main-logo

Mommy Brain: Ketika Bunda Menjadi Pelupa setelah Melahirkan

header-image-19515
author-avatar-19515

Ditinjau oleh

Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog, Psikolog Klinis

Diterbitkan 22 Agt 2022

share-icon

6460


Pernahkah Bunda mencari-cari kacamata padahal kacamata itu Bunda letakkan di atas kepala? Atau mencari-cari handphone , padahal handphone itu sedang Bunda kantongi? Apakah Bunda merasa jadi orang yang pelupa setelah melahirkan? Tenang saja, Bun. Hal ini sangat normal terjadi pada wanita, khususnya bagi ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini umum disebut dengan mommy brain .





Apa itu Mommy Brain ?









Mommy brain adalah kondisi mudah lupa yang dialami beberapa ibu setelah melahirkan. Banyak orang mengira wanita sering mengada-ngada atau sengaja saat mereka mudah lupa akan hal-hal kecil. Faktanya kondisi ini nyata dan didukung oleh sains. Penelitian menunjukkan bahwa otak seorang ibu dipengaruhi karena memiliki anak. Perubahan ini tak selalu bermakna negatif, tetapi bisa juga perubahan ke arah yang positif. 





Sebuah penelitian oleh University of British Columbia menunjukkan bahwa menjadi ibu memiliki dampak permanen pada fungsi kognitif seorang wanita. Selama kehamilan dan setelah melahirkan, otak ibu berubah.  Materi abu-abu berkurang di bagian otak tertentu selama kehamilan dan kemudian meningkat di beberapa daerah otak pasca persalinan, seiring dengan proses adaptasi sebagai ibu. 





Penyebab Mommy Brain









Peneliti menemukan bahwa mommy brain terjadi karena ibu baru sedang beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu. Tuntutan merawat bayi baru lahir yang dikombinasikan dengan kurang tidur dapat menguras otak para ibu baru. Di samping itu, para ilmuwan juga menemukan bahwa perubahan neurobiologis di otak wanita, baik selama kehamilan dan setelahnya, bisa mempengaruhi memori verbal. 





Kondisi yang umum terjadi adalah Bunda menjadi lebih fokus pada hal-hal terkait anak, sehingga sukar memperhatikan hal-hal lain. Contohnya Bunda bisa lupa meletakkan handphone atau kunci rumah, dan sebagainya, tapi Bunda ingat waktu anak untuk menyusu, jadwal imunisasi. Bunda jadi lebih memahami arti tangisan bayi dan tahu ketika anak merasa sakit atau hanya sekedar ingin diperhatikan. Dengan kata lain, otak Bunda tidak mengalami penurunan, melainkan berganti fokus perhatian. 





Cara Menangani Mommy Brain









Mommy brain tidak diketahui dapat terjadi berapa lama pada seorang ibu baru. Biasanya hal ini umum terjadi hingga beberapa bulan setelah kelahiran bayi. Setelah anak berusia sekitar 1 tahun, Bunda akan lebih terbiasa menjadi orangtua, sehingga mulai bisa membagi fokus dengan hal-hal lain. Bunda pun sudah lebih menjaga kesehatan fisik dan mulai bisa beristirahat lebih layak, yang membantu mengoptimalkan kerja otak. 





Walaupun begitu, seringkali Bunda sukar menunggu hingga anak berusia lebih besar, karena adanya tuntutan harus kembali bekerja, harus mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, ataupun tanggung jawab lain. Bila saat ini Bunda mengalami mommy brain, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk meminimalkan keluhan tersebut. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :





  • Sabar dengan perubahan yang ada




Perubahan biologis yang Bunda alami itu normal. Meski efek sampingnya cukup mengganggu, janganlah menekan diri sendiri untuk segera pulih seperti sedia kala. Pemulihan butuh waktu dan menjadi orangtua pun membutuhkan penyesuaian diri. Cobalah menerima dan bersabar menghadapi perubahan yang ada. Tidak perlu stres apalagi khawatir, karena stres akan menghambat proses kognitif, sehingga Bunda mudah lupa dan sulit berpikir. 





  •  Buat list atau catatan 




Lupa adalah hal yang wajar bagi sebagian besar ibu, bahkan bagi manusia. Cara terbaik untuk menghadapi kenyataan adalah dengan membuat banyak daftar. Bawalah kertas atau jurnal ringan untuk mencatat segala hal, seperti jadwal perjanjian, nama orang, benda-benda yang harus dibeli, dsb. Bunda juga dapat menggunakan ponsel untuk menyetel pengingat dan alarm. Kuncinya adalah catat segera apapun yang perlu Bunda ingat, agar saat Bunda lupa, tetap ada alat bantu mengingat. 





  • Bersosialisasi dengan ibu-ibu lain




Bergabunglah dengan grup ibu baru, mengobrol dengan teman-teman yang memiliki anak, atau bahkan ibu sendiri.  Mendengar cerita orang lain akan membuat Bunda tidak merasa sendirian menghadapi hal ini. Bercerita akan kondisi yang tengah Bunda alami serta tantangan-tantangan yang Bunda hadapi dapat melegakan hati. Mereka bahkan mungkin memiliki saran yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.





  • Upayakan beristirahat yang cukup




Tidur nyenyak memang hal yang sulit untuk seorang ibu baru, padahal kurang tidur akan menambah parah kondisi mommy brain. Tidak ada salahnya meminta bantuan pasangan, orang tua, atau sanak saudara lainnya untuk sesekali bergantian menjaga bayi. Hal ini bertujuan agar Bunda mendapatkan tidur yang cukup. Saat Bunda sudah beristirahat dengan cukup, maka badan Bunda akan lebih segar dan Bunda pun dapat berpikir dengan lebih jernih. Bunda juga akan lebih optimal dalam mengasuh anak serta menjalankan tugas-tugas lain. 





Menjadi ibu memang membawa banyak perubahan pada Bunda, baik secara fisik, psikis, maupun kognitif. Akan tetapi, ingatlah bahwa Bunda tak sendirian menghadapi kondisi ini. Meskipun mungkin otak Bunda tidak akan pernah kembali sepenuhnya ke otak sebelum menjadi ibu, namun otak baru yang Bunda miliki kini jauh lebih hebat dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Jadi, nikmati perubahan yang ada ya, Bun! 





BACA: 8 Tanda Ibu Butuh Healing





Sumber





What to Expect. 2021. Think You Have ‘Mom Brain’? Here’s What Happens and What to Do About It





Verywell Family. 2020. What Is Mommy Brain?


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010