Puting Tenggelam Apakah Bisa Menyusui?
Ditinjau oleh
dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi
Diterbitkan 15 Okt 2021
2726
Puting tenggelam apakah bisa menyusui? Jawabannya bisa, Bun. Namun, tidak seperti bentuk payudara lainnya, Bunda memang perlu mengupayakan beberapa hal agar proses menyusui dapat lebih lancar.
Jangan panik jika Bunda memiliki puting tenggelam. Banyak Bunda memiliki pengalaman serupa masih bisa menyusui Si Kecil, kok.
Karena pada dasarnya pada saat bayi menyusu, ia tidak hanya mengisap puting, namun juga keseluruhan areola (yang merupakan area gelap di sekitar puting). Dengan demikian, isapan bayi juga dapat membantu menstimulasi terbentuknya ASI di payudara.
Jadi jangan putus harapan jika Bunda memiliki puting tenggelam. Karena yang terpenting adalah teknik saat menyusui sudah benar.
Tetapi pada hari-hari awal, ketika mulut bayi masih kecil dan isapannya kurang efisien, puting tenggelam memang membuat Si Kecil lebih sulit untuk menyusu—terutama jika ia prematur atau tidak sehat.
Puting memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Tidak semua puting menonjol keluar dari payudara. Jumlah lemak di payudara, panjang saluran susu, dan kepadatan jaringan ikat di bawah puting berperan membentuk puting menjadi menonjol, rata, atau terbalik.
Penyebab lain terjadinya puting tenggelam termasuk kelainan sejak lahir, trauma, payudara turun, kanker payudara, infeksi, variasi genetik, ginekomastia, penurunan berat badan secara drastis, tuberkulosis.
Tingkatan puting tenggelam pada wanita terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
Namun, bentuk puting bisa berubah selama kehamilan. Puting datar misalnya, bisa terdorong keluar selama minggu pertama kehamilan atau lebih setelah bayi lahir.
Sebelum panik memiliki puting tenggelam, ada baiknya Bunda melakukan percobaan terlebih dahulu untuk meyakinkan diri apakah benar Bunda memiliki puting tenggelam.
Banyak puting akan menegang dan menonjol saat dirangsang. Jika Bunda bisa merangsang puting keluar, kemungkinan besar Si Kecil juga bisa melakukannya saat ia menyusu.
Berikut cara mengetahui apakah puting Bunda termasuk puting tenggelam atau tidak:
Jika puting benar-benar tenggelam, puting akan tertarik ke dalam payudara alih-alih terdorong keluar.
Beberapa teknik yang dapat digunakan pada payudara tenggelam sebelum menyusui untuk membentuk puting yang lebih mudah untuk dilekatkan oleh bayi adalah sebagai berikut:
Bunda dapat menggunakan pengisap dari pompa payudara untuk membantu menarik keluar puting tenggelam jika metode merangsang puting tidak berhasil.
Jika payudara sangat penuh dengan ASI, payudara akan terasa keras dan menyebabkan puting menjadi mungkin rata. Untuk membantu bayi menyusu, lembutkan payudara.
Berikut cara melakukannya:
Menarik puting dapat menolong Bunda saat menyusui dengan puting tenggelam. Caranya, pegang jaringan payudara di belakang areola dan dengan lembut menariknya kembali ke arah dada.
Untuk membantu, Bunda bisa menggunakan nipple puller . Alat ini dirancang khusus untuk menarik puting payudara tenggelam.
Sekilas bentuknya mirip alat suntik berukuran besar, namun di bagian ujungnya berfungsi untuk menarik puting sebelum disodorkan ke mulut bayi. Saat ini nipple puller banyak dijual di pasaran dengan harga yang cukup terjangkau.
Nipple shield adalah pelindung fleksibel berbentuk puting yang dipasang di atas puting dan areola ibu yang rata. Alat ini digunakan sebagai bantuan sementara untuk mendorong pelekatan.
Penggunaan pelindung puting agak kontroversial karena beberapa bukti telah menyarankan bahwa pelindung puting dapat mengurangi penyaluran ASI dan mengganggu pengosongan payudara secara lengkap.
Beberapa ahli juga khawatir bahwa pelindung puting dapat membuat bayi kecanduan, menyebabkan beberapa bayi lebih memilihnya daripada payudara ibu.
Posisi yang tidak tepat juga meningkatkan risiko kerusakan atau cedera pada payudara. Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter bila berencana menggunakan nipple shield .
Bunda bisa merangsang puting keluar dengan dengan cara putar puting dengan lembut di antara ibu jari atau menyentuh puting dengan kain dingin dan lembap.
Bunda juga dapat mencoba teknik Hoffman, yang diciptakan untuk membantu Bunda dengan puting tenggelam. Berikut cara melakukan teknik Hoffman:
Memegang payudara saat menyusui dapat membuat pelekatan pada payudara berjalan dengan benar.
Berikut dua cara memegang payudara yang bisa Bunda lakukan:
C-hold memungkinkan Bunda mengontrol pergerakan payudara sehingga dapat dengan mudah mengarahkan puting ke mulut bayi. Teknik ini juga membantu meratakan payudara agar lebih pas di mulut bayi Anda.
Untuk melakukannya:
V-hold menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk membuat bentuk seperti gunting di sekitar areola dan puting.
Inilah cara melakukannya:
Ada berbagai cara yang dapat Bunda lakukan untuk membantu pelekatan Si Kecil. Bunda dengan puting tenggelam perlu mencoba dan mempraktekkannya demi kelancaran konsumsi ASI Si Kecil.
Jika Bunda butuh bimbingan lebih lanjut, Bunda bisa menghubungi konselor laktasi atau mengikuti kelas-kelas laktasi sebelum Si Kecil lahir.
Sumber:
Healthline. 2018. 11 Tips to Ease Breastfeeding with Flat Nipples.
HaiBunda. 2020. 6 Tips Sukses Menyusui untuk Bunda Pemilik Puting Tenggelam.
Klikdokter. 2016. Puting Payudara Tenggelam, Apa Penyebabnya?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010