Memahami Jenis Tantrum Anak dan Cara Mengatasinya
Ditinjau oleh
Jane Cindy M. Psi, Psi, CGA, Psikolog Klinis
Diterbitkan 8 Jun 2021
225
Meski menguji kesabaran orang tua, tantrum merupakan hal normal yang merupakan bagian dari tahap perkembangan anak. Namun ternyata ada beberapa jenis tantrum! Berikut cara mengenali dan mengatasi tantrum pada anak.
Tantrum adalah kemarahan dan frustasi yang tidak terkontrol yang ditunjukkan anak untuk menyampaikan maksudnya. Tantrum terjadi karena anak-anak, terutama balita, memiliki keterbatasan bahasa untuk mengekspresikan diri, biasanya karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Biasanya tantrum dapat terjadi karena anak merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman. Namun secara umum ada dua jenis tantrum:
Ini jenis tantrum yang paling sering terjadi. Anak akan menangis panjang dan kencang untuk mendapatkannya. Situasi ini bisa menjadi sulit jika terjadi di tempat umum seperti di supermarket atau di toko mainan. Sehingga orang tua yang kewalahan akan memilih untuk memberikan saja apa yang diinginkan anak sehingga ia diam.
Padahal sebenarnya seringnya anak tidak sedang benar-benar menginginkan benda tersebut. Tantrum manipulatif merupakan cara atau senjata yang digunakan anak untuk memanipulasi orang tuanya memberikan apa yang ia inginkan.
Ketika anak tidak mendapatkan yang ia inginkan, ada kalanya anak mengerahkan semua energinya dengan menendang atau berguling-guling di lantai.
Selain itu, ketika tantrum ada anak yang biasa melakukan ini:
Anak menghindar dari larangan atau kata-kata orang tuanya dengan masuk ke kamar/ruangan lain dan membanting pintu,
Bisa jadi anak protes dengan bersikap seolah-olah tidak mendengar kata-kata ibu. Ia tidak melakukan yang diminta dan juga tidak merespons kalimat ibu. Kadang ini bisa ia lakukan sambil berbaring telentang di lantai sampai ibu menuruti keinginannya.
Bagaimana menghadapi tantrum anak? Berikut beberapa tindakan yang bisa diambil orang tua:
Beri pujian saat anak melakukan tindakan baik seperti membereskan mainan tanpa disuruh.
Berikan kebebasan pada anak untuk menentukan hal-hal sederhana seperti: mau minum jus apel atau alpukat? Mau menggosok gigi sebelum atau setelah mandi? Dengan begitu ia tidak mencari-cari cara untuk mengontrol hal-hal lain.
Mempelajari hal baru dapat membuat energi dan perhatian anak tersalurkan serta membuatnya fokus pada hal yang seharusnya.
Jika tidak ingin anak makan camilan, ibu dapat menyimpannya di tempat tersembunyi. Ini lebih mudah daripada melarang anak makan camilan yang sudah ia temukan.
Jika melarang melakukan atau mendapatkan sesuatu, ibu dapat mengalihkan perhatian anak pada hal atau aktivitas lain. Namun jika terjadi, tantrum perlu ditangani sesuai penyebabnya.
Jika tantrum terjadi sekadar untuk mencari perhatian, maka langkah terbaik adalah mendampingi anak sambil memberikan anak ruang untuk mengekspresikan emosinya (misal dengan menangis). Ibu juga dapat memeluk atau mengusap punggung untuk menenangkannya, kemudian validasi emosi yang anak rasakan.
Begitu juga jika anak tantrum karena tidak ingin melakukan sesuatu. Ibu dapat mengajaknya bicara setelah ia sudah tenang. Namun tantrum perlu segera dihentikan jika membuat anak melakukan hal yang membahayakan dirinya atau orang lain. Misalnya dengan mengajaknya pergi ke tempat lain atau menyuruhnya masuk ke kamar (atau ruangan lain di rumah yang menurut anak nyaman).
Namun, perlu diingat agar ibu tidak meninggalkan anak sendirian di kamar. Tetaplah dampingi anak, dan berikan kesempatan baginya untuk mengekspresikan emosi, sambil ibu membantu anak memvalidasi emosi yang ia rasakan.
Sumber:
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010