Mitos atau Fakta: Stres Sebabkan Keguguran?
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 4 Mei 2023
256
Banyak yang meyakini bahwa stres sebabkan keguguran. Benarkah demikian? Jawabannya ada di penjelasan berikut ini.
Menurut penjelasan dari Kementerian Kesehatan RI, stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) saat terjadi perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.
Reaksi ini biasanya bersifat negatif, misalnya panik, sedih, depresi, takut, bahkan memunculkan keinginan-keinginan yang kurang baik.
Stres saat hamil cukup lazim terjadi pada perempuan. Hal ini banyak dipicu oleh perubahan pada tubuh yang terasa tidak nyaman.
Selain itu, penyebab lainnya adalah perubahan pada kehidupan sehari-hari, karena efek perubahan hormon di dalam tubuh, hingga beban atau tekanan untuk menjadi ibu.
Perdebatan tentang stres sebabkan keguguran masih terus bergulir di kalangan pakar kesehatan. Pada intinya, semua pihak bersepakat bahwa keguguran dapat terjadi atas banyak faktor.
Rachel Pilliod, dokter kebidanan di Oregon Health and Science University, Amerika Serikat, menyatakan bahwa stres bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya keguguran.
Ada banyak sekali kondisi yang juga dapat menyertai stres pada ibu, yang akhirnya mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan berat, yang berujung pada berakhirnya kehamilan.
Selain itu, berdasarkan data penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 tentang Reproduksi Manusia yang dilakukan oleh Lynch, Sundaram, dan Louis, juga menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung dari stres yang dialami ibu dengan keguguran.
Dalam penelitian yang lain, ditemukan bahwa stres yang dialami ibu pada dasarnya tidak memengaruhi aliran darah ke uterus maupun pada tali pusar. Sehingga tidak terbukti bahwa stres secara langsung dapat mengganggu aliran nutrisi kepada janin.
American College of Obstetrician and Gynecologist (AGOC), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), juga lembaga dunia WHO juga telah bersepakat bahwa stres bukanlah faktor risiko untuk terjadinya keguguran.
Namun demikian, secara logika, stres—baik pada ibu yang sedang hamil maupun tidak—biasanya akan memicu kondisi tertentu. Seperti tidak mau makan, tidak bisa tidur, emosi tidak stabil, muncul keinginan untuk menyakiti diri, dan sebagainya.
Tanda-tanda stres saat kehamilan yang lain misalnya:
Hal-hal semacam inilah yang kemudian bisa mengganggu kesehatan, menyebabkan malnutrisi pada ibu. Akhirnya bisa berdampak pada kurangnya aliran nutrisi kepada si Kecil sehingga membahayakan dan memicu keguguran.
Stres adalah keadaan yang sangat dipengaruhi oleh pikiran dan kondisi sekitar. Untuk mencegah stres, Bunda dapat melakukan ini:
Perkaya diri dengan berbagai informasi seputar kehamilan, sehingga Bunda benar-benar siap memasuki fase baru dalam kehidupan.
Support system bisa dari keluarga, sahabat, sesama Bunda, anggota komunitas ibu dan anak, dan sebagainya. Dengan Bunda tidak merasa sendirian, segala pikiran buruk dan pemicu stres akan lebih bisa dikendalikan.
Menjadi seorang ibu adalah sebuah fase besar dalam hidup Bunda. Berkumpul bersama orang-orang yang kurang memotivasi atau bahkan memberi pengaruh buruk akan memicu stres pada diri Bunda. Tinggalkan perkumpulan yang “beracun” tersebut, dan bangun kehidupan Bunda yang baru.
Jangan sampai kondisi stres Bunda berlarut-larut. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi stres saat hamil:
Bunda dapat mulai latihan mind , body , and soul , misalnya dengan melakukan yoga, jalan santai, meditasi, maupun berdoa.
Panik dan cemas sering terjadi pada diri yang sedang kelelahan. Upayakan untuk mencukupi waktu tidur dengan sebaik-baiknya.
Untuk mendapatkan suasana tidur yang nyaman, Bumil dapat mengatur suhu ruangan agar tetap sejuk atau tidur dengan posisi tertentu.
Pilih makanan-makanan yang lebih sehat, seperti buah dan sayuran segar. Hindari makanan manis, berlemak, atau yang mengandung kalori kosong.
Banyak minum air putih dan bila perlu tambahkan suplemen yang mengandung vitamin dan mineral, sesuai rekomendasi dokter.
Saat otot mengendur, pikiran juga ikut lebih rileks dan nyaman. Cobalah untuk melakukan pijat relaksasi khusus untuk ibu hamil dengan menggunakan minyak aromaterapi yang memberi efek menenangkan.
Berendam air hangat diketahui dapat memberikan efek menenangkan, sehingga mampu mengurangi rasa cemas dan stres saat hamil. Jangan berendam terlalu lama, batasi hanya sekitar 10-15 menit sampai tubuh terasa lebih relaks.
Jalani kehamilan dengan perasaan yang lebih positif ya, Bun, agar Bunda lebih sehat, si Kecil yang sedang tumbuh kembang di dalam perut pun ikut sehat. Jika gejala stres semakin parah saat hamil, jangan ragu dan malu untuk mencari pertolongan dari profesional.
Sumber:
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Apakah yang dimaksud Stres itu?
Healthline. 2019. Stress and Its Effect on Your Baby Before and After Birth.
Alodokter. 2021. 8 Cara Mudah Mengatasi Stres Saat Hamil.
Kompas. 2020. Tanda-Tanda Stres Saat Hamil dan Cara Menghilangkannya.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010