main-logo

Sindrom Kematian Bayi Mendadak: Dapatkah Dicegah?

header-image-15117
author-avatar-15117

Ditinjau oleh

dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, Dokter Spesialis Anak

Diterbitkan 23 Sep 2021

share-icon

1009


Sindrom kematian bayi mendadak adalah faktor utama terjadinya kematian pada bayi usia di bawah 1 tahun. Itulah sebabnya kondisi ini menjadi salah satu momok bagi para orangtua baru. 





Namun, untungnya ada banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak ini.





Penyebab Sindrom Kematian Bayi Mendadak





sudden death infant




Sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) adalah kematian mendadak bayi saat sedang tidur. SIDS merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak berusia 1 bulan hingga 1 tahun. 





Saat SIDS menyerang, bayi tidak terlihat menderita atau sakit. Mereka juga tidak menangis.





Banyak dokter dan peneliti sekarang percaya bahwa sindrom ini disebabkan oleh kelainan otak. Kelainan ini menyebabkan otak tidak memiliki kemampuan memberikan peringatan saat bayi mengalami gangguan pernapasan untuk segera bangun dan bergerak. 





Ketika kampanye “ Back to Sleep ” dimulai pada 1994, jumlah kematian akibat SIDS langsung menurun drastis. Menurut penelitian, kemungkinan SIDS terjadi hingga 12,9 kali lipat pada bayi yang tidur tengkurap dibandingkan dengan yang telentang. 





Apa bahayanya tidur tengkurap? Posisi tidur tengkurap dan miring berisiko membuat bayi menghirup kembali karbon dioksida yang dikeluarkan saat bernapas.





Hal ini menyebabkannya karbon dioksida menumpuk di tubuhnya dan menurunkan level oksigen. Kondisi ini akhirnya bisa berpotensi menyebabkan bayi mati lemas. 





Itulah sebabnya, bayi tidur dengan posisi tengkurap dan miring sangat tidak direkomendasikan oleh para ahli. 





Selain itu, bayi yang tidur telungkup cenderung memiliki periode tidur yang lebih lama dan nyenyak. Sehingga cenderung tidak cepat bangun atau berganti posisi jika saluran pernapasannya terblokir saat tidur. 





Tidak hanya itu, bayi yang tidur tengkurap juga lebih mungkin mengalami kepanasan, penurunan tekanan darah drastis dan kehilangan kemampuan mengontrol detak jantung. Ini semua meningkatkan risiko mengalami SIDS.





Selain itu, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, terpapar asap rokok, menjadi juga bisa menjadi faktor pemicu meningkatnya risiko SIDS.





Dari data, SIDS terjadi pada bayi berumur di bawah 1 tahun dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Penyebabnya masih belum diketahui dengan jelas.





Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal SLEEP menduga bahwa hal ini bisa jadi disebabkan karena ibu cenderung menenangkan bayi laki-lakinya dengan menidurkan mereka dalam posisi tengkurap. 





Cara Menurunkan Risiko Terjadinya SIDS





posisi tidur bayi




Mungkin terdengar menakutkan, tapi SIDS tidak bisa diprediksi dan tidak memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Namun, Bunda dapat melindungi si Kecil dengan menghindari faktor-faktor risikonya, di antaranya:





Perhatikan posisi tidur bayi





Jangan pernah menidurkan bayi dalam posisi tengkurap atau miring. Posisi ini berisiko sangat tinggi mengakibatkan SIDS. Selain mencegah SIDS, tidur terlentang juga memungkinkan bayi menghirup udara segar dan tidak merasa kepanasan.





Jangan khawatir bila bayi dapat berguling sendiri. Karena pada saat bayi sudah bisa berguling, otaknya telah berkembang dan memperingatkan bayi bila terjadi gangguan pernapasan.





Kemampuan motorik bayi juga sudah berkembang untuk dapat melakukan sesuatu bila terjadi gangguan pernapasan, misalnya bergeser ke posisi yang lebih nyaman atau menangis.





