Mengapa Seorang Ibu Perlu Jalani Induksi Persalinan?
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 21 Jun 2024
96
Mendengar “ induksi persalinan” mungkin membuat Bunda ngeri. Namun, jika dokter merekomendasikan untuk melakukan induksi, kemungkinan besar karena alasan medis dan demi keselamatan ibu dan anak. Berikut hal yang terjadi jika Bunda mengalami induksi persalinan.
Induksi persalinan adalah proses merangsang kontraksi otot-otot rahim agar Bunda bisa melahirkan normal melalui jalur vagina. Proses ini khususnya dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit, bukan di rumah sendiri.
Induksi persalinan biasanya direkomendasikan jika usia kehamilan mencapai 41 minggu, tapi belum ada tanda-tanda bahwa bayi akan lahir. Induksi dimulai dengan menggunakan obat-obatan atau metode lain. Untuk melakukan tindakan ini, serviks harus sudah melembut dan siap melahirkan. Tahap ini disebut pematangan serviks.
Seperti yang disebutkan di atas, persalinan diinduksi untuk menstimulasi kontraksi pada rahim agar Bunda bisa melahirkan si Kecil secara normal atau melalui jalur vagina.
Induksi persalinan direkomendasikan jika keselamatan kesehatan ibu atau janin terancam. Dalam kasus khusus, induksi persalinan dilakukan karena bukan alasan medis, misalnya karena Bunda tinggal jauh dari rumah sakit. Ini disebut induksi elektif, yang tidak boleh terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 39 minggu.
Sebelum melakukan tindakan ini, dokter akan mendeteksi terlebih dahulu masalah yang terjadi pada ibu hamil. Ini beberapa faktor yang menentukan apakah ibu membutuhkan induksi persalinan:
Di samping itu, dokter juga mempertimbangkan usia kehamilan dan bayi apakah sudah siap dilahirkan atau belum. Jika bayi sangat prematur, dokter mungkin tidak akan melakukan induksi persalinan. Dalam hal ini, dokter akan menyarankan operasi caesar.
Bagaimana jika untuk mengurangi rasa sakit ibu? Pada umumnya hal ini tidak dianjurkan.
Berikut tahapan proses induksi persalinan:
Dalam tahap ini, dengan jari bersarung tangan dokter atau petugas kesehatan akan membersihkan selaput tipis yang menghubungkan kantung ketuban dengan dinding rahim.
Merobek kantung ketuban bisa memulai kontraksi, dan membuatnya semakin kuat jika sudah dimulai. Dokter atau petugas kesehatan akan membuat sebuah lubang kecil di kantung ketuban untuk melepaskan cairan. Prosedur ini disebut amniotomi, yang bisa membuat ibu merasa tidak nyaman.
Ini adalah hormon yang menyebabkan kontraksi pada rahim, yang biasanya digunakan untuk memulai atau mempercepat proses persalinan. Kontraksi biasanya dimulai sekitar 30 menit setelah oksitosin diberikan.
Sebuah obat yang mengandung oksitosin akan diberikan melalui tabung IV di lengan ibu, dengan dosis yang terus ditingkatkan dan dimonitor dengan seksama.
Prostaglandin (juga diproduksi secara alami oleh tubuh) adalah obat yang digunakan untuk mematangkan serviks. Obat ini dimasukkan ke vagina atau diminum lewat mulut. Sejumlah obat jenis ini tidak digunakan untuk perempuan yang pernah menjalani operasi caesar atau operasi rahim untuk menghindari risiko robeknya rahim.
Alat yang disebut laminaria yang berfungsi menyerap air ini akan dimasukkan untuk melebarkan serviks. Selain alat ini, sebuah kateter (tuba kecil) dengan bentuk balon yang ujungnya bisa dipecahkan juga dapat dimasukkan untuk melebarkan serviks dan membantu memulai persalinan.
Oleh karena menggunakan sejumlah cara, rahim bisa menjadi terlalu terstimulasi, yang menyebabkannya terlalu sering berkontraksi. Akibatnya, bisa terjadi perubahan kecepatan detak jantung janin, masalah tali pusar dan isu lainnya. Itulah sebabnya saat menjalani proses ini, ibu dan bayi akan terus dimonitor dengan seksama.
Berikut risiko induksi persalinan:
Risiko ini semakin tinggi jika ibu memiliki isu medis sebelum atau selama kehamilan.
Satu hal yang Bunda harus tahu: induksi persalinan tidak selalu berhasil. Jika gagal, ibu mungkin perlu mencoba lagi atau melakukan operasi caesar. Dalam hal ini, kemungkinan ibu yang baru pertama kali melahirkan menjalani operasi caesar semakin besar, terutama jika serviks belum siap untuk melahirkan bayi.
Sumber :
American College of Obstetricians and Gynecologists. 2020. When Pregnancy Goes Past Your Due Date.
American College of Obstetricians and Gynecologists. 2018. Labor Induction.
Setiaputri, Karinta Ariani. Hellosehat (2021). Induksi Persalinan: Kapan dan Bagaimana Dilakukannya?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010