masalah kehamilan serius karena bisa membahayakan ibu hamil.
Dalam kasus normal, setelah melahirkan, plasenta biasanya akan terlepas dalam dinding rahim. Namun dalam plasenta akreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat pada dinding rahim. Kondisi ini bisa memicu perdarahan hebat pascamelahirkan.
Berdasarkan pada seberapa dalam pelekatan di dalam rahim, terdapat tiga tipe spektrum plasenta akreta, yaitu:
Nama kedua kondisi ini memang mirip, tapi plasenta akreta berbeda dengan plasenta previa. Perbedaannya di antaranya:
Meskipun hingga saat ini para pakar kesehatan belum bersepakat tentang penyebab plasenta akreta maupun pencegahannya, namun beberapa dokter menduga bahwa kondisi ini berkaitan dengan tingginya kadar protein bernama alpha-fetoprotein (AFP) yang dihasilkan janin, dan dapat dideteksi dari darah ibu hamil.
Selain itu, abnormalitas pada lapisan rahim juga diduga menjadi faktor pemicu terjadinya plasenta akreta, seperti adanya jaringan parut pasca operasi Caesar atau operasi besar lainnya pada rahim.
Bunda yang berisiko mengalami plasenta akreta di antaranya:
Plasenta akreta adalah komplikasi yang cukup banyak terjadi. Menurut American Congress of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), di Amerika setiap tahun rata-rata terjadi 533 kejadian plasenta akreta. Sementara di Indonesia, dilaporkan bahwa angka kejadiannya pun naik setiap tahun.
Karena beratnya komplikasi yang terjadi akibat plasenta akreta, kondisi ini tergolong gawat dan dapat mengancam keselamatan jiwa.
Untungnya, dalam banyak kasus, plasenta akreta sudah diketahui sejak masa kehamilan. Sehingga dokter bisa segera mengambil langkah penanganan, misalnya dengan persalinan melalui bedah Caesar lebih awal, untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Sayangnya, kondisi plasenta akreta tidak menunjukkan tanda atau gejala tertentu. Plasenta akreta terkadang hanya bisa terlihat melalui pemeriksaan USG.
Dalam banyak kasus, plasenta akreta juga menyebabkan perdarahan bahkan sebelum persalinan, yaitu pada trimester ketiga (minggu ke 27-40).
Bila Bunda mengalami perdarahan, apalagi ditambah dengan nyeri pada bagian abdomen, hendaknya segera melapor ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Pada kasus plasenta akreta berat, dokter akan melakukan operasi, yang pertama adalah operasi Caesar untuk melahirkan si Kecil. Kedua, dokter akan melakukan prosedur pengangkatan rahim atau histerektomi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan yang semakin serius.
Bila Bunda masih menginginkan untuk hamil kembali, dokter akan melakukan tindakan perawatan sehingga sebagian plasenta akan tetap berada di dalam rahim. Meskipun demikian, risiko komplikasi menjadi semakin tinggi pada kehamilan berikutnya.
Komplikasi serius dapat terjadi setelah persalinan, baik dengan metode histerektomi ataupun tidak. Pada operasi yang masih menyisakan sebagian besar plasenta, komplikasi yang dapat terjadi di antaranya:
Komplikasi juga dapat terjadi pada kehamilan berikutnya, yakni keguguran, mengalami plasenta akreta lagi, atau kelahiran prematur.
Sementara itu, operasi Caesar dengan histerektomi juga dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi luka operasi, reaksi alergi karena obat bius, dan terbentuknya gumpalan darah.
Selain itu, komplikasi lain yang dapat terjadi karena plasenta akreta adalah kerusakan organ, seperti pada paru-paru akibat acute respiratory distress syndrome , pada ginjal karena gagal ginjal.
Sumber :
Healthline. 2016. Pregnancy Complications: Placenta Accreta.
Utah Healthcare. Placenta Accreta.
Mother and Baby. 2019. Waspada, Placenta Accreta pada Ibu Hamil!
Alodokter. 2018. Plasenta Akreta.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010