Panduan Hamil Sehat Saat Punya Hewan Peliharaan
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp. OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 28 Mar 2024
97
Banyak orang yang menganggap hewan peliharaan sebagai anggota keluarga, bahkan terkadang hingga tidur di tempat tidur yang sama. Namun ketika sedang hamil, perempuan harus berhati-hati menghadapi hewan peliharaan ini demi menjaga kesehatan ibu dan sang bayi.
Apa yang harus dilakukan ibu yang sedang hamil dengan hewan-hewan peliharaan? Baca pemaparannya di bawah ini.
Ada berbagai jenis penyakit yang mungkin ditularkan oleh hewan peliharan. Berikut beberapa di antaranya:
Salah satu kekhawatiran yang berhubungan dengan hewan peliharaan selama hamil adalah toxoplasmosis, sebuah parasit yang bisa dibawa oleh kucing dan dikeluarkan lewat kotorannya.
Sebenarnya kemungkinan terkena toksoplasmosis untuk pertama kali selama kehamilan sangat kecil. Bahkan jika Bunda terinfeksi, ini tidak berarti bayimu pasti akan tertular. Dalam banyak kasus, infeksi tidak menyebar ke bayi. Namun meski langka, jika bayi terinfeksi toxoplasmosis pada awal kehamilan, hal ini bisa menyebabkan keguguran, bayi lahir meninggal, dan cacat bawaan.
Pada sebuah studi, bayi dengan toksoplasmosis kongenital tidak berhubungan langsung dengan adanya hewan peliharaan kucing dirumah. Hal ini dikarenakan kotoran kucing liar di lingkungan sekitar dapat mencemari makanan yang kurang bersih atau kurang menjaga kebersihan tangan saat berkebun dan membersihkan rumah.
Ini adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV). Penyakit ini biasanya disebarkan oleh tikus liar, tapi pet rodent (seperti hamster dan guinea pig) juga bisa memilikinya. LCMV ringan bisa menyebabkan gejala-gejala seperti flu, dan sebagian besar orang sembuh tanpa masalah.
Namun jika parah LCVM bisa menyebabkan kelainan saraf seperti meningitis atau kelumpuhan. Selama hamil, virus bisa tertular kepada bayi, dan bisa menimbulkan risiko keguguran, bayi lahir meninggal atau cacat bawaan.
Salmonellosis adalah sebuah infeksi bakteri dari salmonella. Selain dari makanan, bakteri ini juga bisa didapatkan dari hewan peliharaan. Yakni hewan reptil dan amfibi seperti, ular, kura-kura dan kodok.
Gejala-gejala salmonellosis saat hamil kurang lebih sama dengan orang awam—demam, diare, muntah dan sakit perut—tapi lebih berbahaya. Diare dan muntah pada ibu hamil bisa menyebabkan dehidrasi. Dan meski sangat langka, salmonellosis bisa mengakibatkan infeksi darah ( bacteremia ) atau meningitis.
Ibu yang sedang hamil juga bisa meneruskan bakteri ini kepada bayinya. Untungnya di negara kita, angka kejadian salmonelosis cukup besar diderita dari umur 12 tahun, sehingga sebelum hamil biasanya sudah memiliki kekebalan alami.
Tidak hanya penyakit yang bisa diakibatkan oleh hewan peliharaan kesayanganmu. Si kucing atau anjing yang selalu menjadi teman baikmu ini juga bisa mencakar, menggigit dan menimbulkan bahaya fisik lain. Biasanya mereka memang jinak dan menyenangkan, tapi ada kalanya hewan peliharaan menjadi agresif.
Berikut beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga kesehatan diri dan bayi saat sedang hamil.
Sumber:
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010