main-logo

MPASI Homemade vs MPASI Fortifikasi, Mana yang Lebih Baik?

header-image-18521
author-avatar-18521

Ditinjau oleh

dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik & Konselor Laktasi

Diterbitkan 30 Mar 2022

share-icon

42744


Setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI saja sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Maka dari itu, bayi membutuhkan MPASI atau makanan pendamping ASI. Dikutip dari idai.or.id, tujuan utama pemberian MPASI 6 bulan adalah untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada bayi. 





Namun, ada banyak pro dan kontra soal MPASI fortifikasi dan homemade. Hal ini mungkin membuat banyak ibu bingung menentukan mana yang lebih baik diberikan terlebih dahulu untuk bayi mereka. 





  • MPASI fortifikasi




Dikutip dari healthline , fortifikasi sendiri diartikan sebagai makanan yang diberi nutrisi tambahan. Makanan ini dibuat untuk meningkatkan nutrisi dan menambah manfaat kesehatan karena tidak secara alami terdapat dalam makanan.





Menurut IDAI, MPASI fortifikasi atau biasa juga disebut dengan MPASI instan sangat aman untuk bayi. Jadi, Bunda tidak perlu takut memberikannya pada si kecil. 





Makanan instan dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO). Ketentuan ini meliputi standar keamanan, higienitas, dan kandungan nutrisinya. MPASI instan memang mengandung zat pengawet, tetapi masih tergolong aman bagi bayi. 





  • MPASI homemade




Berkebalikan dengan MPASI instan atau fortifikasi, MPASI homemade adalah makanan yang dibuat dari bahan-bahan alami dan dibuat sendiri di rumah. Saat ini, para dokter menetapkan jika di awal pemberian MPASI, bayi tak hanya harus makan buah atau bubur nasi saja. Namun, di dalam bubur saring sebaiknya sudah tercampur karbohidrat, lemak, dan protein. 





Lalu, saat membuat MPASI, Bunda harus benar-benar memperhatikan kebersihan dari alat makan, alat masak, serta bahan-bahan makanan bayi. Selain itu, pastikan juga daging, telur, sayur, dan masakan lainnya dimasak benar-benar matang, bukan setengah matang. 





Panduan Pemberian MPASI yang Disarankan









Dilansir dari WHO, kebutuhan energi dari makanan pendamping untuk bayi dengan asupan ASI “rata-rata” di negara berkembang adalah sekitar 200 kkal per hari pada usia 6-8 bulan. Lalu, pada pada usia 9-11 bulan bayi membutuhkan asupan 300 kkal per hari, dan 550 kkal per hari pada usia 12-23 bulan.  





Kebutuhan energi tersebut didapatkan dari berbagai jenis makanan. Daging, unggas, ikan, atau telur harus dimakan setiap hari, atau sesering mungkin. Sumber protein ini juga sangat dibutuhkan bayi agar terhindar dari berbagai masalah, salah satunya stunting. 





Menurut IDAI, setelah usia 6 bulan nutrisi yang paling sering tidak terpenuhi oleh bayi adalah zat besi (Fe). Maka dari itu, pilihan utama MPASI 6 bulan adalah sumber nutrisi tersebut yang bisa didapat dari daging, hati ayam atau sapi, dan ikan.





Selain itu, Bunda juga tak boleh lupa menambahkan karbohidrat serta lemak dalam makanan si kecil. Kemudian, buah dan sayuran yang kaya vitamin A juga harus dimakan setiap hari. 





Hindari memberikan minuman dengan nilai gizi rendah, seperti teh, kopi dan minuman manis seperti soda. Minuman seperti teh juga tidak baik dikonsumsi berlebihan karena bisa menahan penyerapan zat besi dalam tubuh. 





Mana yang Lebih Baik, MPASI Homemade atau MPASI Fortifikasi?









Banyak ibu yang bingung, untuk pemberian MPASI anak pertama apakah lebih baik diberikan MPASI homemade atau MPASI instan? 





Menurut IDAI, MPASI buatan sendiri di rumah tetap merupakan pilihan terbaik. MPASI homemade jelas lebih kaya tekstur, aroma, dan, rasa. Selain itu, kandungan gizinya jelas terjamin karena Bunda pasti memberikan yang terbaik. Namun, MPASI instan juga tidak buruk dan bisa dijadikan selingan. 





Bunda bisa mendapatkan gambaran dari ilustrasi berikut. Bayi usia 6 bulan ke atas membutuhkan asupan zat besi 11 mg/hari. ASI hanya mensuplai zat besi sekitar 2 mg sehingga sisanya perlu didapatkan dari MPASI. 





Makanan yang kaya zat besi contohnya daging sapi, hati sapi atau ayam, dan ikan harus dikonsumsi paling tidak sekitar 400 g untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian. 





Hal ini tentu sangat sulit dicapai hanya dengan makanan biasa karena kapasitas lambung bayi yang kecil. Di samping itu, banyak juga keluarga yang ekonominya kurang memadai sehingga mungkin tidak bisa makan daging sapi setiap hari. Oleh karena itu, dibutuhkan makanan yang difortifikasi kandungan vitamin dan mineralnya yaitu MPASI instan atau susu formula.





Maka dari itu, Bunda bisa menyiapkan MPASI homemade yang diselingi dengan MPASI instan. Bunda juga tidak perlu khawatir akan efek samping buruk dari makanan instan bayi karena semua sudah dijamin keamanan dan gizinya sesuai standar WHO. 





Sumber:





IDAI. 2017. Apakah makanan pendamping ASI (MPASI) komersial berbahaya buat bayi?





WHO. 2002. Complementary feeding





Healthline. 2017. Are Fortified and Enriched Foods Healthy?


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010