Mengenali Alergi Makanan Pada Anak
Ditinjau oleh
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak
Diterbitkan 10 Jun 2021
533
Seperti orang dewasa, bayi juga mengalami alergi makanan. Namun, bayi tidak dapat mengungkapkan perubahan pada tubuh akibat alergi. Oleh karena itu, orang tua yang harus lebih awas dalam mengamati, tanda-tanda alergi seperti apa yang terjadi pada si Kecil.
Alergi makanan pada anak sebenarnya cukup mudah dikenali dibanding alergi lainnya. Seperti apa gejalanya? Yuk, pelajari, Bunda!
Imun dirancang sebagai bentuk perlawanan terhadap penyakit yang menyerang tubuh, namun imun kadang juga bereaksi pada zat yang tidak berbahaya. Alergi makanan pada anak terjadi pada saat imun tubuh bereaksi pada zat yang tidak berbahaya bagi tubuh. Sebagai bentuk perlawanan, imun membentuk antibodi secara berlebihan.
Pada alergi makanan yang diperantari oleh imunoglobulin E (Ig E), gejala dapat dilihat pada si Kecil tidak lama setelah ia menyantap makanan. Dalam hitungan jam gejala alergi seperti kulit memerah, bentol, gatal, mata dan bibir bengkak, bersin, hingga napas sesak dapat terlihat.
Alergi pada makanan juga dapat ditandai dengan pusing, muntah, sakit perut, hingga BAB berdarah.
Alergi makanan pada anak dan demam memiliki gejala yang sama, yaitu hidung yang memerah dan batuk. Lalu bagaimana membedakan antara alergi dan selesma?
Selesma biasanya berlangsung selama seminggu sampai dua minggu, sementara alergi berlangsung selamanya.
Alergi juga tidak disertai demam, sementara selesma dapat disertai dengan demam. Rasa sakit pada tubuh biasanya dirasakan saat selesma yang sebagian besar disebabkan oleh virus, sementara alergi tidak.
Alergi juga berbeda dengan intoleransi makanan. Alergi terjadi lebih karena imun tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap makanan yang dianggap sebagai zat yang berbahaya.
Sementara intoleransi makanan disebabkan karena tubuh tidak dapat mencerna zat yang masuk ke tubuh, misalnya laktosa pada susu sapi.
Jenis makanan yang sering menyebabkan alergi pada anak meliputi: susu, telur, kacang, kedelai, gandum, ikan, kerang, seafood , dll.
Mengenalkan bayi pada makanan yang memiliki risiko alergi pada saat bayi mulai MPASI (umur 6 bulan), akan meminimalisir munculnya alergi pada si kecil.
Pada sebuah penelitian, penundaan pengenalan makanan seperti kacang-kacangan, telur pada anak usia lebih dari 6-12 bulan, justru memicu terjadinya alergi pada makanan ini.
Si Kecil mulai menunjukkan gejala alergi pada makanan tertentu? Ini cara mengatasinya, Bun!
Orang tua yang memiliki alergi, 70% akan memiliki anak dengan alergi. Walaupun, alergi yang diderita mungkin tidak sama jenisnya dengan orang tua.
Pada kasus lain, alergi makanan pada anak terbentuk dalam waktu yang cukup lama. Namun, akhirnya alergi berkembang karena tanpa sadar orang tua memberikan makanan yang memicu alergi secara terus menerus.
Namun, Bunda tidak perlu khawatir. Bila Bunda mengatasi alergi si Kecil dengan benar, alergi pada beberapa makanan dapat hilang (tubuh menjadi toleran) seiring pertumbuhannya.
Sumber:
Healthline. 2018. What to Expect When Your Baby Has Allergies.
Parents. 2020. All About Food Allergies in Babies.
NHS UK. 2021. Food Allergies in Babies and Young Children.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010