main-logo
header-image-14594
author-avatar-14594

Ditinjau oleh

dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 2 Sep 2021

share-icon

7146


Campak mungkin terdengar familiar bagi sebagian orang. Namun, tahukah Bunda bahwa campak dapat berakibat fatal, terutama bagi bayi? Oleh karena itu, mengetahui ciri-ciri campak pada bayi adalah wajib, agar terhindar dari risiko yang lebih buruk.





Apa Itu Campak?





campak pada bayi




Di Indonesia, campak sudah cukup dikenal. Dianggap sebagai penyakit biasa, tidak banyak yang tahu kalau campak dapat berakibat buruk bila tidak segera ditangani. Pneumonia, kerusakan otak, tuli, bahkan kematian adalah risiko bila terkena campak. 





Campak dikatakan bisa membunuh 100 ribu orang per tahun, sebagian besar anak dan bayi di bawah usia 5 tahun. Namun, seperti cacar, mayoritas orang yang pernah kena campak, tidak akan mengalami untuk kedua kalinya. 





Campak merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Campak terjadi akibat infeksi virus yaitu paramiksovirus.





Virus ini menular melalui liur, kontak langsung, ataupun udara. Saat penderita campak bersin, maka air liur yang berada di udara secara aktif dapat menularkan ke orang lain dalam durasi beberapa jam. 





Oleh karena itu, berada pada ruangan yang sama selama 15 menit dengan penderita atau melakukan kontak langsung dengan penderita campak sudah dapat dipastikan akan menularkan campak ke bayi.





Ciri-ciri Campak pada Bayi





campak pada bayi




Saat bayi terpapar virus ini, Bunda mungkin akan kesulitan mengenali ciri-ciri campak pada bayi selama 7-14 hari ke depan. 





Baru setelahnya, muncul ciri-ciri campak pada bayi awal berupa batuk terus menerus, pilek, demam tinggi, serta mata terlihat merah. Ada kemungkinan bayi mengalami bintik koplik, yaitu bintik merah kecil bercampur biru-putih di dalam mulut. 





Antara 3-5 hari setelah gejala awal mulai terjadi, muncul ruam berwarna merah kecoklatan. Ruam ini pertama muncul di kepala, lalu menyebar turun ke seluruh tubuh. Saat ruam muncul, demam bayi bisa naik hingga 40 derajat Celcius.





Tak jarang, bayi yang terserang campak juga menderita infeksi telinga. Dalam beberapa hari ke depan, demam mulai membaik dan ruam kemerahan akan meninggalkan bekas kegelapan di kulit hingga beberapa minggu.





Selain itu, gejala campak juga membuat bayi menjadi susah makan, dan batuk yang terjadi pun terus bertambah parah, terutama saat malam hari.





Setelah bayi positif terkena campak, jangan biarkan ia bertemu dengan orang lain. Karena dalam waktu 8 hari, dimulai 4 hari sebelum ruam muncul dan berakhir ketika ruam telah ada selama 4 hari, bayi  masih dapat menularkan virus ke orang lain. 





Vaksin Campak untuk Bayi





campak pada bayi




Vaksin campak termasuk dalam program imunisasi dasar rutin yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.





Terdapat dua jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah campak, yaitu vaksin MR ( measles, rubella ) dan vaksin MMR ( measles, mumps, dan rubella ).





Vaksin MR untuk mencegah penyakit campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, rubella, dan gondongan.





Imunisasi primer diberikan saat anak berusia 9 bulan (MR), sedangkan imunisasi booster (penguat) diberikan saat anak berusia 18 bulan (MR/MMR) dan 5–7 tahun (MR/MMR).





Tidak ada efek samping akibat vaksin yang perlu Bunda khawatirkan. Efek samping vaksin biasanya ringan dan hilang dalam beberapa hari. 





Dalam beberapa kasus, vaksin memang dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah dan kejang. Namun hal ini sangat jarang terjadi.





