main-logo

Tips Menghadapi Bayi Rewel Saat Menyusui

header-image-11956
author-avatar-11956

Ditinjau oleh

dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Diterbitkan 7 Jun 2021

share-icon

38


Biasanya, bayi akan tenang bahkan mengantuk selesai menyusui. Namun, pada beberapa kasus, bayi masih saja rewel dan menangis setelah kenyang menyusui. Apa yang menyebabkan bayi merasa tidak nyaman?





Penyebab Bayi Rewel Saat Menyusui





bayi rewel saat menyusui




Bayi akan menangis bila merasa lapar, ingin BAB, atau mengantuk. Namun, bila ketiga hal ini sudah tercukupi, apa faktor lain yang menyebabkan bayi masih menangis:





Aliran ASI





Perhatikan aliran ASI saat Si Kecil menyusui. Seringkali ibu memiliki aliran ASI yang terlalu deras dan cepat yang ditandai dengan bayi batuk atau tersedak saat awal menyusu.





Untuk mengatasi ini, ibu disarankan untuk menyusui dengan posisi IMD, yaitu dengan posisi berbaring setengah duduk dan meletakkan bayi di atas dada ibu. Hal ini akan mengurangi aliran ASI yang terlalu deras karena melawan gravitasi.





Selain itu, dapat juga disiasati dengan memerah ASI terlebih dahulu sebelum mulai menyusu, sehingga aliran ASI yang keluar tidak terlalu deras. 





Bayi yang menekan dan meremas payudara dapat menandakan aliran ASI yang lambat. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan kompresi payudara saat menyusui.





Kompresi payudara saat menyusui dapat meningkatkan aliran ASI yang keluar dari payudara.





Perut bergas





Pelekatan pada saat menyusui yang tidak tepat dapat menyebabkan masuknya udara yang berlebihan pada lambung dan saluran cerna bayi. Hal inilah yang bayi mengalami kembung dan akhirnya menangis karena merasa tidak nyaman. 





Untuk mengatasi hal itu, pastikan pelekatan bayi ke payudara sudah tepat. Jika pelekatan belum baik yang ditandai salah satunya dengan adanya suara berdecak-decak saat bayi menyusu, lepaskan mulut bayi dari payudara dan ulangi lagi pelekatan hingga benar.





Sendawakan bayi setelah menyusui. Susui si Kecil sebelum ia lapar agar lebih mudah memposisikan bayi untuk melekat dengan benar.





Gumoh





Gumoh sebenarnya normal dan biasanya terjadi bila bayi minum susu terlalu banyak. Selain itu, gumoh juga bisa dipicu oleh udara yang masuk ke lambung bayi ketika ia menyusu. 





Untuk mencegahnya, posisikan tubuh bayi sedikit lebih tegak saat ia menyusu, sendawakan bayi setelah menyusu, dan gendong bayi dalam posisi tegak selama 30 menit setelahnya. Jangan langsung mengajaknya bermain atau merebahkannya.





Kolik





Kolik merupakan kondisi ketika bayi menangis tanpa sebab yang jelas dan biasanya dialami oleh bayi berusia kurang dari 3 bulan.





Salah satu cara yang mudah dan cepat untuk meredakan rasa sakitnya adalah dengan menggunakan teknik mengayuh sepeda. 





Baringkan bayi dengan posisi wajah menghadap ibu. Genggam telapak kaki bayi menggunakan kedua telapak tangan.





Luruskan kaki bayi, lalu secara perlahan dorong hingga lututnya tertekuk. Lakukan hal yang sama dengan kaki bayi yang lainnya hingga menyerupai gerakan mengayuh sepeda.





Tumbuh gigi





Tumbuh gigi merupakan proses yang normal namun dapat menyakitkan dan membuat bayi merasa tidak nyaman, sehingga terus-menerus rewel meski sedang disusui. Ibu akan menyadari kondisi ini saat mereka menggigit puting. 





Salah satu cara mengatasinya ini adalah dengan memberikan bayi teether yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam kulkas. Sensasi rasa dingin saat bayi menggigit teether tersebut akan meredakan rasa sakit atau tidak nyaman pada gusinya.





Solusi Mengatasi Bayi Rewel









Bunda mungkin merasa putus asa jika si Kecil sering kali rewel setelah menyusui. Untuk meredakannya, Bunda bisa melakukan beberapa hal ini:





Beri pelukan





Bayi rewel dan menangis tidak lain adalah karena ia merasa tidak nyaman. Hal pertama yang bisa Bunda lakukan saat Si Kecil menangis adalah memberikan kenyamanan dengan pelukan hangat. 





Selama sembilan bulan bayi merasa nyaman dalam kandungan, dan saat ia lahir, Bunda dapat menenangkan Si Kecil dengan membuat ia merasakan kembali akan kenyamanan saat dalam kandungan.





Upayakan untuk melakukan skin-to-skin contact yang dapat menghasilkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan bayi.  





Fleksibel saat menyusui





Pada saat berusia 2 hingga 6 minggu, bayi cenderung menyusui 8 sampai 12 kali dalam sehari. Lambat laun, jarak antar sesi menyusui ini akan bertambah jarang seiring pertumbuhan bayi. 





Saat menginjak usia 3 hingga 6 bulan, bayi tidak akan menyusu sesering sebelumnya. Perubahan asupan menyusui ini dapat menjadi gambaran untuk ibu mengenai asupan si Kecil yang beragam, dan tidak terlalu mengikuti satu aturan menyusui tertentu.





Perdengarkan white noise





Tidak semua bayi menyukai tidur dalam keadaan tenang. Pada saat dalam kandungan, ia telah terbiasa mendengarkan beragam suara seperti suara air ketuban, detak jantung ibu, dan sebagainya. 





Coba rekam beberapa jenis suara pada ponsel dan putar dengan suara pelan sebagai pengiring tidur Si Kecil.





Gendong bayi





Dekap bayi Anda dengan mantap, lalu ayunkan secara perlahan dengan gerakan ke arah kiri dan ke kanan badan bayi. Lakukan sambil menyanyikan lagu dengan lembut hingga bayi tenang dan tertidur.









Sumber:





Halodoc. 2021. Ketahui 5 Penyebab Bayi Menangis saat Menyusui.





Ayahbunda. Trik Mendiamkan Bayi Menangis.





Parents. 2019. 7 Breastfeeding Tips for Fussy-at-the-Breast Babies.





Breastfeeding Support. 2021. The Fussy Breastfeed Bay.





Alodokter. 2021. Kolik pada Bayi Ditandai dengan Tangisan Berjam-jam.






Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010