Penyebab dan Cara Mengatasi Morning Sickness Parah
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 21 Jul 2022
908
Mungkin Bunda pernah mendengar kisah Duchess of Cambridge , Kate Middleton, yang setiap menjalani kehamilan menderita morning sickness parah atau yg disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Begitu parahnya morning sickness yang ia derita pada kehamilan anak pertamanya, sampai ia harus mendapat perawatan di rumah sakit. Selain itu, beredar pula kepercayaan kalau ibu hamil mengalami morning sickness seperti ini, maka anaknya perempuan. Apakah benar?
Apa yang membedakan morning sickness parah dengan morning sickness biasa? Tentu saja kadarnya.
Pada morning sickness biasa, sering muncul rasa mual yang kadang-kadang diikuti dengan muntah. Gejala lainnya adalah rasa lelah dan kehilangan nafsu makan.
Biasanya, semua gejala ini menghilang pada usia kehamilan 12-14 minggu atau saat memasuki trimester kedua. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sedangkan pada morning sickness parah atau hiperemesis gravidarum, rasa mual seperti tidak kunjung pergi, membuat frekuensi muntah menjadi sering sampai empat kali sehari. Rasa mual ini membuat ibu hamil sulit untuk makan dan minum.
Hal tersebut membuat ibu hamil menderita dehidrasi juga kelelahan berat sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum juga umumnya kehilangan berat badan sampai lebih dari 5% dari berat badan sebelum hamil.
Kondisi ini tak hanya berpengaruh kepada fisik ibu hamil, tapi juga mentalnya. Ada yang menderita kecemasan dan depresi akibat hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan, bahkan trauma untuk hamil lagi.
Pada kasus hiperemesis gravidarum parah, ada ibu hamil yang memutuskan untuk mengakhiri kehamilannya karena rasa frustrasi, terutama jika tidak mendapat dukungan dari orang-orang terdekat dan tidak mendapat perawatan medis yang memadai.
Penyebab hiperemesis gravidarum masih sulit untuk ditentukan. Namun dapat terjadi karena gabungan berbagai faktor, termasuk di dalamnya adalah:
Penderita hiperemesis gravidarum kemungkinan akan dianjurkan untuk mengurangi rasa mual tanpa mengonsumsi obat, misalnya dengan minum air jahe atau konsumsi vitamin B6.
Selain itu, penderita juga disarankan untuk mencoba makan sedikit tapi lebih sering dengan jenis makanan kering. Konsumsi banyak cairan juga penting agar tidak dehidrasi.
Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum parah dianjurkan mendapat perawatan di rumah sakit agar mendapatkan nutrisi dan cairan yang kurang lewat infus. Ibu hamil juga akan mendapatkan pengobatan jika dirasa kondisi ini membahayakan dirinya dan janin.
Mungkin Bunda akan terkejut mendengar kalau hiperemesis gravidarum memang dapat meningkatkan kemungkinan Bunda mengandung bayi perempuan atau kembar.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian di Inggris terhadap 10 ribu ibu hamil yang melahirkan di James Paget Hospital.
Dari penelitian itu, diambil kesimpulan bahwa ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum lebih mungkin memiliki janin berjenis kelamin perempuan daripada ibu hamil yang tidak mengalaminya.
Fakta lainnya, walau hiperemesis gravidarum yang parah lebih banyak dialami oleh ibu hamil yang mengandung janin perempuan, tapi dampak dari kondisi ini terhadap janin lebih dirasakan oleh yang berjenis kelamin laki-laki.
Ibu hamil dengan bayi laki-laki yang mengalami hiperemesis gravidarum parah diasosiasikan dengan meningkatnya risiko bayi lahir prematur dan kematian bayi baru lahir.
Jadi, jika Bunda mengalami morning sickness , harus diperhatikan juga apakah masih dalam kadar normal atau sudah parah. Jika sudah morning sickness parah, bahkan sangat parah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan.
Sumber:
Peled, Yoav, et al (2013). Pregnancy Outcome in Hiperemesis Gravidarum--The Role of Fetal Gender. J Matern Fetal Neonatal Med. 2013 Nov;26(17):1753-7
HER Foundation. 2021. About Hyperemesis Gravidarum (HG).
NHS UK. 2019. Severe Vomiting in Pregnancy.
Healthline. 2018. Hyperemesis Gravidarum.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010