main-logo

Napas Bayi Berbunyi “Grok-Grok”? Ini Cara Menghadapinya

header-image-12807
author-avatar-12807

Ditinjau oleh

dr. Arnold Soetarso, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 7 Jul 2021

share-icon

1668


Tidak perlu resah bila mendengar napas bayi berbunyi saat tidur. Suara grok-grok saat bayi tertidur biasa terjadi pada bayi. Namun, tetap perlu waspada terhadap kemungkinan yang lebih serius saat napas bayi berbunyi. 





Bunyi Napas Bayi yang Normal





napas bayi berbunyi




Bayi dengan pernapasan normal biasanya bernapas sebanyak 30-60 kali semenit. Ketika terlelap, angka ini bisa turun menjadi sekitar 20 kali per menit. Namun sesekali, bayi juga bisa bernapas lebih cepat atau bahkan jeda napas sekitar 10 detik. 





Jenis suara yang normal keluar dari bayi termasuk suara seperti kumur-kumur, terjadi karena air liur yang terkumpul di bagian mulut dan tenggorokan. Suara mengendus terjadi saat bayi tidur terlelap. 





Suara cegukan juga normal terjadi saat bayi terlalu banyak atau cepat menyusui, atau menelan banyak udara. Suara seperti siul terjadi karena saluran hidung bayi masih sempit, dan normal terdengar karena hidung bayi masih sempit. 





Penyebab lain yang menyebabkan napas bayi berbunyi termasuk beberapa hal berikut:





Ada lendir





Lendir yang terdapat pada hidung Si Kecil mengganggu pernapasan Si Kecil. Karena saluran pernapasan bayi yang masih sempit dan bayi belum tahu cara mengeluarkan atau membuang lendir yang menyumbat.





Pada saat lendir turun ke tenggorokan, akan menimbulkan suara seperti “grok-grok” pada bayi. 





Laringomalasia





Kondisi ini terjadi karena kondisi abnormal jaringan di sekitar pita suara. Laringomalasia bisa menutup bukaan jalan udara saat bernapas.





Laringomalasia biasa terjadi pada bayi baru lahir, dan biasanya akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia.





Infeksi virus atau bakteri





Infeksi virus atau bakteri disertai dengan gejala napas tersengal atau napas cepat dan demam. Selain napas berbunyi, bayi dengan pneumonia akan mengeluarkan suara serak. 





Alergi





Alergi adalah kondisi saat sistem imun tubuh bereaksi terhadap hal tidak berbahaya (debu, serbuk bunga, atau makanan). Jika alergi mengenai saluran napas bawah, terjadi penyempitan saluran napas atau asma. 





Udara dingin bisa menyebabkan iritasi dan pembengkakan di saluran napas, terlebih jika udaranya kering seperti udara di ruangan ber-AC. Asap tembakau dan polusi juga jadi faktor pencetus.





Gejala Serius Penyebab Napas Bayi Berbunyi









Terkadang napas bayi yang berbunyi juga mengindikasikan gejala dari kondisi yang lebih serius, di antaranya:





Bronkiolitis





Bronkiolitis adalah infeksi saluran pernapasan bawah (paru) yang disebabkan oleh serangan virus. 





Gejala awal ditandai dengan pilek, batuk, kesulitan bernapas, hingga akhirnya bayi mengalami mengi. Umumnya, gejala bronkiolitis akan berlangsung dalam hitungan hari atau minggu. 





Asma





Beberapa bayi mungkin memiliki saluran udara yang sensitif, sehingga lebih berisiko terkena asma saat terkena pemicunya, seperti seperti debu, polusi udara, atau asap rokok. Jika sudah begitu, akan timbul batuk, sesak napas, serta napas mengi.





GERD 





GERD atau refluks asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik kembali ke arah esofagus sehingga menimbulkan rasa seperti terbakar di dada.





Cairan asam lambung bisa masuk ke paru dan menyebabkan iritasi bahkan pembengkakan pada saluran napas bayi. Hal ini yang kemudian menyebabkan mengi terjadi pada Si Kecil.





Cara Mengatasi Napas Bayi Berbunyi





napas bayi berbunyi




Berikut beberapa hal yang bisa Bunda lakukan saat napas si Kecil mengeluarkan bunyi:





Keluarkan lendir





Bila memang masalah lendir tersumbat yang menyebabkan napas bayi berbunyi, coba keluarkan lendir dengan menggunakan alat pengisap lendir.





Cara lain mengeluarkan lendir adalah dengan menelungkupkan Si Kecil sambil dipangku. Lakukan saat ibu menjemur bayi di pagi hari.





Menjaga kebersihan dan kelembapan udara





Gunakan alat pelembab udara ( humidifier ) terutama bila menggunakan AC. Jauhkan Si Kecil dari paparan polusi, asap rokok, debu, dan juga parfum.





Jaga posisi tidur Si Kecil





Selalu posisikan bayi tidur dengan posisi telentang untuk menghindari terjadinya kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).





Kapan Harus ke Dokter?









Jika si Kecil memperlihatkan tanda-tanda di bawah ini, segera hubungi atau bawa bayi ke dokter: 





  • Napas lebih dari 60 kali dalam satu menit
  • Sulit bernapas
  • Saat bernapas, otot dadanya masuk terlalu dalam dibandingkan biasanya 
  • Napas berhenti selama lebih dari 10 detik
  • Demam tinggi
  • Terjadi penurunan nafsu makan hingga berat badan bayi berkurang
  • Tidak berenergi
  • Kulitnya terlihat pucat atau berwarna kebiruan
  • Menolak minum susu
  • Mengeluarkan lendir berwarna kuning atau berbau dari hidung




Penting bagi orang tua untuk memerhatikan bagaimana si Kecil bernapas ketika tidak ada keluhan. Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi secara dini jika terjadi gangguan atau kelainan pada pernapasannya. 





Yang pasti, jika si Kecil memperlihatkan tanda kesulitan bernapas atau menunjukkan gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter. 









Sumber:





Healthline. 2020. Is My Newborn’s Heavy Breathing Normal?





Healthline. 2017. Why Is My Baby Wheezing?





Alodokter. 2019. Ini Penyebab Nafas Bayi Berbunyi dan Tindakan yang Perlu Dilakukan.





Sehatq. 2020. Napas Bayi Grok-Grok Tanda Ada Lendir di Tenggorokan, Kapan Harus Khawatir?










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010