Manfaat Mengajak Bayi Bicara
Ditinjau oleh
dr. Ridha Kurnia T., Sp. A, M. Kes, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 8 Jun 2021
709
Berkomunikasi dengan bayi tidak harus menunggu ia besar dan bisa bicara. Bahkan sebenarnya bayi sudah bisa diajak bicara sejak masih di dalam kandungan.
Komunikasi antara ibu dan anak sebenarnya sudah terjadi sejak lama secara alami dan kadang tanpa disadari. Cara ibu merespons anak dapat menjadi cermin anak memaknai diri sendiri dan membuatnya merasa dicintai. Berikut berbagai manfaat mengajak bayi berbicara.
Sejak kecil, ibu bisa berbicara mengungkapkan perasaan yang mungkin dirasakan si Kecil. Misalnya saat baru selesai mengganti popoknya, ibu bisa berkata, “Aaah, lega ya. Nggak basah lagi.” Atau ketika bayi selesai minum susu, ibu bisa berkata, “Enak yaa.” Begitu juga saat ia menangis, ibu bisa bertanya, "Lapar ya? Atau gerah ya? Keluar, yuk."
Bayi memang baru bisa mengungkapkan perasaannya lewat tangisan. Namun bukan berarti kita tidak dapat mencoba memahami bayi. Selain bicara pada bayi, langkah ini adalah upaya untuk memahami kebutuhan dan keinginan si Kecil. Di samping itu bayi juga akan merasa terlindungi dan tenang, sehingga tercipta hubungan yang erat antara Bunda dengan anak.
Saat bicara pada bayi, Bunda biasanya mengulang pertanyaan atau kalimat yang sama, misalnya, "Wah kamu sedang lapar ya?" atau "Kamu pasti sedang ngantuk."
Secara tidak langsung mengulang-ngulang kalimat yang sama ini sebenarnya membuat Bunda juga lebih memahami situasi sehingga emosi ibu juga menjadi lebih stabil. Hebat ya, manfaat komunikasi antara Bunda dan bayi.
Komunikasi dengan bayi akan lebih bermanfaat positif jika dilakukan dengan tepat sesuai kebutuhan dan usia bayi. Yuk kenali tahapannya.
Pada masa ini sudah mulai mengoceh atau mengeluarkan suara yang halus seperti “Aaa…uuu.” Di tahap ini bayi bersuara karena ia senang mendengar suaranya sendiri. Nah, Bunda bisa berkomunikasi dengan bayi dengan menjawab ocehan bayi dengan mencoba menirukan suara tersebut.
Ketika ibu menirukan suaranya, kemudian bayi merespons dengan suaranya sendiri, saat itulah komunikasi dua arah terjadi. Momen ini penting karena dapat menjadi dasar bagi bayi untuk berkata-kata nantinya. Selain itu, yang terpenting, bayi akan merasa dicintai dan dipedulikan.
Di usia ini, bayi umumnya sudah mulai bisa berkata-kata meski belum jelas dan kadang tanpa makna. Intonasi dan nada yang ia ucapkan bisa jadi mirip dengan cara bicara ibu.
Meski belum jelas, ibu tetap dapat merespons dengan mengafirmasi yang ia katakan. Misalnya ketika anak menunjuk benda atau makhluk hidup yang membuatnya terkesan, ibu dapat berkata, "Iya itu guguk," atau "Bunganya bagus ya." Dengan demikian ia dapat memberi nama pada apa yang ia lihat.
Namun ibu juga tidak perlu memaksa anak mengingat kosakata seperti, "Bunga. Bu-nga! Ayo coba bilang." Pada usia ini biarkan ia menikmati permainan kata-kata tanpa tuntutan apapun.
Setelah bayi berusia lebih dari 9 bulan, umumnya ia akan lebih dapat memahami perkataan orang lain dan dapat mengekspresikan kemauannya selain dengan menangis. Pada masa ini, bisa jadi anak dapat mengulang perkataan yang sebelumnya sering diucapkan ibunya padanya.
Terlebih lagi di usia 1 tahun ke atas, balita umumnya sudah bisa mengungkapkan keinginan dan perasaannya. Ibu dapat terus melayani ocehan si Kecil dengan anggukan dan jawaban seperti, "Iya, yaa" dengan penuh ekspresi. Bahkan hanya dengan mengatakan berulangkali “Ini…” ketika menyerahkan benda, sudah merupakan bentuk komunikasi tersendiri.
Tidak perlu khawatir jika balita belum bisa berkomunikasi selancar anak-anak seusianya. Hal terpenting adalah terus mengembangkan hubungan emosional antara ibu, ayah, dan anak, serta terus mengajak anak mendapatkan pengalaman dengan sekelilingnya. Dalam proses ini, anak akan merasa didengar dan secara alami kosakatanya akan terus berkembang.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010