Risiko Konsumsi Banyak Garam saat Hamil
Diterbitkan 23 Sep 2022
2868
Setiap orang butuh asupan garam untuk tubuhnya. Garam yang mengandung natrium berfungsi untuk mengatur kadar cairan, suhu, dan kadar pH tubuh.
Tanpa natrium yang cukup, otot, saraf, dan organ tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu juga untuk ibu hamil. Faktanya, natrium dalam jumlah sedang sangat penting selama kehamilan karena membantu menjaga keseimbangan normal cairan dan mineral dalam tubuh. Garam memainkan peran penting lainnya, termasuk membantu transmisi impuls saraf dan fungsi otot.
Garam beryodium sangat penting ketika Bunda sedang hamil. Yodium mendukung perkembangan otak dan sistem saraf janin yang normal. Kekurangan yodium yang parah selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi, seperti keguguran, lahir mati, dan cacat intelektual pada anak-anak.
Selain itu, jika Bunda menderita mual di pagi hari yang parah, Bunda mungkin membutuhkan lebih banyak cairan dan elektrolit (termasuk natrium) untuk mencegah dehidrasi. Namun, kelebihan garam juga tidak baik dan bisa menyebabkan masalah pada ibu hamil.
Baik Anda yang sedang hamil atau tidak, asupan garam maksimum perhari yang disarankan adalah 2.300 miligram. Takaran ini sama saja dengan sekitar satu sendok teh.
Namun, jika sebelum hamil Bunda memiliki beberapa jenis penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit ginjal, kurangi konsumsi garam perhari menjadi sekitar 1.500 miligram atau kurang.
Natrium sebenarnya ada dalam semua jenis makanan siap saji. Artinya, rata-rata orang masih mengonsumsi terlalu banyak garam.
Meski Bunda tidak sedang hamil sekalipun, mengonsumsi terlalu banyak garam bisa menumpuk penyakit dalam tubuh.
Konsumsi natrium berlebihan setiap hari menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak air. Pada akhirnya, hal ini bisa meningkatkan tekanan darah dan memaksa tubuh untuk bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Kemudian, Bunda bisa mengalami tekanan darah tinggi, stroke, gagal jantung, gagal ginjal, kanker perut, osteoporosis dan banyak lagi.
Namun, terlalu banyak garam saat hamil tak hanya menyebabkan penyakit-penyakit itu. Bunda juga mungkin akan mengalami:
Terlalu banyak garam saat hamil bisa membuat pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki. Hal ini biasa disebut edema. Meski edema normal terjadi saat hamil, mengonsumsi garam secara berlebihan bisa membuat edema menjadi makin buruk.
Kelebihan garam juga bisa membuat perut terasa lebih kembung. Bunda akan merasa sesak meski mungkin hanya makan sedikit. Akibatnya, mual dan muntah pun bisa terjadi. Tak hanya itu, nafsu makan pun bisa berkurang dan akibatnya janin akan mendapat sedikit asupan makanan yang sebenarnya diperlukan untuk pertumbuhan mereka.
Risiko lain yang bisa terjadi saat konsumsi garam berlebihan saat hamil adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko preeklamsia . Komplikasi kehamilan ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, lalu dapat menyebabkan komplikasi termasuk kelahiran prematur dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Satu studi besar menemukan bahwa wanita hamil yang makan lebih dari 3.700 miligram natrium per hari memiliki risiko 54 persen lebih besar terkena tekanan darah tinggi selama kehamilan dan 20 persen peningkatan risiko terkena preeklamsia dibandingkan mereka yang makan kurang dari 2.600 miligram natrium setiap hari.
Faktanya, natrium ditemukan di sebagian besar makanan, sayuran, susu, telur, yogurt tawar, unggas, ikan, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Artinya, Bunda sudah bisa mendapatkan asupan natrium dari sumber alami yang lebih sehat ini.
Namun, garam beryodium tetap dibutuhkan untuk janin. Maka dari itu, untuk mengontrol konsumsi garam sehari-hari, berikut tips dari kami.
Dibandingkan membeli makanan di luar atau memakan junk food yang tidak jelas berapa banyak garam yang dimasukkan ke dalam makanan, lebih baik Bunda memasak sendiri.
Bila memungkinkan, pilih bahan-bahan segar daripada yang sudah diproses. Dengan memasak makanan sendiri, Bunda bisa lebih mengontrol pemberian garam dalam setiap masakan.
Selain itu, makanan yang dimasak di rumah jauh memiliki lebih sedikit garam daripada makanan olahan dan camilan atau makanan yang dimasak di restoran.
Untuk camilan, lebih baik Bunda memilih buah, sayuran, kacang tawar, yogurt dan sejenisnya dibandingkan camilan tinggi sodium.
Ingat, bahkan makanan yang tidak terasa asin pun bisa mengandung natrium dalam jumlah yang mengejutkan. Jadi, selalu periksa label nutrisi untuk melihat seberapa banyak garam dalam suatu produk.
Setelah mengetahui bahaya dan risiko yang dihasilkan dari mengonsumsi garam berlebihan, Bunda harus lebih berhati-hati. Jangan sampai kehamilan Bunda mengalami berbagai komplikasi karena makan tidak sehat dan sembarangan. Tak lupa, usahakan untuk memasak makanan sendiri agar lebih terkontrol asupan garam yang masuk ke tubuh.
Sumber
What to Expect. 2022. How Much Salt Should You Eat During Pregnancy?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010