main-logo

Mengapa ASI Seret? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

header-image-15887
author-avatar-15887

Ditinjau oleh

dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Diterbitkan 21 Okt 2021

share-icon

758


ASI seret selalu menjadi momok bagi semua Bunda. Pasalnya, selama 6 bulan usia pertama kehidupannya, hanya ASI yang menjadi asupan sehari-hari Si Kecil. Bila produksi ASI yang dihasilkan seret, tentu akan mengancam kebutuhan nutrisi bayi. Bagaimana mengakali ASI seret yang terjadi?





Kebutuhan ASI Setiap Hari





obat puting luka saat menyusui




Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk memberikan ASI eksklusif setidaknya sampai 6 bulan usia pertama bayi. Setelah itu, Bunda dapat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan tetap memberikan ASI sampai usia bayi 2 tahun. 





Tidak ada pedoman baku berapa jumlah ASI yang dibutuhkan bayi, karena setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda. Namun, Bunda dapat menjadikan informasi berikut sebagai  perkiraan kebutuhan bayi berdasarkan usia:





Bayi baru lahir 





  • Bayi berusia 24 jam: 5-7 ml
  • Bayi berusia 3-5 hari: 22-27 ml
  • Bayi berusia 10-14 hari: 60-85 ml




Kebanyakan bayi baru lahir akan menyusu setiap 2-3 jam sekali atau 8-12 kali dalam kurun 24 jam.





  Bayi 1-6 bulan





  • Bayi berusia 1-2 bulan: 120-150 ml per menyusu (setiap 3-4 jam)
  • Bayi berusia 3-4 bulan: 120-180 ml per menyusu
  • Bayi berusia 5-6 bulan: maksimal 240 ml per menyusu (setiap 4-5 jam)




Rata-rata kebutuhan ASI bayi pada usia ini akan bertambah 30 ml setiap bulan dibanding bulan sebelumnya. Ketika sudah genap berusia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat pendamping ASI (MPASI).





Bayi 6-24 bulan





  • 7-9 bulan: 600 ml per hari
  • 10-12 bulan: 400 ml per hari
  • 13-24 bulan: 350-400 ml per hari




Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak ada pedoman pasti mengenai kebutuhan ASI bayi. Bisa saja bayi menyusu lebih banyak dari jumlah tersebut. Bunda disarankan untuk menyusui bayi sesuai kemauan Si Kecil.





Penyebab Kurangnya Produksi ASI





stress saat menyusui




Dengan kebutuhan ASI sepanjang hari selama enam bulan pertama kehidupannya, tentu Bunda was-was apakah ASI yang diproduksi akan cukup atau tidak memenuhi kebutuhan Si Kecil.





Untuk memastikan bayi mendapatkan asupan yang cukup, tetap jaga asupan nutrisi Bunda. Dan terus menyusui karena cara kerja produksi ASI adalah: semakin sering Bunda menyusui, maka akan semakin banyak pula produksi yang dihasilkan.





Bila perlu, Bunda dapat menambah durasi pengeluaran ASI dari payudara dengan memompa ASI selain saat menyusui. Bunda juga dapat melakukan pijatan payudara untuk merangsang keluarnya ASI.





Namun, kondisi kesehatan memang bisa menyebabkan ASI seret. Beberapa kondisi kesehatan yang mempengaruhi produksi ASI termasuk:





  • Kehilangan darah yang berlebihan (lebih dari 500 ml) selama kelahiran. 
  • Sisa-sisa  plasenta yang biasanya baru dikeluarkan dari tubuh sekitar tiga hari setelah kelahiran.
  • Riwayat sindrom ovarium polikistik, diabetes, tiroid, atau gangguan hormonal lainnya.
  • Kondisi medis langka hipoplasia mammae, di mana tidak ada cukup jaringan kelenjar penghasil susu di dalam payudara.
  • Operasi payudara sebelumnya atau trauma payudara.




Penyebab ASI seret bisa juga disebabkan oleh:





  • Masalah hormonal atau endokrin
  • Penggunaan KB hormonal
  • Penggunaan obat atau herbal tertentu
  • Penggunaan dot dan susu formula
  • Bayi prematur
  • Stres




Cara Mengetahui Cukup Tidaknya Asupan ASI 





asi seret saat menyusui




Memberikan ASI dengan cara menyusui membuat Bunda tidak dapat mengukur dengan pasti seberapa banyak ASI yang telah dikonsumsi Si Kecil. Berbeda dengan pemberian ASI melalui botol yang memiliki ukuran tertulis pada botol.





