main-logo

Setelah Melahirkan, Tali Pusar Dibuang atau Disimpan?

header-image-17609
author-avatar-17609

Ditinjau oleh

dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Diterbitkan 8 Agt 2022

share-icon

6577


Saat di dalam kandungan, tali pusar menjadi penghubung antara plasenta dan janin. Saat lahir, umumnya tali ini akan dijepit kemudian dipotong. 





Namun kini, sebelum dibuang, ada juga orang tua yang mengambil darah dari tali penghubung ini dan menyimpannya karena darah tersebut berpotensi memiliki sel punca ( stem cell ) dari bayi.  





Manfaat Tali Pusar di dalam Kandungan









Selama hamil, tali pusar memiliki peran penting dalam menyalurkan darah, baik yang berisi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke janin, maupun yang berisi karbon dioksida dan limbah dari janin ke plasenta. Tubuh Bunda akan memproses karbon dioksida di paru-paru, sementara limbah lainnya di ginjal.





Biasanya tali ini mulai terbentuk pada usia kehamilan empat minggu, seiring dengan terbentuknya plasenta. Setelah terbentuk sempurna, umumnya tali pusar akan memiliki diameter sekitar 2,5 cm dan panjang 51 cm.





Di tali penghubung ini kemudian terbentuk satu vena yang membawa darah yang kaya nutrisi dan oksigen ke janin, serta dua arteri yang membawa darah yang mengandung karbon dioksida dan limbah dari janin. Kedua pembuluh darah ini terbungkus oleh jel bantalan yang disebut dengan Wharton’s jelly untuk melindunginya.





Ada beberapa kelainan yang dapat terjadi di tali pusar selama kehamilan. Ada kelainan yang terdeteksi saat hamil lewat USG, tapi ada juga yang baru terdeteksi setelah Bunda melahirkan. 





Pemeriksaan kehamilan secara rutin akan membantu mendeteksi jika ada kelainan sehingga bisa dilakukan penanganan. 





Apa yang Terjadi dengan Tali Pusar Saat Bunda Melahirkan?









Setelah bayi lahir, biasanya tali pusar akan dijepit dekat dengan pusar bayi, kemudian dipotong. Plasenta dan sisa tali yang masih berada di rahim kemudian akan keluar dengan sendirinya sekitar 5-30 menit kemudian lewat vagina.





Bunda tak perlu khawatir proses penjepitan dan pemotongan akan menyakiti bayi dan Bunda, karena di tali ini tidak terdapat jaringan saraf sehingga tidak terasa nyeri. 





Setelah dipotong, di pusar bayi akan tertinggal sedikit sisa tali pusat yang setelah sekitar dua minggu akan lepas dengan sendirinya dari pusar.





Saat ini ada praktik yang disebut dengan delayed cord clamping atau penundaan penjepitan tali pusar. Hal ini dilakukan untuk menunda penjepitan dan pemotongan tali pusar agar darah dari plasenta masih dapat mengalir ke bayi walau ia telah dilahirkan. 





Saat darah masih mengalir dari plasenta ke bayi, maka volume darah di tubuh bayi dapat meningkat sampai sepertiganya. Selain itu, kandungan zat besi di darah yang mengalir dari plasenta juga akan menambah simpanan zat besi di darah bayi.





Bayi yang baru dilahirkan biasanya baru belajar bernapas. Asupan darah dari plasenta yang kaya oksigen selama beberapa menit setelah dilahirkan akan membantu bayi proses bernapas ini. Setelah itu, darah yang mengandung karbon dioksida masih akan dialirkan ke tubuh Bunda.  





Selama ini, delayed cord clamping umumnya dilakukan selama 25 detik sampai 5 menit setelah bayi dilahirkan. Namun baru-baru ini WHO menyarankan penundaan ini dilakukan paling tidak 1-3 menit setelah bayi dilahirkan untuk memastikan bayi benar-benar mendapatkan manfaatnya. 





Menyimpan Darah dari Tali Pusar





bayi terlilit tali pusar




Praktik lain yang dilakukan sehubungan dengan tali pusar adalah menyimpan darah tali pusar bayi. Hal ini dilakukan karena di dalam darah tersebut terdapat sel-sel punca yang nantinya akan bermanfaat bagi bayi, termasuk membantu penyembuhan penyakit dan memperbaiki kerusakan sel-sel di dalam tubuhnya.





Jika ingin menyimpannya, maka darah dari tali pusar bayi harus diambil dalam kurun waktu 30-60 detik setelah bayi lahir. Jumlah darah yang diambil bervariasi, tapi umumnya adalah sekitar 40-60 ml. 





Perlukah Bunda menyimpan darah si Kecil yang diambil dari tali pusat? Semua itu tergantung kepada keputusan Bunda dan pasangan. 





Menurut fakta, kemungkinan seseorang menggunakan darah ini dalam hidupnya berkisar dari 1:400 sampai ke 1:200.000. Selain itu, darah ini hanya bisa disimpan maksimal selama 15 tahun.





Jika dalam keluarga ada riwayat penyakit atau kelainan yang dapat diatasi dengan penggunaan sel-sel punca, maka penyimpanan darah ini mungkin bisa Bunda lakukan. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan bagaimana baiknya. 





Sumber:





Baby Center. 2021. Your Baby’s Umbilical Cord





Alodokter. 2019. Apakah Menunda Pemotongan Tali Pusat Bayi Benar-Benar Bermanfaat?





Grow by Web MD. 2021. Should You Bank Your Baby’s Cord Blood?






Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010