Time-Out untuk Anak: Efektif atau Tidak?
Diterbitkan 10 Agt 2021
1161
Time-out merupakan metode yang dipakai oleh banyak orang tua untuk mendisiplinkan anak. Namun apakah efektif dan baik untuk perkembangan anak? Ini penjelasannya.
Time-out ini awalnya dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai sebuah metode untuk membentuk perilaku anak, sebagai alternatif mendisiplinkan anak dengan tidak menggunakan hukuman fisik (kekerasan).
Saat time-out , orang tua meminta anak untuk duduk diam dan tidak menyertakan anak dari kegiatan atau orang-orang yang ada di sekitarnya.
Harapannya, anak dapat merenung dan merefleksikan kesalahan yang telah mereka lakukan. Tampaknya efektif dan efisien untuk dilakukan ya. Namun, apakah benar demikian?
Banyak kritikan terhadap metode time-out , yang ketika dilakukan secara tidak tepat justru berpotensi memberikan dampak negatif pada anak. Misalnya saja, ketika orang tua menggunakan time-out sebagai metode hukuman dan bukan sebagai metode untuk mengajarkan sesuatu pada anak.
Bayangkan saja ketika anak Anda yang berusia dua tahun menunjukkan tantrum, lalu Anda minta dia untuk diam di suatu ruangan atau pojokan tanpa Anda ajak bicara, dan Anda berharap anak dapat merefleksikan kesalahannya? Rasanya sulit, ya.
Di usia tersebut anak belum bisa dapat dengan mudah mengambil insight atas perbuatannya.
Dampak lain dari time-out adalah perasaan malu dan tertolak karena anak merasa diisolasi dari orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Apalagi jika setelah time-out orang tua tidak memberikan penjelasan apa-apa.
Lantas, apakah time-out sama sekali tidak bisa digunakan? Pada prinsipnya, ada hal-hal positif yang masih dapat kita ambil dari metode time-out , selama kita melakukannya dengan tujuan dan cara yang tepat.
Time-out lebih efektif digunakan untuk anak berusia antara 3–8 tahun. Pada usia ini, anak diharapkan sudah mulai memahami konsekuensi dari perilaku negatif yang ia lakukan. Misalnya saja, anak usia pra sekolah yang mengamuk karena tidak diijinkan meminjam mainan temannya.
Time-out tidak harus dilakukan secara lama untuk bisa menjadi efektif. Untuk anak berusia 3 tahun, maksimal waktunya adalah 3 menit, dan 5 menit untuk anak berusia 6-8 tahun
Anda dapat menggunakan pojok ruangan sebagai tempat untuk anak menenangkan diri, bukan hanya untuk anak tapi juga untuk Anda.
Keluarga dapat menamainya dengan pojok tenang, sehingga tetap menimbulkan kesan positif bagi seluruh anggota keluarga. Pastikan selama time- out Anda tetap dapat mengawasi anak dan memastikan bahwa ia tetap dalam kondisi yang aman.
Time-out efektif digunakan untuk perilaku negatif yang tampak jelas, misalnya saja merebut mainan, berteriak, melempar mainan, dan lain sebagainya. Lakukan secara konsisten, sehingga anak dapat benar-benar paham akan hubungan dari time-out dan perilaku negatifnya.
Time-out akan menjadi sesuatu yang sia-sia jika anak tidak dapat memahami kenapa ia harus duduk dengan tenang dan diam. Anda dapat mengenalkan dan menjelaskan tentang aturan time- out pada anak.
Usahakan melakukan itu dalam keadaan tenang. Anda juga dapat menggunakan metode cerita, misalnya menggunakan boneka.
Setelah time-out selesai, Anda juga dapat mengajak bicara anak dengan lebih tenang, untuk mengingatkan kembali mengapa ia mendapat time-out , dan perilaku apa yang seharusnya ia tampilkan. Beri anak kesempatan untuk melakukan perilaku yang sesuai/tepat.
Ditulis oleh: Tim Psikolog dari Rumah Dandelion
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010