Kepala Bayi Terbentur? Lakukan Ini!
Ditinjau oleh
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 16 Agt 2021
3436
Kejadian terbenturnya kepala bayi bisa dikatakan adalah hal normal yang sering terjadi. Dan biasanya, kejadian ini tidak mengakibatkan luka serius. Namun tentu saja bukan berarti Bunda tidak perlu waspada. Apa yang harus dilakukan saat kepala bayi terbentur?
Pada tahun pertama hidupnya, mayoritas bayi mengalami benturan kepala setidaknya sekali. Bayi bahkan bisa dikatakan memiliki “kebiasaan” membenturkan kepalanya pada usia 6-9 bulan, dan baru menghilangkan “kebiasaan” tersebut pada usia 3-5 tahun. Bayi senang melakukan headbang setidaknya selama 15 menit, biasanya di waktu tidur.
Yang sering terjadi, bayi senang membenturkan kepalanya ke bantal atau kasur. Atau bila saat ia sedang berdiri, ia akan membenturkan kepalanya ke dinding, tempat tidur bayi, atau kursi.
Selain “kebiasaan” ini, bayi juga bisa tanpa sengaja membenturkan kepalanya karena kondisi fisiknya. Kepala bayi ternyata berukuran lebih besar sedikit dari tubuhnya. Hal ini membuat si Kecil lebih mudah kehilangan keseimbangan.
Kemampuan fisik, seperti otot leher yang belum kuat juga memengaruhi stabilitas dan koordinasi tubuh bayi. Kaki bayi juga dapat dikatakan pendek dibandingkan ukuran proporsional keseluruhan tubuhnya.
Ditambah lagi dengan kecenderungan bayi yang ingin tahu hal-hal di sekitarnya, membuat mereka berani untuk memanjat atau melompat. Risiko bayi untuk terjatuh dan terbentur pun cukup tinggi.
Alasan bayi membenturkan kepalanya dapat dibagi menjadi dua kategori:
Tidak disangka, membenturkan kepala ternyata termasuk cara Si Kecil menenangkan diri sebelum tidur. Kebiasaan ini kurang lebih sama menenangkannya dengan kebiasaan Si Kecil yang senang diayun ke depan dan ke belakang, atau kakinya digoyang-goyang untuk membuatnya tidur lebih cepat.
Tidak seperti kondisi pertama yang masih dianggap normal, alasan kedua mengarah pada gangguan psikologis dan neurologis. Bunda dapat membedakan kedua alasan ini dengan memperhatikan apakah kebiasaan membenturkan kepala juga dibarengi dengan keterlambatan berbicara, emosi yang tidak terkendali, dan tidak bisa berinteraksi.
Saat kepala bayi terbentur, bekas benturannya mungkin meninggalkan bekas yang terlihat mengerikan bagi Bunda. Namun Bunda tidak perlu khawatir. Mayoritas benturan pada bayi biasanya tidak membahayakan dan termasuk dalam kategori ringan. Benturan ringan dapat dikategorikan pada kejadian jatuh dari tempat tidur, atau saat bayi merangkak dan berguling.
Bagaimana cara mengetahui bahwa benturan tersebut ringan dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit, melainkan hanya cukup memberikan pertolongan pertama di rumah?
Gejala bayi yang hanya mengalami benturan ringan adalah bila bayi masih menangis. Saat kepala bayi terbentur, reaksi pertama yang ia lakukan adalah menangis. Hal ini adalah reaksi atas hal tak terduga yang terjadi dan menyebabkan bayi menjadi kaget, tidak nyaman, dan mungkin menyakitkan bagi Si Kecil.
Setelah menangis, biasanya bayi akan terpaku atau terdiam selama 15-30 menit. Hal ini juga normal terjadi pada kejadian seperti ini. Selanjutnya, Bunda akan melihat kulit Si Kecil akan kemerahan, atau bahkan berdarah.
Bila kepalanya tidak berdarah atau tidak memerah, Bunda tidak perlu panik dulu. Keluarnya darah bisa terjadi, bahkan pada sayatan kecil karena banyaknya pembuluh darah. Bila darah yang keluar tidak banyak, Bunda dapat membersihkan luka, dan kemudian memberinya obat.
Efek lain dari benturan adalah timbulnya benjolan, yang sangat normal terjadi, dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Berikan kompresan es sebelum terjadinya benjolan pada bagian yang terbentur.
Akibat benturan pada setiap bayi selalu berbeda pada setiap kejadian. Bunda perlu waspada selama 48 jam ke depan setelah terjadinya benturan untuk mengetahui apakah Si Kecil memerlukan perawatan lebih lanjut dari dokter.
Jika terjadi perdarahan dan tidak bisa dihentikan dalam waktu 30 menit, ini merupakan tanda bahwa Bunda harus segera membawa anak ke dokter. Apalagi bila bayi pingsan atau tidak responsif setelah terjadinya benturan, langsung bawa Si Kecil ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Selain itu, jika anak memperlihatkan gejala-gejala berikut, segera bawa ke dokter:
Agar Bunda tidak panik setiap Si Kecil membenturkan kepalanya, Bunda perlu mengetahui bagaimana cara menanggapi situasi ini dengan cara seperti berikut:
Bayi membenturkan kepalanya dapat merupakan cara Si Kecil untuk diperbolehkan tidur di tempat tidur Bunda, yang sebaiknya tidak dilakukan bila usianya masih di bawah satu tahun. Oleh karena itu, Bunda dapat mendiamkan saat Si Kecil melakukannya. Karena biasanya akan berhenti melakukannya setelah beberapa waktu.
Dinding dapat menjadi alat Si Kecil membenturkan kepalanya. Pindahkan tempat tidur bayi sehingga ia tidak dapat meraih dinding.
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, Bunda perlu memerhatikan beberapa hal berikut:
Khawatir dengan terjadinya kebiasaan bayi membenturkan kepalanya boleh saja. Namun selama Bunda mengawasi, kepala bayi terbentur masih dapat dikatakan normal. Bila terjadi hal yang berbahaya, segera hubungi dokter ya, Bun.
Sumber:
Healthline. 2020. Why Is My Baby Banging Their Head?
Verywell Family. 2020. What to Do If Your Baby Bumps Their Head.
Healthline. 2019. Ouch — My Baby Hit Their Head! Should I Worry?
Klikdokter. 2019. Pertolongan Pertama Saat Kepala Bayi Terbentur.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010