Ketahui Pantangan Setelah Imunisasi DPT yang Perlu Diperhatikan
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 26 Mei 2025
0
Pantangan setelah imunisasi DPT perlu menjadi perhatian para orang tua nih. Sebab, dengan menghindari pantangan ini, efektivitas vaksin bisa meningkat dan mengurangi risiko terjadinya efek samping setelah bayi diberikan vaksin. Nah, simak yuk apa saja pantangannya dalam artikel ini!
Imunisasi DPT adalah pemberian vaksin kombinasi untuk melindungi tubuh bayi dari 3 penyakit, Bun, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini bisa diberikan sejak usia bayi menginjak 2 bulan. Setelah itu, dosis selanjutnya akan dilakukan sesuai dengan rekomendasi dokter.
Perlu diketahui, difteri, pertusis, dan tetanus merupakan penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi serius, bahkan kematian, Bun. Makanya, pemerintah Indonesia memasukkan vaksin DPT sebagai salah satu imunisasi lengkap yang diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun.
Imunisasi DPT sebenarnya aman saja untuk dilakukan, Bun. Namun, pada beberapa kasus, imunisasi bisa menimbulkan beberapa efek samping ringan, seperti nyeri di area bekas suntikan, kulit kemerahan, dan demam.
Efek samping tersebut bisa hilang dengan sendirinya, Bun, sekitar beberapa jam hingga hari setelah imunisasi DPT. Nah, untuk mempercepat pemulihan pada Si Kecil, Bunda bisa menghindari beberapa pantangan setelah imunisasi DPT berikut ini:
Setelah vaksin disuntikkan ke lengan Si Kecil, dokter akan meminta Bunda untuk menekan area bekas suntikan dengan pelan selama 1–2 menit. Namun, Bunda sebaiknya tidak memijat atau mengusap area tersebut ya. Soalnya, ini bisa membuat Si Kecil kesakitan dan rewel.
Salah satu efek samping yang bisa timbul akibat imunisasi DPT adalah mengantuk, Bun. Oleh karena itu, Bunda sebaiknya tidak langsung membawa Si Kecil untuk bepergian atau ke tempat ramai ya. Biarkan Si Kecil beristirahat terlebih dahulu dan menunggu sampai kondisi tubuhnya lebih baik.
Selain itu, setelah diberi vaksin, bayi mungkin bisa mengalami kelelahan karena sistem kekebalan tubuhnya sedang membentuk antibodi untuk melawan penyakit. Jadi, agar vaksin bisa bekerja dengan optimal, sebaiknya biarkan Si Kecil beristirahat dulu ya.
Apabila Si Kecil mengalami demam setelah imunisasi DPT, ada baiknya Bunda tidak memakaikan Si Kecil baju yang terlalu tebal atau berlapis-lapis. Soalnya, baju yang terlalu tebal malah bisa bikin tubuh Si Kecil kesulitan mengatur suhu tubuh, sehingga demamnya bisa jadi susah mereda. Hal ini juga bisa membuat bayi merasa kurang nyaman, sehingga bisa membuatnya lebih rewel setelah divaksin.
Seperti yang telah disebutkan, imunisasi DPT dilakukan untuk melindungi bayi dari 3 penyakit serius, Bun. Oleh karena itu, agar imunisasi ini efektif, Bunda jangan sampai lupa atau melewatkan dosis selanjutnya ya.
Perlu diketahui, jadwal imunisasi untuk vaksin DPT dimulai dari usia bayi 2 bulan, Bun. 2 dosis selanjutnya diberikan saat usia bayi 3 dan 4 bulan atau 4 dan 6 bulan. Untuk meningkatkan kekebalan, bayi juga bisa diberikan booster imunisasi DPT sejak usianya mencapai 18 bulan.
Nah, itulah berbagai pantangan setelah imunisasi DPT yang perlu Bunda perhatikan ya. Jika pantangan tersebut dihindari, efektivitas imunisasi DPT akan meningkat, serta risiko atau efek samping yang bisa terjadi bisa dihindari.
Setelah melakukan imunisasi DPT, dokter akan meminta Bunda menunggu sekitar 15 menit untuk memastikan bahwa vaksin tidak memicu reaksi alergi atau KIPI pada bayi. Apabila tidak muncul reaksi alergi, Bunda dan Si Kecil bisa langsung pulang.
Namun, jika setelahnya Si Kecil mengalami demam, Bunda bisa memperbanyak asupan ASI dan memberikannya paracetamol sirup sesuai anjuran. Jika demam yang dialami Si Kecil tidak kunjung membaik selama 3 hari atau malah memburuk, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter ya. Dengan begitu, dokter bisa melakukan penanganan dengan segera.
Sumber
Australian Government Department of Health and Aged Care (2025). Contents. After Vaccination.
Better Health Channel Australia (2025).Immunisation – Side Effects.
Centers for Disease Control and Prevention (2024). Vaccines for Your Children. Before, During, and After Shots.
Centers for Disease Control and Prevention (2024). Diphtheria Vaccination.
Government of Canada (2025). Health. A Parent's Guide to Vaccination.
National Health Services U.K. (2023). Vaccinations. Vaccination Tips for Parents.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2023). Imunisasi. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023.
Cleveland Clinic (2021). Drugs, Devices & Supplements. Diphtheria Vaccine.
Immunize British Columbia (2023). Care After Immunization: Infants and Young Children.
Hirsch, L. Kids Health (2024). Parents. Your Child's Vaccines: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP, Tdap).
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010