main-logo
header-image-12991
author-avatar-12991

Ditinjau oleh

dr. Linda Lestari, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 13 Jul 2021

share-icon

686


Rhesus atau faktor rhesus ternyata sangat berpengaruh pada keselamatan janin. Tidak seperti pada orang dewasa lainnya, rhesus negatif bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Namun bagi ibu hamil, rhesus negatif dapat berdampak buruk bila tidak segera ditangani. Mengapa hal ini bisa terjadi?





Rhesus Negatif dan Dampaknya pada Ibu Hamil





rhesus negatif




Rhesus atau faktor rhesus adalah kadar protein khusus atau antigen D pada permukaan sel darah merah. Namun, tidak semua orang memiliki protein ini pada permukaan sel darah merahnya.





Seseorang yang memiliki antigen D pada sel darah merah, berarti ia dinyatakan memiliki rhesus positif (Rh+). Sementara, jika seseorang tidak memiliki protein tersebut, berarti ia dinyatakan memiliki rhesus negatif (Rh-).





Rhesus positif lebih umum dimiliki oleh kebanyakan masyarakat dibandingkan rhesus negatif. Rhesus negatif sebenarnya tidak menjadi masalah pada orang dewasa, namun tidak pada ibu hamil. 





Perbedaan jenis darah dan rhesus pada janin tergantung pada genetika Si Kecil. Calon bayi umumnya akan memiliki golongan darah dan faktor Rh yang didapatkan dari salah satu orang tua, atau kombinasi dari kedua orang tua. Berikut ini adalah penjelasannya:





  • Ibu rhesus positif dan ayah rhesus positif, kondisi janin pasti rhesus positif tidak bermasalah
  • Ibu rhesus negatif dan ayah rhesus negatif, kondisi janin pasti rhesus negatif tidak bermasalah
  • Ibu rhesus positif dan ayah rhesus negatif, kondisi janin bisa rhesus positif atau negatif tidak bermasalah
  • Ibu rhesus negatif dan ayah rhesus positif, kondisi janin bisa rhesus positif atau negatif kemungkinan akan terjadi masalah




Kondisi terakhir, yaitu ibu rhesus negatif, dan janin positif inilah yang menjadi masalah yang disebut dengan inkompatibilitas rhesus. Perbedaan rhesus tersebut dapat menyebabkan tubuh Bunda memproduksi antibodi yang bisa merusak sel darah merah janin dan membahayakan kesehatannya. 





Namun, Bunda tidak perlu khawatir. Pada kehamilan pertama, Bunda tidak akan menghasilkan antibodi yang membahayakan Si Kecil.





Karena biasanya antibodi tubuh Bunda belum mengenali adanya rhesus positif pada janin kehamilan pertama. Namun, Bunda harus bersiap diri pada kehamilan kedua. 





Apa Yang Terjadi Bila Bunda Menghasilkan Antibodi?









Bunda yang telah terlanjur menghasilkan antibodi, misalnya pada kehamilan kedua, biasanya akan melahirkan anak dengan penyakit kuning dan anemia.





Pada saat antibodi Bunda menganggap rhesus Si Kecil adalah ancaman karena adanya perbedaan dengan rhesus Bunda, maka jumlah sel darah merah pada janin menjadi berkurang. Kondisi inilah yang  menyebabkan terjadinya anemia pada janin.





Anemia pada janin akan berkembang dan menyebabkan komplikasi yang berakibat parah seperti:





  • Penyakit kuning, yang terlihat pada mata, kulit, dan selaput lendir
  • Pembesaran pada organ hati dan limpa
  • Hydrops fetalis. Kondisi ini terjadi saat organ tubuh dari janin tidak mampu lagi menghadapi anemia yang terjadi, sehingga timbul gagal jantung. Hydrops fetalis dapat menyebabkan kematian pada janin.




Perawatan bagi Ibu dan Janin dengan Rhesus Berbeda









Jika perbedaan yang terjadi adalah perbedaan rhesus antara ibu dengan janin diketahui di awal kehamilan, dokter umumnya akan memberikan suntikan rhesus imunoglobulin saat kehamilan pertama. 





Suntikan akan diberikan dua kali, yaitu pada usia kehamilan memasuki 28 minggu, dan 72 jam sebelum proses persalinan. Suntikan ini akan bekerja dengan cara yang sama dengan vaksin. Rhesus imunoglobulin akan mencegah terbentuknya antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin, akibat perbedaan rhesus. 





Namun bila Bunda terlanjur menghasilkan antibodi karena perbedaan rhesus pada janin, biasanya akan mendapatkan tindakan seperti berikut ini:





Memberikan transfusi sel darah merah ke janin





Pada prosedur ini, jarum akan dimasukkan ke rahim lalu ke pembuluh darah pada tali pusar, untuk memberikan pasokan sel darah merah, sebagai pengganti sel darah yang rusak. Prosedur ini dapat mencegah anemia berkembang lebih parah menjadi hydrops fetalis.





Melakukan persalinan sebelum waktunya





Jika inkompatibilitas ini sudah menimbulkan komplikasi pada janin dan perkembangan paru-paru janin dianggap sudah baik, maka dokter dapat menyarankan proses persalinan untuk dimulai lebih awal. 





Bayi yang tetap menguning saat dilahirkan, biasanya akan mendapatkan perawatan fototerapi. Perawatan ini menempatkan bayi pada satu tempat dengan sinar biru untuk mengurangi penyakit kuning.





Sebelum antibodi Bunda menyerang sel darah merah Si Kecil,  ada baiknya Bunda dan suami melakukan tes untuk mengetahui rhesus yang dinamakan tes Coombs. Bila memang berbeda seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan dapat menghasilkan perbedaan rhesus antara Bunda dan janin, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan tindakan pencegahan.









Sumber:





Alodokter. 2020. Kaitan Kondisi Rhesus Ibu Hamil dengan Keselamatan Janin.





Sehatq. 2019. Bayi Beda Golongan Darah dengan Ibu, Apa Penyebabnya?





Kids Health. 2018. Rh Incompatibility During Pregnancy.





Parents. 2020. What is Rhesus Disease and How Does it Affect Pregnancy?










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010