main-logo

Secara Medis, Perlukah Sunat Bayi Perempuan Dilakukan?

header-image-14637
author-avatar-14637

Ditinjau oleh

dr. Arnold Soetarso, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 3 Sep 2021

share-icon

14199


Topik tentang sunat bayi perempuan masih menjadi kontroversi. Kalangan medis menilai praktik ini tidak membawa manfaat, bahkan dapat membahayakan bagi bayi perempuan, sehingga tidak memiliki alasan untuk dilakukan secara medis. Namun tradisi budaya dan agama membuat praktik ini masih banyak dilakukan di berbagai belahan dunia.





Sunat Bayi Perempuan, Apa yang Dilakukan?





sunat bayi perempuan




Menurut WHO, sunat perempuan adalah tindakan menghilangkan sebagian atau keseluruhan dari genital bagian luar perempuan, atau melukai/mencederai organ-organ genitalia perempuan dengan alasan non-medis. 





Oleh karena itu, WHO dan badan-badan kesehatan dunia lainnya, sunat perempuan disebut dengan istilah mutilasi alat kelamin perempuan. 





Berdasarkan praktiknya di seluruh dunia, WHO membagi sunat perempuan menjadi empat tipe, yaitu:





  • Tipe 1: Membuang sebagian atau keseluruhan kelenjar klitoris dan/atau prepusium (kulit penutup) klitoris. 
  • Tipe 2: Membuang sebagian atau keseluruhan kelenjar klitoris dan labia minora, serta atau tanpa membuang labia majora.
  • Tipe 3: Dikenal dengan sebutan infibulasi, yaitu tindakan menutup bukaan saluran vagina dengan membuat semacam segel yang dibentuk dengan memotong atau mengubah posisi labia minora/mayora, atau dengan menjahit.
  • Tipe 4: Prosedur-prosedur lainnya yang dapat melukai genitalia perempuan dengan alasan non-medis, seperti menusuk, menindik, menggores, mengikis area genital.




Di Indonesia, praktik sunat bayi perempuan biasanya dilakukan dengan memotong atau melukai sedikit prepusium klitoris. Umumnya, praktik sunat ini dilakukan oleh dukun, pemuka masyarakat, dan seseorang yang dituakan dalam keluarga, serta ada juga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 





Manfaat Sunat Perempuan Menurut Budaya dan Agama





sunat bayi perempuan




Setiap tahunnya, ada 4 juta anak perempuan di seluruh dunia yang menjalani sunat perempuan, mulai dari bayi sampai usia 15 tahun. Berdasarkan tradisi budaya dan agama di seluruh dunia, praktik sunat perempuan ini memiliki manfaat, di antaranya:





  • Ada tradisi yang menyebutkan bahwa sunat merupakan sebuah proses yang harus dijalani seorang anak perempuan untuk menjadi dewasa kemudian menikah.
  • Pada beberapa budaya, sunat perempuan tipe 3 merupakan cara untuk menjaga keperawanan sampai perempuan tersebut menikah. Ada juga yang menyebutkan bahwa praktik tersebut menjadi cara seorang istri menjaga kesetiaan kepada suami.
  • Tradisi budaya di Afrika menyebutkan bahwa sunat perempuan merupakan praktik menjaga feminitas seorang perempuan. Caranya adalah dengan membuang klitoris (mirip penis) dan bagian genitalia lainnya yang dianggap kotor.




Potensi Masalah Kesehatan Akibat Sunat Bayi Perempuan









Kalangan medis di negara-negara maju sangat menentang dilakukannya sunat terhadap bayi perempuan. Pandangan Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah melarang anggotanya untuk melakukan sunat terhadap bayi perempuan.





Menurut WHO, membuang dan merusak jaringan di genitalia perempuan dapat memunculkan risiko kesehatan yang serius. 





Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul akibat sunat perempuan di antaranya adalah:





  • Rasa nyeri hebat
  • Perdarahan hebat
  • Pembengkakan jaringan genital
  • Demam
  • Infeksi
  • Terjadi cedera di jaringan genital
  • Masalah buang air kecil




Sedangkan risiko jangka panjang bagi perempuan yang mengalami sunat di antaranya adalah:





  • Masalah di saluran kemih
  • Masalah di vagina
  • Masalah menstruasi
  • Munculnya keloid dan jaringan parut
  • Masalah seksual




Untuk pembahasan lebih detail tentang sunat bayi perempuan secara medis, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan informasi dan saran yang sesuai kebutuhan.









Sumber:





World Health Organization. 2020. Female Genital Mutilation.





UNICEF. 2019. What is Female Genital Mutilation? 7 Questions Answered.





IDAI. 2017. Apakah Bayi Perempuan Perlu Disunat?










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010