Jadi Bunda tidak perlu khawatir, dan disarankan untuk tetap memberikan vaksin campak lengkap kepada Si Kecil.





Bagaimana Jika Bayi Terlanjur Tertular Sebelum Imunisasi?









Bila Bunda merasa Si Kecil kemungkinan terlanjur terpapar virus sebelum mendapatkan vaksin, tidak perlu khawatir, Bun. Selama Bunda segera memberikan perawatan selama 72 jam setelah ia terinfeksi virus, campak akan lebih mudah ditangani.





Berikut penanganan bayi terpapar campak sesuai usia masing-masing:





Bayi usia 6 bulan atau kurang





Bayi berusia 6 bulan memang terlalu kecil untuk diberikan vaksin. Sedangkan antibodi yang diterima dari Bunda sejak di dalam rahim tidak cukup kuat menangkal virus.





Pada anak usia 6 bulan atau kurang yang terkena campak, biasanya dokter akan memberi suntikan yang disebut dengan Human Normal Immunoglobulin (HNIG).





HNIG memberi bayi antibodi dalam jangka pendek, yang bisa membantu meringankan gejala. Namun sayangnya saat ini belum tersedia di Indonesia.





Bayi 6-8 bulan





Sama seperti bayi 6 bulan atau kurang, bayi usia ini yang dekat dengan penderita campak, akan diberikan HNIG. Namun, bila bayi berada di lingkungan yang sedang mengalami pandemi campak dan bayi belum terkena campak, bisa diberikan vaksin MR.





Bayi 9 bulan atau lebih





Walau sudah terpapar virus, dokter tetap akan memberi bayi vaksin MMR standar, idealnya dalam 3 hari setelah terpapar. 





Mengatasi Bayi Terkena Campak









Apabila ciri-ciri campak pada bayi sudah terlihat, Bunda tidak perlu melakukan perawatan di rumah sakit. Campak dapat disembuhkan dengan perawatan dari rumah dengan melakukan beberapa hal berikut:





  • Pastikan bayi banyak istirahat.
  • Jauhkan bayi orang lain sampai setidaknya 4 hari setelah timbul ruam.
  • Pastikan bayi Bunda tidak mengalami dehidrasi dengan memberikan dia banyak ASI.
  • Berikan bayi parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam dan nyeri sesuai anjuran dokter.
  • Untuk meredakan batuknya, letakkan semangkuk air panas di kamarnya agar ruangan lembap.
  • Jika bayi kesulitan makan atau minum karena hidung tersumbat, Bunda bisa mencoba obat tetes hidung saline untuk mengencerkan lendir.




Banyak bayi dan anak yang bisa sembuh dari campak tanpa mengalami komplikasi. Namun bukan berarti komplikasi tidak mungkin terjadi. Bayi berusia di bawah satu tahun rentan mengalami berbagai komplikasi akibat campak. 





Oleh karenanya, saat bayi mengalami gejala-gejala berikut ini, segera bawa ke dokter: 





  • Diare 
  • Muntah
  • Infeksi mata
  • Infeksi telinga 
  • Tenggorokan bengkak (laringitis)
  • Sulit bernapas
  • Batuk mengeluarkan darah 
  • Kejang 
  • Ruam yang tidak kunjung hilang 
  • Sangat lemas dan tidak bertenaga




Saat bayi mengalami campak, selalu pantau si Kecil ya, Bunda. Komplikasi akibat campak bisa berbahaya, sehingga perlu pertolongan segera jika gejala-gejala lanjutan di atas dialami oleh si Kecil.  





Selain itu, pastikan si Kecil mendapatkan vaksin campak. Melindungi Si Kecil dari komplikasi campak, juga melindungi bayi dan orang lain dari penyakit ini.









Sumber:









Alodokter. 2021. Vaksin Campak.





Baby Centre. 2018. Measles in Babies.





Mayo Clinic. Measles.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010