Agar Bunda dapat mengetahui cukup tidaknya bayi mendapatkan asupan ASI, Bunda dapat  melihat dari gejala berikut:





Frekuensi buang air besar (BAB)





Jika Bunda mengganti setidaknya tiga hingga empat popok yang berisi kotoran besar setiap hari pada saat ia berusia 5 hingga 7 hari, artinya Si Kecil mendapatkan cukup ASI.





Saat ia berusia 2 bulan dan frekuensi kotoran menjadi berkurang, Bunda tidak perlu khawatir karena hal tersebut masih normal terjadi.





Frekuensi buang air kecil (BAK) 





Jika popok Si Kecil basah setiap kali Bunda menggantinya, setidaknya enam kali sehari pada usia lebih dari 6 hari, hal tersebut menandakan Si Kecil mendapat ASI yang cukup.





Kencing bayi tidak pekat dan berbau menyengat





Kencing yang berwarna kuning muda atau tidak berwarna menandakan bahwa Si Kecil tidak mengalami dehidrasi.





Tidak rewel 





Jika Si Kecil banyak menangis dan rewel, bisa jadi Si Kecil masih lapar. Namun perlu diingat bahwa bayi bisa rewel karena alasan yang tidak terkait dengan rasa lapar, seperti popok kotor, gas, atau kolik. 





Berat badan bayi bertambah





Tanda yang lebih pasti lain adalah bayi bertambah berat badannya. Kenaikan berat badan rata-rata 4 hingga 7 ons per minggu menunjukkan bahwa Si Kecil mendapatkan cukup susu. 





Namun Bunda perlu tahu, bahwa banyak bayi kehilangan berat badan setelah lahir maksimal hingga 10% dari berat lahirnya selama tujuh sampai 10 hari pertama. 





Jadi jangan khawatir bila Si Kecil sempat kehilangan berat badan ya, Bun. Bila ia mendapatkan ASI yang cukup, berat badannya akan berangsur-angsur pulih ke berat normal bahkan lebih pada usia 2 minggu.





Cara Meningkatkan Produksi ASI









Bunda tidak perlu khawatir bila ASI belum keluar maksimal. Ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk dapat merangsang keluarnya ASI dari payudara. Berikut di antaranya:





  • Pastikan posisi menyusui dan pelekatan bayi benar.
  • Biarkan bayi menyusu pada kedua payudara secara bergantian.
  • Beri makan bayi sesuai permintaan. Jangan berpegang pada jadwal yang kaku dengan interval yang panjang di antara waktu menyusui.
  • Hindari suplementasi dengan susu formula kecuali dokter menganggap perlu karena ada indikasi medis.
  • Menghindari penggunaan dot.
  • Pompa ASI di luar waktu menyusui untuk membantu meningkatkan produksi ASI.
  • Lakukan pijatan payudara.
  • Istirahat dan makan dengan baik. 
  • Minum air putih.
  • Makan makanan bernutrisi.




Bila ASI seret masih terjadi setelah melakukan hal di atas, Bunda dapat melakukan metode power pumping





Power pumping adalah teknik meniru frekuensi menyusu bayi yang sedang dalam masa growth spurt (percepatan pertumbuhan). Selama masa growth spurt , bayi akan lebih sering menyusu dan lebih lama durasi menyusunya.





Power pumping dilakukan dengan cara berikut:





  • Perah kedua payudara selama 20 menit, kemudian istirahat selama 10 menit.
  • Perah kedua payudara selama 10 menit, kemudian istirahat selama 10 menit.
  • Perah kedua payudara kembali selama 10 menit.




Power pumping dilakukan bukan untuk menggantikan jadwal pompa biasa, namun sebagai sesi tambahan. Idealnya, power pumping dilakukan pada malam hari karena jumlah hormon prolaktin lebih tinggi pada malam hari. Selamat mencoba, Bun!









Sumber:





Hello Sehat. 2021. 10 Cara agar Produksi ASI Lebih Banyak Secara Alami.





Alodokter. 2020. Kenali Beragam Cara Meningkatkan Jumlah ASI Perah.





SehatQ. Rekomendasi Sayuran untuk Mpasi dan Tips Memberikannya.





Medela. Too Little Breast Milk? How to Increase Low Milk Supply.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010