Permukaan kasur yang rata 





Untuk dapat mengurangi risiko SIDS, Bunda perlu yakin betul bahwa kasur yang digunakan Si Kecil memiliki permukaan yang rata. Kasur juga tidak boleh terlalu empuk, yang dapat menyebabkan bayi dapat tenggelam.





Singkirkan barang dari tempat tidur bayi





Selimut, bantal, mainan, ataupun barang lainnya yang berada di dalam keranjang bayi memberikan risiko terjadinya SIDS. Bunda dapat mulai memberikan selimut pada bayi setelah ia berumur setahun.





Atur suhu ruangan





Atur suhu ruangan agar cukup adem dengan pendingin ruangan, atau buka jendela sehingga angin dapat berhembus dan membuat ruangan tidur lebih nyaman.





Pertimbangkan bayi tidak tidur bersama orangtua





Posisi tidur paling aman bagi bayi adalah tidur sendiri di ruangan yang sama dengan orangtua. Tidur di tempat tidur yang sama dengan orangtua akan memberikan risiko bayi tenggelam oleh selimut orangtua, atau terkena dorongan yang tidak disengaja.





Bayi juga memerlukan ruang tidur yang cukup sehingga ia dapat bebas terlentang. 





Beri ASI





Menyusui bayi terbukti dapat menurunkan risiko SIDS pada bayi sebesar 50 persen. ASI dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi yang dapat meningkatkan risiko SIDS. Menyusui bayi sebelum tidur juga dapat membuat bayi cepat terlelap.





Jangan berikan madu





Bayi di bawah usia 1 tahun bisa terkena botulisme dan bakteri lain jika mengonsumsi madu. 





Hindari rokok





Merokok, minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang ketika sedang hamil atau setelah bayi lahir bisa meningkatkan risiko SIDS.





Begitu juga jika bayi terpapar dengan asap rokok, bahkan ketika ibu tidak merokok. Hal yang sama juga berlaku untuk asap rokok elektronik. Jadi, lebih baik menjauhkan bayi dari hal-hal ini. 





Gunakan empeng saat tidur





Empeng bisa mengurangi risiko SIDS, tapi jika bayi menolak menggunakannya jangan dipaksa ya, Bun. Jika Bunda menyusui, tunggu sampai bayi berusia 3 hingga 4 minggu untuk memperkenalkan empeng. 





Kapan Bunda Tidak Perlu Khawatir Lagi tentang SIDS?





sunat bayi perempuan




Dalam satu tahun pertama masa hidupnya merupakan periode tertinggi bayi mengalami SIDS. Semakin bertambah usianya, maka risikonya semakin menurun.





Mayoritas kasus SIDS terjadi sebelum usia 4 bulan, dan sebagian besar sebelum 6 bulan. 





Meski begitu, Bunda tidak perlu ketakutan dan khawatir berlebihan terhadap SIDS, bahkan di tahun pertama usianya. Pastikan saja Bunda sudah menerapkan pola tidur yang aman untuk si Kecil. 





Satu hal yang pasti: sistem pernapasan bayi masih terus berkembang, sehingga polanya berbeda dengan orang dewasa.





Contohnya, kecepatan bernapas bayi baru lahir saat tidur akan berbeda saat dia bangun. Kecepatannya melambat saat dia tidur, yakni 30 hingga 40 napas setiap menit—dibandingkan 40 hingga 60 napas per menit saat bangun. 





Namun, jika Bunda mendapati gejala-gejala yang tidak wajar, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak. 





SIDS atau kematian bayi mendadak memang mengerikan. Tidak ada cara yang 100% menjamin bayi terbebas dari SIDS. Oleh karena itu, antisipasi dan cegah kondisi ini sebisa dan sedini mungkin.









Sumber: 





American Academy of Sleep Medicine. 2010. A SIDS surprise: Study finds that infant boys are more easily aroused from sleep than girls. https://aasm.org/a-sids-surprise-study-finds-that-infant-boys-are-more-easily-aroused-from-sleep-than-girls/





What to Expect. 2020. What You Should Know About Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).





Parents. SIDS Prevention Strategies Every Parent Should Know.





Alodokter. 2021. SIDS atau Kematian Mendadak pada Bayi, Lindungi Si Kecil dari Kondisi Ini.










Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010