main-logo
header-image-15565
author-avatar-15565

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 6 Okt 2021

share-icon

359


Selain kontraksi, salah satu tanda Bunda akan melahirkan adalah pecahnya ketuban disusul keluarnya air ketuban dalam jumlah banyak. Namun pecahnya ketuban ini bisa juga terjadi sebelum proses melahirkan, bahkan jauh lebih awal, disebut dengan ketuban pecah dini. 





Jangan abaikan jika hal ini terjadi ya, Bun, karena dapat berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi tak hanya pada Bunda tapi juga pada bayi.





Ketuban Pecah Dini dan Tanda-Tandanya 





air ketuban pecah




Kantong ketuban adalah semacam kantong yang membungkus janin selama di dalam perut Bunda. Lapisan pembungkus ketuban terdiri dari beberapa membran, sementara di dalamnya berisi cairan yang menjadi pelindung janin dari benturan dan memiliki berbagai manfaat lainnya.





Pada umumnya, ketuban pecah di awal proses melahirkan, bisa secara alami atau karena dipecahkan oleh dokter atau bidan.





Namun ada juga kejadian ketuban pecah lebih awal walaupun Bunda belum mendekati HPL. Kondisi ini terjadi pada 10 persen ibu hamil. Menurut usia kehamilan, pecahnya ketuban lebih awal ini terbagi menjadi dua:





  • Ketuban pecah dini ( premature rupture of membranes ) yang terjadi pada usia kehamilan di atas 37 minggu.
  • Ketuban pecah dini prematur ( preterm premature rupture of membranes ) yang terjadi pada usia kehamilan di bawah 37 minggu.




Tanda-tanda terjadinya ketuban pecah lebih awal adalah keluarnya cairan dari vagina, bisa langsung banyak, tapi bisa juga awalnya sedikit kemudian menjadi banyak. 





Banyak ibu hamil yang keliru mengira cairan ini adalah urine, padahal sebenarnya adalah air ketuban.





Untuk memastikannya, Bunda bisa menyeka cairan dengan tisu lalu mencium aromanya. Berbeda dengan urine yang pesing, air ketuban cenderung tidak memiliki aroma. Perhatikan juga warnanya yang cenderung bening.





Faktor Risiko dan Risiko Ketuban Pecah Dini









Belum ada penyebab pasti mengapa kondisi ini bisa terjadi, tapi ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pemicunya. Infeksi menjadi faktor risiko yang paling utama, baik infeksi di rahim dan di vagina.





Faktor-faktor risiko lainnya adalah: 





  • Mengalami ketuban pecah dini di kehamilan sebelumnya
  • Perdarahan saat hamil
  • Trauma langsung di perut
  • Merokok
  • Penyalahgunaan narkoba
  • BMI ibu hamil rendah (di bawah 19,8)
  • Defisiensi vitamin C dan tembaga
  • Posisi bayi sungsang
  • Kehamilan kembar
  • Adanya masalah di rahim dan plasenta, yaitu kelainan bentuk rahim, abruptio/solusio plasenta
  • Pembukaan serviks lebih awal
  • Infeksi air ketuban
  • Pernah melakukan konisasi (biopsi kerucut) serviks




Saat Bunda merasa ketuban pecah lebih awal, maka yang harus Bunda lakukan adalah segera berangkat ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. 





Jika Bunda memang mengalami ketuban pecah dini, maka semakin lama dibiarkan maka risiko Bunda dan janin terkena infeksi akan semakin meningkat.





Selain itu, jika ketuban pecah dini disebabkan oleh infeksi air ketuban, maka kemungkinan kondisi janin sudah sangat lemah sehingga membutuhkan tindakan segera.





Tindakan Selanjutnya di Rumah Sakit





induksi-persalinan-2




Jika setelah dilakukan pemeriksaan dipastikan ketuban Bunda sudah pecah, maka kemungkinan besar Bunda akan melahirkan dalam waktu 24 jam. Karena itu, dokter akan meminta Bunda tetap di rumah sakit. 





Jika Bunda mengalami ketuban pecah dini prematur, maka apabila rumah sakit tidak memiliki fasilitas NICU, maka Bunda akan dipindahkan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut.





Jika usia kehamilan telah melewati 37 minggu, maka Bunda akan diminta untuk bersiap untuk melahirkan segera, karena jika terlalu lama maka risiko infeksi akan meningkat. Jika setelah 24 jam Bunda tidak melahirkan normal, maka akan diinduksi. 





Jika usia kehamilan antara 34-37 minggu, maka Bunda akan langsung diinduksi untuk melahirkan karena lebih baik bayi lahir prematur daripada terkena infeksi.





Kondisi yang serius adalah jika usia kandungan kurang dari 34 minggu. Jika tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi, maka Bunda kemungkinan akan diminta melakukan tirah baring terlebih dahulu untuk menunda proses melahirkan sambil dipantau ketat. 





Bunda akan diberi antibiotik untuk pencegahan infeksi, serta diberi kortikosteroid untuk mematangkan paru-paru janin. Jika kemudian paru-paru janin dirasa sudah cukup matang, maka proses melahirkan akan dilangsungkan.





Penting bagi Bunda untuk mewaspadai terjadinya ketuban pecah dini dalam usia kehamilan berapa pun. Untuk lebih jelasnya, Bunda bisa menanyakan langsung tentang hal ini ke dokter kandungan atau bidan saat pemeriksaan.









Sumber:





Pulei AN, Shatry A, et al (2021). The Continuous Textbook of Women’s Medicine Series – Obstetrics Module – Volume 10. Common Obstetric Conditions. Glob. libr. women's med., ISSN: 1756-2228; DOI 10.3843/GLOWM.409333





Medline Plus. 2020. Premature Rupture of Membranes.





NHS The Shrewsbury and Telford Hospital. 2014. Prelabour Rupture of Membranes after 37 Weeks.











Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010