Perdarahan di Awal Kehamilan, Apakah Berbahaya?
Diterbitkan 24 Jan 2023
621
Perdarahan saat hamil memang terasa menakutkan. Setiap ibu hamil tentu saja sangat menjaga kehamilan agar tidak mengalami pendarahan. Karena pendarahan bisa saja menjadi tanda-tanda keguguran.
Namun, ternyata pendarahan di awal kehamilan tidak selalu merupakan tanda masalah dan tak selalu berbahaya. Ada beberapa kondisi yang memungkinkan Bunda mengalami pendarahan di awal kehamilan. Apa saja itu?
Meski banyak ibu hamil yang mengalami pendarahan di trimester awal dan tetap melahirkan bayi yang sehat, hal ini tetap tidak boleh dianggap sepele.
Pendarahan memang bisa menjadi gejala terjadinya masalah pada kehamilan. Namun, dengan mengetahui penyebabnya secepat mungkin, kemungkinan bayi bisa selamat dengan pengobatan. Maka dari itu, kenali beberapa hal yang bisa menyebabkan pendarahan di awal kehamilan
Bercak darah di awal kehamilan normal terjadi dalam 6-12 hari pertama kehamilan. Hal ini terjadi karena telur yang dibuahi menanamkan dirinya di lapisan rahim.
Beberapa wanita tidak menyadari bahwa mereka hamil karena mereka salah mengira pendarahan ini untuk periode yang ringan. Biasanya pendarahan hanya berupa bercak ringan dan berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari.
Bercak ringan ditandai ketika Bunda memakai panty liner, darah tidak akan memenuhinya. Di sisi lain, pendarahan menggambarkan aliran darah yang lebih besar seperti menstruasi saat hamil. Jika hal ini terjadi, Bunda harus segera memeriksakan ke obgyn untuk dilakukan USG untuk menentukan penyebabnya.
Karena keguguran paling sering terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan, kondisi ini cenderung menjadi salah satu masalah terbesar dari perdarahan trimester pertama. Namun, pendarahan trimester pertama tidak selalu berarti Anda kehilangan bayi atau keguguran. Faktanya, jika detak jantung terlihat pada USG, lebih dari 90% wanita hamil yang mengalami pendarahan di trimester pertama tidak akan mengalami keguguran.
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak tertanam di dalam rahim, melainkan di tuba falopi. Jika embrio terus tumbuh, hal itu dapat menyebabkan tuba falopi pecah, pendarahan terjadi dan dapat mengancam jiwa ibu. Meskipun kehamilan ektopik berpotensi berbahaya, itu hanya terjadi pada sekitar 2% kehamilan.
Terkadang perdarahan vagina adalah satu-satunya tanda kehamilan ektopik. Gejala lain mungkin termasuk kram yang kuat atau nyeri di perut bagian bawah. Gejala-gejala ini dapat terjadi bahkan sebelum Bunda mengetahui sedang hamil. Jika Bunda mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Obgyn) untuk penanganannya.
Ini adalah kondisi yang sangat langka di mana jaringan abnormal tumbuh di dalam rahim, bukan bayi. Meski kasus ini jarang terjadi, jaringan bersifat kanker ini dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Setiap orang memiliki kondisi kehamilan yang berbeda-beda. Ada ibu hamil yang memiliki rahim lemah, ada juga yang kuat. Untuk itu, Bunda perlu mengonsultasikan dan memeriksakan setiap kehamilan pada dokter atau bidan di dekat tempat tinggal. Namun, ada beberapa cara pencegahan yang bisa Bunda lakukan agar pendarahan di trimester awal kehamilan dapat dihindari.
Pendarahan di awal kehamilan bisa saja terjadi karena penetrasi yang terlalu dalam. Untuk itu, bila Bunda mengalami bercak, lebih baik Bunda menghindari kegiatan seks terlebih dahulu sampai beberapa hari atau menanyakan pada dokter. Kondisi rahim yang lemah, hamil kembar, mungkin membuat Bunda harus menghindari seks selama kehamilan.
Tanda-tanda kelelahan atau stres juga bisa membuat pendarahan atau bercak di kehamilan trimester awal. Bila Bunda mengalaminya, Bunda mungkin dianjurkan untuk melakukan bedrest atau istirahat total. Istirahat yang dimaksud adalah tidak melakukan pekerjaan berat, tidak naik turun tangga, atau segala sesuatu yang bisa menyebabkan kelelahan atau stres berkepanjangan.
Duduk terlalu lama di mobil, pesawat, transportasi umum, atau bahkan motor juga bisa menyebabkan pendarahan di awal kehamilan. Rahim yang lemah sangat sensitif terhadap guncangan. Selain itu, posisi duduk yang terlalu lama juga bisa menyebabkan kram atau tegang pada perut dan janin.
Memiliki asuransi kehamilan dapat memproteksi dari hal-hal yang tidak Bunda inginkan. Saat ini sudah ada asuransi kehamilan Bekal Proteksi Bunda dari Panin Dai-ichi Life yang bisa memberikan perlindungan jiwa dan risiko yang terjadi, baik dalam periode masa kehamilan hingga maksimum 30 hari setelah kelahiran. Salah satunya adalah risiko perdarahan saat hamil!
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010