main-logo

Mengenal Let Down Reflex, Tanda ASI Lancar

header-image-17788
author-avatar-17788

Ditinjau oleh

dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik & Konsultan Laktasi

Diterbitkan 24 Des 2021

share-icon

1993


Mungkin Bunda pernah mendengar istilah let down reflex di komunitas ibu hamil yang Bunda ikuti tapi belum tahu betul maksudnya. Let down reflex adalah sesuatu yang penting dalam menyusui karena dapat merangsang Bunda untuk mengeluarkan ASI. 





Bunda bisa pelajari tentang let down refleks dari informasi berikut ini.





Let Down Reflex adalah Refleks Normal saat Menyusui









Disebut juga dengan milk ejection reflex , let down reflex adalah refleks alami untuk mengeluarkan ASI setelah mendapat stimulasi-stimulasi tertentu. Stimulan utama dari let down reflex adalah isapan bayi saat ia menyusu. Prosesnya secara garis besar adalah seperti ini.





Saat bayi menyusu dan mengisap puting payudara Bunda, maka saraf-saraf di payudara Bunda akan mengirimkan pesan ke otak untuk memproduksi hormon-hormon yang penting bagi produksi ASI, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin adalah hormon yang meningkatkan produksi ASI, sementara oksitosin adalah hormon yang memicu keluarnya ASI ( let down ). 





Dengan meningkatnya produksi kedua hormon ini, maka tubuh Bunda akan refleks meningkatkan produksi ASI kemudian mengeluarkannya sesuai dengan isapan bayi saat menyusu.





Selain dari isapan bayi saat ia menyusu, let down reflex juga dapat dipicu oleh hal-hal berikut:





  • Mendengar suara bayi atau memikirkan tentang bayi.
  • Sentuhan di puting payudara saat memerah ASI menggunakan tangan atau pompa.
  • Saat Bunda merasakan emosi yang kuat, misalnya sedih, marah, atau stres.
  • Bunda mandi air hangat.
  • Melakukan hubungan seksual atau mendapat stimulasi di payudara oleh pasangan.




Ciri-ciri Let Down Reflex dan Komplikasinya









Berikut ini adalah beberapa ciri dari let down reflex yang normal jika dialami oleh ibu menyusui. Namun perlu Bunda ketahui bahwa tidak semua ibu menyusui mengalami ciri-ciri ini. 





  • Rasa kesemutan atau rasa hangat yang menjalar di payudara.
  • Saat menyusui, payudara Bunda yang satu lagi ikut mengeluarkan ASI.
  • Ada perubahan cara menyusui bayi. Jika sebelumnya isapan bayi berlangsung cepat dan singkat, setelah let down reflex berubah menjadi lama dan lambat. Terlihat juga bayi meneguk ASI dalam jumlah banyak dari gerakan di tenggorokannya.
  • Ada rasa kram di rahim seperti saat sedang menstruasi. Ini terjadi selama beberapa minggu setelah bayi lahir.




Walau let down reflex merupakan sesuatu yang normal dan sangat diharapkan terjadi, tapi ada juga komplikasi yang dapat muncul. Berikut ini di antaranya:





  • Suplai ASI yang berlebihan. Let down reflex dapat memicu ASI keluar secara berlebihan, menyebabkan bayi menjadi kewalahan untuk menelannya. Biasanya bayi menjadi batuk-batuk dan seperti tersedak. ASI juga tampak keluar dari mulut bayi karena tidak tertampung.
  • Refleks pengeluaran susu disforik ( dysphoric milk ejection reflex ), yaitu emosi negatif yang tiba-tiba Bunda rasakan sebagai respons dari let down reflex . Bentuknya adalah rasa sedih, bersalah, cemas, dan/atau stres. Biasanya terjadi beberapa menit dari awal menyusui.
  • Let down yang lemah. Walaupun mengalami let down reflex , tapi bisa saja karena satu dan lain hal, ASI yang keluar tidak mencukupi kebutuhan bayi. Ini membuat bayi frustrasi karena merasa lapar dan haus. 




Jika komplikasi-komplikasi ini terjadi, maka Bunda dapat memicu let down reflex dengan cara-cara berikut. Jika tetap tidak berhasil, maka Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak dan/atau konsultan laktasi untuk mendapat saran yang tepat untuk mengatasinya.





Cara Menjaga dan Meningkatkan Let Down Reflex









Menjaga let down reflex agar tetap berlangsung normal perlu dilakukan untuk memastikan suplai ASI tetap terjaga. Beberapa cara memicu let down reflex adalah: 





  • Mandi air hangat atau kompres payudara Bunda menggunakan handuk yang sudah dibasahi air hangat sebelum menyusui.
  • Buat tubuh Bunda relaks dan nyaman. Selain itu, pilih lokasi menyusui yang tenang dan sepi sehingga Bunda bisa fokus ke kegiatan menyusui. Tenangkan emosi Bunda dengan mengatur napas.
  • Pijat lembut payudara Bunda beberapa menit sebelum menyusui dan beberapa saat setelah mulai menyusui.
  • Posisikan bayi dengan tepat dan lakukan kontak dari kulit ke kulit.
  • Pandangi bayi, sentuh tubuhnya, dan cium aroma tubuhnya untuk menstimulasi let down reflex .
  • Lakukan rutinitas yang sama setiap akan menyusui, sehingga tubuh terbiasa dan let down reflex terstimulasi secara otomatis. 




Jika Bunda tetap mengalami hambatan saat menyusui akibat let down reflex , maka segera konsultasikan ke dokter anak dan/atau konsultan laktasi ya, Bun. Dengan demikian, tidak sampai mengganggu bayi mendapatkan asupan ASI. 





Sumber:





Grow by WebMD. 2021. What is the Let Down Reflex?





Healthline Parenthood. 2018. Is My Let-down Reflex Normal?





Verywell Family. 2020. Breastfeeding and the Let-Down Reflex





Pregnancy, Birth, & Baby. 2020. Let-down Reflex


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010