Mengapa Berat Bayi Turun Drastis? Ini Penyebabnya, Bun
Ditinjau oleh
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 10 Nov 2021
29084
Si Kecil tiba-tiba kehilangan berat badan? Jangan khawatir, Bunda. Bayi baru lahir normal kok mengalami penurunan berat badan.
Namun, Bunda juga harus tetap waspada pada penyebab lain berat bayi turun drastis. Yuk, cari tahu mana yang termasuk penurunan berat bayi normal dan tidak!
Wajar bagi Bunda untuk merasa khawatir dengan kesehatan bayi yang baru lahir. Apalagi bila Bunda melihat sendiri perubahan berat badan yang terjadi.
Namun, penurunan berat badan pada bayi di awal kehidupannya wajar terjadi. Berat badan bayi baru lahir berkisar antara 2.500-4.000 gram. Pada minggu pertama, akan turun rata-rata 7% paling tinggi 10%. Kemudian, pada minggu kedua akan naik lagi sehingga pada usia paling lama 14 hari sudah kembali berat lahir.
Untuk bayi prematur, pencapaian kembali berat lahir akan berlangsung lebih lama, sekitar 3 minggu. Rata-rata berat badannya bisa turun 10% dan paling banyak 15%.
Penurunan berat bayi baru lahir disebabkan karena tubuh Si Kecil cukup banyak mengandung air yang ia bawa dari dalam rahim.
Dalam rentang waktu 1-2 minggu setelah dilahirkan tersebut, cairan yang ada dalam tubuh Si Kecil sedikit demi sedikit keluar melalui urine. Inilah yang menyebabkan bobot bayi menjadi turun secara otomatis. Meski begitu, penurunan berat badan ini biasanya tidak terjadi secara drastis.
Bayi bukan prematur yang kehilangan lebih dari 12 persen dari berat badannya, dapat menimbulkan ancaman serius bagi kesehatannya. Inilah yang dikatakan penurunan berat badan bayi yang tidak wajar. Penurunan berat badan yang lebih banyak artinya bayi kehilangan cairan, yang dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi.
Dehidrasi pada gilirannya dapat mengentalkan darah bayi dan dapat membuat jantung bayi bekerja lebih keras, dan dalam situasi yang kompleks pembuluh darah dapat tersumbat yang menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Jumlah cairan yang rendah dalam tubuh juga dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh bayi yang berdampak buruk pada sel. Dehidrasi dan kadar natrium yang tinggi ini dapat menyebabkan komplikasi fatal karena dapat menyebabkan kejang atau kematian.
Jumlah pertumbuhan badan bayi berbeda-beda, ada yang sedikit, ada yang banyak. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu membandingkan Si Kecil dengan bayi yang lain.
Kurva pertumbuhan yang biasanya digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi adalah kurva Lubchenco. Dengan kurva ini, Bunda akan lebih mudah memantau pertumbuhan bayi seperti pertambahan atau penurunan berat badan bayi masih dalam kisaran normal.
Saat masih di rumah sakit, bayi baru lahir sebenarnya akan sering ditimbang sebagai bagian dari pemeriksaan. Di rumah, Bunda dapat mengawasi berat badan bayi dengan membeli timbangan dan mengukurnya sendiri.
Namun bila Bunda tidak memiliki timbangan, Bunda dapat melihat perkembangan tubuh bayi di awal kehidupannya dengan memerhatikan popok Si Kecil. Setelah minggu pertama, bayi yang baru lahir harus memiliki setidaknya 5-7 popok basah sehari dan setidaknya 3-4 popok kotor sehari.
Bunda juga dapat memantau asupan bayi dengan memerhatikan apakah bayi tampak puas setidaknya untuk beberapa saat setelah menyusu.
Bila bayi baru lahir yang menyusu masih mengalami penurunan berat badan setelah usia lebih dari 14 hari, berarti ada gangguan yang terjadi pada proses menyusu. Beberapa faktor yang menyebabkan bayi gagal menyusu meliputi:
Penting untuk menyusui bayi setidaknya setiap dua hingga tiga jam untuk merangsang suplai ASI yang sehat dan memberi ASI yang cukup untuk menambah berat badan.
Ketika bayi tidak menempel dengan benar, payudara tidak dapat secara efisien mengeluarkan cukup ASI.
Bentuk puting, baik besar, datar, atau tenggelam, mungkin akan membuat bayi kesulitan mengisap. Bayi juga dapat memiliki masalah fisik atau neurologis yang mengganggu kemampuan bayi untuk menempel pada payudara dengan benar.
Pelindung puting dapat menjadi alat menyusui yang membantu bila digunakan dengan benar dan di bawah pengawasan dokter. Namun, pelindung puting yang digunakan secara tidak benar justru dapat menghalangi bayi mendapatkan cukup ASI.
Kelahiran yang sulit, stres, atau plasenta yang tertinggal adalah beberapa penyebab keterlambatan produksi ASI.
Masalah fisik, faktor hormonal, atau operasi payudara yang pernah dilakukan, dapat menyebabkan suplai ASI rendah.
Berat badan bayi hanya salah satu faktor yang menandakan bayi sehat. Biasanya, dokter akan selalu membandingkan tiga komponen pengukuran antropometri: berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala sebagai tolok ukur kesehatan bayi.
Ukuran-ukuran ini akan dicantumkan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai sarana untuk memantau kesehatan bayi.
Untuk menjaga agar pertumbuhan bayi optimal, Bunda dapat melakukan beberapa hal berikut:
Bila Bunda melihat beberapa indikasi di bawah ini, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk melakukan pemeriksaan:
Selain gangguan pertumbuhan di atas yang memerlukan penanganan dokter, menjaga berat badan bayi dapat dilakukan sehari-harinya dengan memastikan Si Kecil mendapatkan asupan yang cukup. Jangan putus asa bila bayi menolak puting Bunda, lakukan dengan sabar sampai ia mau menyusu kembali ya, Bun!
Sumber:
Verywell Family. 2020. Weight Loss in the Breastfed Baby.
First Cry Parenting. 2018. Baby’s Weight Loss After Birth – What’s Normal and What’s Not.
American Pregnancy. Average Newborn Weight.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010